NEWSROOM.ID, Jakarta – Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) yang rencanakan akan di bangun di Indonesia mulai terlihat titik terangnya, mengingat semakin menipisnya bahan bakar fosil yang tersedia di alam.
Direktur Jenderal Energi Baru, Terbarukan, dan Konservasi Energi (EBTKE) Dadan Kusdiana menjelaskan, Indonesia saat ini sudah mulai beralih transisi dari energi fosil menuju energi terbarukan sesuai dengan amanat Kebijakan Energi Nasional (KEN) dan Rencana Umum Energi Nasional (RUEN).
“Saat ini, porsi Energi Baru Terbarukan (EBT) dalam Bauran Energi Nasional sudah mencapai 11,5% dan akan menuju 23% pada tahun 2025 sesuai dengan amanat KEN dan RUEN,” kata Dadan melalui pesan singkat saat di konfirmasi Lensabangkabelitung.com pada Selasa, 25 Januari 2022.
PLTN dipilih menjadi Energi Baru karena memiliki efisiensi termal yang setara dengan Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) baru dan merupakan pembangkit base load yang dapat mendukung keandalan pasokan listrik di masa mendatang.
PLTN adalah sebuah pembangkit daya thermal yang menggunakan satu atau beberapa reaktor nuklir sebagai sumber panasnya. Prinsip kerja sebuah PLTN hampir sama dengan sebuah Pembangkilt Listrik Tenaga Uap, menggunakan uap bertekanan tinggi untuk memutar turbin. Putaran turbin inlah yang diubah menjadi energi listrik. Perbedaannya ialah sumber panas yang digunakan untuk menghasilkan panas.
Pada tahun 2049 nantinya PLTN Pertama di Inonesia akan mulai dioperasikan, namun rencana pembangunan dan lokasinya hingga kini masih belum diungkapkan oleh KESDM.
“Sesuai dengan roadmap Net Zero Emission (NZE) 2060 yang disusun oleh Kementerian ESDM, PLTN pertama akan mulai beroperasi pada 2049. Secara umum, setidaknya diperlukan waktu 10 tahun sebelum PLTN pertama beroperasi 2049. Namun demikian, rencana pembangunan dan lokasinya dimana, masih menunggu keputusan eksekutif untuk Go Nuclear dan terbentuknya Organisasi Pelaksana Program Energi Nuklir (NEPIO),” jelas Dadan.
Meningat kecelakaan PLTN yang sebelumnya terjadi di Chernobyl pada 1986 dan Fukushima pada 2011 membuat sebagian orang takut dengan PLTN. Danan mengungkapkan, standart keselamatan PLTN sesuai dengan International Atomic Energy Agency (IAEA).
“Standar keselamatan PLTN saat ini telah ditingkatkan dan Indonesia akan memastikan teknologi PLTN yang dipilih memenuhi standar keamanan dan keselamatan internasional sesuai guideline IAEA,” jelasnya. (LBY)