Pihak berwenang sedang mempertimbangkan cara untuk membantu lumba-lumba muda yang sedang berjuang, yang ekornya telah terjerat jaring ikan yang dibuang selama berbulan-bulan.
Anak sapi tersebut, yang diperkirakan berusia di bawah satu tahun, pertama kali terlihat berenang dengan ekor terjerat jaring pada November tahun lalu oleh para peneliti dari Universitas Nasional Jeju.
IKLAN
GULIR UNTUK MELANJUTKAN KONTEN
Ia terlihat lagi minggu lalu, masih dengan ekornya di jaring, di perairan Kota Seogwipo.
Profesor Kim Byung-yeop, yang memimpin tim peneliti lumba-lumba Universitas Nasional Jeju, melaporkan bahwa pergerakan lumba-lumba lebih lambat dibandingkan saat pertama kali dia melihatnya. Jaring tersebut kini juga tampak terjerat di area mulut anak sapi sehingga menimbulkan gerakan-gerakan yang tidak wajar, ujarnya.
Menurut tim, jaring yang panjangnya antara 1,5 hingga 2 meter itu membuat lumba-lumba tidak bisa berenang saat diseret oleh lumba-lumba. Para ahli telah menunjukkan risiko jaring menembus daging ekor.
Seorang pejabat dari Pulau Jeju mengatakan mereka sedang mengkaji secara cermat berbagai strategi penyelamatan lumba-lumba yang bekerja sama dengan Kementerian Kelautan dan Perikanan. “Kami sedang mempertimbangkan berbagai pendekatan karena upaya penyelamatan buatan dapat membahayakan atau membahayakan lumba-lumba,” kata pejabat tersebut.
Pemerintah Jeju sedang mempertimbangkan metode untuk memotong jaring dengan secara bertahap membangun keintiman dengan lumba-lumba tanpa menangkap mereka secara langsung. Mereka berencana untuk mempersiapkan dan melaksanakan operasi penyelamatan pada bulan Maret, karena kelangsungan hidup lumba-lumba tersebut akan semakin sulit seiring berjalannya waktu.
NewsRoom.id