NEW YORK, (Foto)
Menyusul kunjungan ke rumah sakit Al-Awda dan Kamal Adwan di Gaza selatan, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan pada hari Senin bahwa “ada anak-anak yang meninggal karena kelaparan di kedua rumah sakit tersebut.”
Organisasi tersebut menambahkan, “ada kekurangan gizi yang parah, anak-anak sekarat karena kelaparan, kekurangan bahan bakar, makanan dan pasokan medis, gedung-gedung rumah sakit hancur.”
Direktur Jenderal WHO Tedros Ghebreyesus mengatakan “kunjungan akhir pekan ini adalah yang pertama sejak awal Oktober 2023 meskipun kami berupaya untuk mendapatkan akses yang lebih teratur ke bagian utara Gaza.”
Situasi RS Al-Awda sangat memprihatinkan, salah satu bangunannya hancur.
Rumah Sakit Kamal Adwan adalah satu-satunya rumah sakit anak di Gaza utara, dan kewalahan menampung pasien. Kurangnya makanan mengakibatkan 10 anak meninggal dunia. Kurangnya listrik menimbulkan ancaman serius terhadap perawatan pasien, terutama di area kritis seperti unit perawatan intensif dan unit neonatal.
Sejak 7 Oktober, tentara pendudukan Israel melancarkan agresinya terhadap Jalur Gaza, dengan dukungan Amerika Serikat dan Eropa, mengakibatkan 30.534 orang menjadi martir dan melukai 71.920 lainnya, serta menyebabkan 85 persen penduduk mengungsi. Jalur Gaza, menurut otoritas lokal dan badan serta organisasi internasional.
Korban tewas anak-anak yang menjadi syahid akibat kekurangan gizi dan dehidrasi di Jalur Gaza meningkat menjadi 16 orang, 15 di antaranya berada di Gaza utara.
Juru bicara Kementerian Kesehatan di Jalur Gaza, Ashraf Al-Qudra, mengatakan rumah sakit di Gaza utara tidak mampu memberikan layanan penyelamatan jiwa.
Sementara itu, UNRWA menyebutkan, ketika mengomentari pembunuhan 16 anak di Jalur Gaza akibat kekeringan dan kekurangan gizi, anak-anak di Jalur Gaza meninggal secara perlahan, sementara dunia diam.
NewsRoom.id