NEWSROOM.ID, Jakarta – Indonesia merupakan negara yang kaya akan sumber daya alam, namun sayangnya tidak berpengaruh signifikan terhadap perkembangan peradaban bangsa Indonesia. Hal tersebut disampaikan oleh direktur operasi PT Thorcon Power Indonesia, Bob S. Effendi.
Menurut Bob peradaban Indonesia saat ini masih berada pada peradaban 2.0 karena ekonomi Indonesia masih mengandalkan SDA.
“Karena ekonomi Indonesia masih mengandalkan SDA, tidak mensejahterakan rakyat istilah lainnya adalah natural resource curse (kutukan sumber daya alam).
Negara kaya di dunia adalah mereka yang mengembangkan nilai tambah dari SDA, tidak sebatas keruk dan jual. Tidak ada nilai tambah secara ekonomi” terangnya pada podcast yang dirilis channel NEWSROOM, Jum’at (1/4/2022).
Semangat revolusi industri 4.0 di Indonesia yang sering dilayangkan pemerintah maupun stakeholder lainnya menjadi satu perhatian dan evaluasi untuk terus dikembangkan secara merata di seluruh wilayah yang ada di Indonesia.
“Revolusi industri di Indonesia tidak bisa dikatakan 4.0 secara merata, karena perkembangan revolusi industri 4.0 ini hanya berpusat di Jakarta, tidak di seluruh daerah di Indonesia,” ungkap Bob.
Hal yang harus diperhatian untuk meningkatkan peradaban bangsa Indonesia adalah sebuah transisi di berbagai bidang, salah satunya energi. Sejalan dengan cita-cita Indonesia untuk menuju netral karbon atau net zero emission di tahun 2060.
“Bangsa kita akan kayak gini – gini aja. Jalan keluar satu satunya adalah tidak ada solusi selain nuklir kalau kita ingin menuju net zero emission dan energy sustainable. Peradaban Indonesia akan berubah forever (selamanya)!” terang Bob.
Nuklir menjadi salah satu pilihan energi baru dan terbarukan yang bisa dimanfaatkan sebagai pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN). Bob S Effendi adalah bagian dari perusahaan yang berani menawarkan diri untuk berinvestasi dalam pembangunan dan pengembangan PLTN di Indonesia, perusahaan itu dari Amerika yang bernama Thorcon International.
“2016 saya bergabung bersama perusahaan Thorcon International dari Amerika dan masuk ke Indonesia pada tahun 2018 dengan nama Thorcon Power Indonesia” kata Bob.
Trade marknya menawarkan kepada pemerintah Indonesia untuk membangun dan mengembangkan PLTT (pembangkit listrik tenaga thorium) dimana pembangkit listrik ini memiliki biaya yang murah dibandingkan batu bara, dengan harga jual listrik bersaing dengan batu bara. Total investasi yang akan dilakukan sebesar 17 T.
Dikabarkan Thorcon Power Indonesia sudah berkomunikasi dengan presiden melalui watimpres komite ekonomi dan industri nasional, yang mana bertugas memberikan policy brief kepada presiden dan Bob diangkat menjadi anggota pokja energi dan pertambangan untuk melakukan kajian.
“Kajian mulai dilakukan sejak 2018 bersama Kementerian ESDM kemudian mendapat rekomendasi dari balitbang ESDM untuk berkoordinasi dengan kemenko maritim dan investasi. Hasil kajian dari sisi keselamatan bahwasannya dianggap tingkat keselamatan tinggi, kejadian Fukushima dan Chernobyl tidak akan terjadi,” jelas Bob S. Effendi. (BYU)