NewsRoom.id – Longsor terjadi di Tana Toraja, Sulawesi Selatan, tepatnya di Desa Lembang Randan Batu, Kecamatan Makale Selatan dan Desa Manggau, Kecamatan Makale, Kabupaten Tana Toraja, Sabtu (13/4/2024) malam.
Bencana tanah longsor tersebut memakan puluhan korban jiwa.
IKLAN
GULIR UNTUK MELANJUTKAN KONTEN
Hingga Senin (15/4/2024), tercatat 18 orang dilaporkan meninggal dunia akibat longsor.
Sementara dua warga lainnya masih dilaporkan hilang.
Dikutip dari Tribun-Timur.com, terdapat dua korban luka yang saat ini dirawat di RS Sinar Kasih Makale karena kondisinya kritis.
Sebanyak 14 korban tewas ditemukan di Palangka, Desa Manggau, Makale Selatan.
Puluhan korban telah dibawa ke RS Lakipadada.
Sedangkan empat lainnya ditemukan di Lembang Randan Batu, Makale Selatan.
Pihak terkait saat ini masih melakukan pencarian terhadap dua warga yang hilang tersebut.
Banyak korban yang berjatuhan karena bencana tanah longsor terjadi saat warga sedang tidur.
Longsor tersebut diduga disebabkan oleh penggundulan hutan di sekitar lokasi.
Pj Gubernur Sulsel Bahtiar segera turun ke lokasi untuk memastikan proses penanganan korban longsor dapat berjalan maksimal.
“Atas nama pemerintah provinsi dan masyarakat Sulsel, kami menyampaikan belasungkawa yang sebesar-besarnya atas kejadian yang menimpa saudara-saudara kita di Tana Toraja,” kata Bahtiar, Sabtu.
Ia juga mengatakan pihak terkait seperti Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) dan Dinas Sosial sudah berada di lokasi.
“Segala potensi sedang kami maksimalkan untuk memberikan bantuan dan evakuasi. Tim dari BPBD dan Dinas Sosial sudah menuju lokasi longsor di Toraja,” kata Bahtiar.
Kepala BPBD Sulsel dan Kepala Dinas Sosial Provinsi bersama tim provinsi lainnya, bersama Forkopimda juga ikut bergerak ke lokasi, lanjutnya.
Seperti dilansir Tribun-Timur.com, Bahtiar yang berada di RS Lakipadada juga meminta warga tetap waspada karena hujan deras mengguyur wilayah Sulawesi Selatan dalam beberapa hari terakhir.
“Alam Sulawesi Selatan rawan longsor dan banjir. “Banyak titik longsor karena alam sudah menurun kemampuannya.”
“Kita harus tetap menjaga kewaspadaan di lingkungan kita masing-masing karena curah hujan relatif tinggi dan merata di seluruh wilayah,” lanjutnya.
Pihaknya saat ini fokus pada mitigasi bencana sehingga bisa meminimalisir dampak yang ditimbulkan ketika bencana terjadi.
“Saya pikir ini adalah bagian dari tantangan, kita harus menemukan solusi untuk melindungi diri kita sendiri. Apalagi tinggal di daerah rawan longsor. “Apalagi kita sudah mempunyai bekas longsor,” tutupnya.
Daftar korban jiwa:
Dala (Pria, 40 tahun)
Marta Bine' (Perempuan, 33 tahun)
Putri (Gadis, usia 5)
Reno (Pria, 2 tahun)
Wiris (Dado'), (Laki-laki, 12 tahun)
Marsel Oda (Pria, 16 tahun)
Agustinus Bongga (Pria, 20 tahun)
Mala' (Laki-laki, 60 tahun)
Baru (Pria, 40 tahun)
Edi' (Laki-laki, 15 tahun)
Martinus Kottong (Pria, 35 tahun)
Aco' (Pria, 37 tahun)
Mase' (Laki-laki, 38 tahun)
Jimmy Laki-laki, 27 tahun )
Indo Luka
Ambe Dian
Karopa
Di luar
Dua warga yang masih dilaporkan hilang adalah Sopia (23) dan Gea (13).
Ada dua korban kritis yang dirawat di RS Sinar Kasih, yakni Ra'pe (37) dan Dania (8).
NewsRoom.id