Komisi VII Ingatkan Industri Batu Bara untuk Sadar Transisi Energi Bersih Menuju Nett Zero Emission

- Redaksi

Rabu, 19 Oktober 2022

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

NEWSROOM.ID, Banjarbaru – Sejalan dengan rencana pemerintah mewujudkan Nett Zero Emission (NZE) pada tahun 2060 dan kesadaran tentang pentingnya pengelolaan lingkungan dan pembangunan berkelanjutan, transisi energi ke energi bersih dan pemanfaatan energi baru terbarukan (EBT) kini menjadi salah satu isu penting yang tengah mendapatkan perhatian serius berbagai negara dunia termasuk Indonesia.

Terkait hal itu, Ketua Komisi VII DPR RI Sugeng Suparwoto mengingatkan PT Adaro Indonesia yang bergerak di industri batubara mengenai pentingnnya energi bersih.

“Segala sesuatunya harus mencapai cita-cita pembangunan berkelanjutan, lantas kita Ingatkan juga bagi Adaro sebagai produsen bahwa batubara adalah energi fosil yang tidak lagi boleh menjadi energi primer langsung bagi kepentingan Indonesia,” kata Sugeng dinKunjungan Kerja Komisi VII DPR RI dengan PT Adaro Indonesia, di Kota Banjarbaru, Provinsi Kalimantan Selatan pada Jumat, 14 Oktober 2022.

Sebagai jenis energi fosil, Batubara sebenarnya masih dapat dikembangkan menjadi energi bersih apabila dimanfaatkan sebagai energi sekunder satunya seperti melalui metode gasifikasi untuk mengolah batubara menjadi Dimethyl Ether (DME).

Sugeng mendorong agar produsen batubara kedepannya dapat segera mengembangkan sebagai sumber energi bersih, mengingat pemerintah saat ini juga terus berupaya mendorong pengembangan batubara sebagai energi sekunder melalui hilirisasi batubara.

“Pemanfaatan energi fosil termasuk batubara ini harus segera dilakukan dengan skema atau metode-metode lain, nggak lagi nanti batubara menjadi energi primer langsung yang dibakar untuk menggerakkan turbin untuk menghasilkan listrik seperti hari ini,” katanya.

Menurutnya, tidak memungkiri bahwa potensi cadangan batu bara Indonesia yang cukup melimpah, membuat negara sangat bergantung pada pemanfaatan sumber daya tersebut untuk memenuhi kebutuhan energi nasional.

“Kita sama-sama tahu bahwa Indonesia memang masih sangat tergantung pada batubara hari ini, dimana dari sekitar 73 gigawatt (GW) kapasitas pembangkit listrik seluruh Indonesia itu kurang lebih 62 persennya adalah PLTU batubara,” jelasnnya.

Ditambahkannya, jika dibandingkan dengan energi fosil, tingkat pemanfaatan EBT sebagai sumber energi di Indonesia saat ini masih berbanding terbalik. Pemanfaatan EBT sebagai sumber energi pembangkit listrik di Indonesia saat ini masih sangat sangat minim.

”Terlebih kalau kita lihat dari sisi energi baru terbarukan sebagaimana menjadi keharusan ke depan, Saat ini pemanfaatan EBT sebagai sumber energi utama pembangkit listrik baru mencapai 11,8 sampai 12 persen, yang berarti 88 persennya masih berasal dari energi fosil,” katanya.

Melihat hal tersebut, sugeng mengatakan pihaknya akan terus mendorong upaya pemerintah dalam melakukan percepatan transisi energi dari fosil ke EBT, serta mendukung komitmen pemerintah yang akan mengangkat dan fokus membahas isu tersebut pada Presidensi G20 yang akan dilaksanakan di Bali, November mendatang.

“Kita bersyukur melalui kepemimpinan Indonesia sebagai tuan rumah pada presidensi G20, pemerintah akan memberi perhatian lebih terhadap tema transisi energi dari energi fosil ke energi baru terbarukan,” katanya. (LBY)

Berita Terkait

Bettinardi Perluas Seri Antidote dengan Putter SB3 dan SB5: Stabilitas Maksimal, Feel Profesional
Titleist Dominasi Peralatan PGA Tour 2025: Bola, Driver, Iron, dan Wedge Paling Banyak Dipakai
Respons Cepat Satgas Ops Damai Cartenz Bersama TNI Evakuasi Jenazah Tukang Ojek Korban Pembacokan OTK di Puncak Jaya
Kapolri Terima Penghargaan dari ITUC-AP, Tegaskan Komitmen Polri Kawal Kesejahteraan Buruh dan Stabilitas Industri
Ketua Umum KONI Pusat Resmi Buka 4th Indonesia Open Gymnastics 2025, Targetkan Prestasi Olimpiade
Solid Satu Suara, DPW PSI Babel Dukung Kaesang Jadi Ketum
PT Timah Ajukan Skema Penjualan Satu Pintu, AETI Ingatkan Potensi Monopoli
PT Timah Akui Belum Peroleh Teknologi Pengolahan Logam Tanah Jarang, Tetap Komitmen Lanjutkan Riset dan Kolaborasi

Berita Terkait

Selasa, 2 Desember 2025 - 11:28 WIB

Bettinardi Perluas Seri Antidote dengan Putter SB3 dan SB5: Stabilitas Maksimal, Feel Profesional

Selasa, 2 Desember 2025 - 11:13 WIB

Titleist Dominasi Peralatan PGA Tour 2025: Bola, Driver, Iron, dan Wedge Paling Banyak Dipakai

Sabtu, 12 Juli 2025 - 20:37 WIB

Respons Cepat Satgas Ops Damai Cartenz Bersama TNI Evakuasi Jenazah Tukang Ojek Korban Pembacokan OTK di Puncak Jaya

Sabtu, 12 Juli 2025 - 00:28 WIB

Kapolri Terima Penghargaan dari ITUC-AP, Tegaskan Komitmen Polri Kawal Kesejahteraan Buruh dan Stabilitas Industri

Kamis, 10 Juli 2025 - 20:09 WIB

Ketua Umum KONI Pusat Resmi Buka 4th Indonesia Open Gymnastics 2025, Targetkan Prestasi Olimpiade

Minggu, 25 Mei 2025 - 20:51 WIB

Solid Satu Suara, DPW PSI Babel Dukung Kaesang Jadi Ketum

Kamis, 15 Mei 2025 - 21:50 WIB

PT Timah Ajukan Skema Penjualan Satu Pintu, AETI Ingatkan Potensi Monopoli

Kamis, 15 Mei 2025 - 21:45 WIB

PT Timah Akui Belum Peroleh Teknologi Pengolahan Logam Tanah Jarang, Tetap Komitmen Lanjutkan Riset dan Kolaborasi

Berita Terbaru