Penelitian baru mengenai lahan basah pesisir menunjukkan bahwa tanpa pengurangan emisi karbon yang signifikan, 75% wilayah tersebut akan mengalami defisit pada tahun 2070, yang berpotensi menyebabkan hilangnya lahan basah secara besar-besaran.
Sebuah studi baru Universitas Tulane diterbitkan hari ini (15 Februari) di Komunikasi Alam memberikan gambaran sekilas tentang kemungkinan dampak perubahan iklim terhadap lahan basah pesisir dalam 50 tahun ke depan atau lebih.
Para ilmuwan biasanya terpaksa mengandalkan model komputer untuk memproyeksikan dampak jangka panjang dari kenaikan permukaan air laut. Namun, serangkaian keadaan yang tidak terduga memungkinkan dilakukannya eksperimen dunia nyata di sepanjang Gulf Coast.
Eksperimen Dunia Nyata di Gulf Coast
Jaringan luas yang mencakup hampir 400 lokasi pemantauan dibangun di sepanjang pantai Louisiana setelah badai Katrina dan Rita. Kemudian laju kenaikan permukaan air laut di kawasan ini melonjak hingga lebih dari 10 milimeter (setengah inci) per tahun – setidaknya tiga kali lipat rata-rata global. Hal ini menyebabkan wilayah tersebut mengalami kenaikan permukaan air laut yang diperkirakan tidak akan terjadi hingga sekitar tahun 2070. Kenaikan yang semakin cepat ini menciptakan peluang unik untuk menentukan apakah rawa-rawa mampu menahan laju banjir di pesisir pantai.
“Ini adalah impian setiap peneliti lapangan yang melakukan eksperimen – pada dasarnya kita dapat melakukan perjalanan 50 tahun ke depan untuk mengintip apa yang ada di dalamnya,” kata Torbjörn Törnqvist, Profesor Geologi Vokes di Departemen Ilmu Bumi dan Lingkungan Tulane.
Teknik dan Temuan Inovatif
Para peneliti menggunakan teknik baru yang dikembangkan oleh para ilmuwan Eropa untuk mengukur kenaikan permukaan laut secara langsung di lepas pantai dengan data satelit, sesuatu yang sebelumnya tidak tersedia. Tim kemudian membandingkan laju kenaikan permukaan air di setiap lokasi pemantauan dengan laju perubahan ketinggian lahan basah yang ditentukan oleh instrumen lain dan menemukan bahwa hampir 90% lokasi mengalami defisit.
Eksperimen Dampak Iklim Komprehensif
“Sepengetahuan kami, ini adalah pertama kalinya eksperimen dampak iklim dilakukan di area seluas ini, berdasarkan ratusan stasiun pemantauan yang telah mengumpulkan data selama sekitar 15 tahun,” kata Guandong Li, kandidat PhD di bidang ilmu kebumian. dan Ilmu Lingkungan di Tulane memimpin penelitian ini. “Hal ini juga memungkinkan kita mempelajari dampak iklim terhadap bentang alam yang sangat dipengaruhi oleh aktivitas manusia, dibandingkan terhadap ekosistem alam yang lebih tangguh.”
Li sedang menyelidiki peran penurunan tanah di pantai Louisiana ketika sebuah tim yang dipimpin oleh Sönke Dangendorf, Profesor David dan Jane Flowerree di Departemen Sains dan Teknik Pesisir Sungai Tulane, menunjukkan tingkat kenaikan permukaan laut yang belum pernah terjadi sebelumnya di sepanjang Teluk dan Tenggara. . Pantai AS sejak 2010.
“Guandong segera mengerahkan seluruh pekerjaannya untuk memanfaatkan peluang unik ini,” kata Törnqvist. “Dia bertujuan untuk menjawab pertanyaan kunci apakah rawa-rawa pesisir dapat mengimbangi laju kenaikan permukaan laut, seperti yang disarankan oleh beberapa studi pemodelan sebelumnya.”
Proyeksi Hasil dan Harapan untuk Masa Depan
Jika skenario iklim saat ini terus berlanjut, laju kenaikan permukaan air laut pada tahun 2070 diperkirakan akan mencapai sekitar 7 milimeter (seperempat inci) per tahun. Studi tersebut memproyeksikan bahwa sekitar 75% lahan basah akan mengalami defisit pada saat itu, yang berpotensi mengakibatkan tingkat hilangnya lahan basah yang jauh lebih tinggi dibandingkan dengan yang terjadi pada abad yang lalu.
Namun, para peneliti menekankan bahwa ada harapan untuk hasil yang lebih baik jika tindakan segera diambil. Dengan memenuhi target yang ditetapkan dalam Perjanjian Paris dan mengurangi emisi karbon, kita dapat bergerak menuju iklim yang lebih berkelanjutan yang akan mengurangi laju hilangnya lahan basah.
Referensi: 15 Februari 2024, Komunikasi Alam.
DOI: 10.1038/s41467-024-45487-6
Penelitian ini didanai oleh Departemen Keuangan AS melalui Program Hibah Penelitian Pusat Keunggulan Otoritas Perlindungan Pesisir Louisiana (RESTORE Act).
NewsRoom.id