NewsRoom.id – Nama Raden Ibnu Hajar Sholeh Pranolo atau Mbah Benu menjadi perbincangan di berbagai media setelah jemaah Aolia yang dipimpinnya viral karena melaksanakan salat Idul Fitri terlebih dahulu.
Inilah profil sosok kontroversial tersebut. Jemaah Aolia yang dipimpin Mbah Benu diketahui melaksanakan salat Idul Fitri 1445 Hijriah pada 5 April 2024. Padahal, pemerintah memperkirakan Idul Fitri akan jatuh sekitar 10 atau 11 April 2024.
IKLAN
GULIR UNTUK MELANJUTKAN KONTEN
Kelompok agama yang berpusat di Gunung Kidul, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) ini diketahui didirikan pada tahun 1983 dan dipimpin oleh Mbah Benu.
Sedangkan Mbah Benu disebut memiliki ilmu laduni, atau memperoleh pencerahan hati atau ilmu langsung dari Allah SWT melalui metode mujahadah atau perjalanan spiritual pribadi.
Mbah Benu pun mengaku mendapat informasi langsung dari Allah SWT dengan melakukan kontak batin terkait tanggal Idul Fitri 1445 Hijriah.
Lantas, bagaimana sebenarnya profil Mbah Benu, pemimpin Jemaat Aolia? Dikutip dari berbagai sumber, inilah profil Mbah Benu, pemimpin Aolia Jamaah yang kontroversial.
Nama KH Ibnu Hajar Sholeh Pranolo muncul dalam skripsi mahasiswa IAIN Purwokerto bernama Muhammad Ulyan.
Tesis tersebut berjudul 'Dekonstruksi Mitos Kanjeng Ratu Kidul dalam Pendidikan Akidah Dalam Perspektif KH. Ibnu Hajar Sholeh Pranolo', dibuat tahun 2017-2018.
Berikut profil Mbah Benu yang dikutip dari skripsi. 1. Lahir Tahun 1942, Pemimpin Jemaat Aolia ini lahir di Pekalongan tanggal 28 Desember 1942 dan besar di Purworejo.
Ia menetap di Giriharjo, Kecamatan Panggang, sejak 27 Juli 1972. Ia belajar agama Islam langsung dari ayahnya. Sang ayah juga merupakan lulusan berbagai pesantren di Jawa dan Madura.
2. Keluar dari Fakultas Kedokteran UGM Siapa sangka sosok kontroversial ini pernah kuliah di Universitas Gadjah Mada (UGM) di Fakultas Kedokteran. Sayangnya, dia memutuskan untuk keluar pada akhir semester. Alasannya cukup unik.
Dalam tesisnya, Mbah Benu menceritakan bahwa ia meninggalkan perjalanannya untuk memperoleh gelar kedokteran karena tidak mau mengambil uang dari orang sakit, orang menderita, dan orang meninggal.
Ia juga menganggap ilmu kedokteran adalah ilmu yang dapat menimbulkan kemusyrikan.
3. Mempunyai lukisan Kanjeng Ratu Kidul. Tokoh jemaah Aolia ini tinggal di Dusun Panggang III, Desa Giriharjo, Kecamatan Panggang, Gunung Kidul, Yogyakarta. Rumah Mbah Benu banyak terdapat hiasan seperti keris, kaligrafi dan akuarium.
Selain itu juga terdapat hiasan berupa gambar wanita misterius bernama Kanjeng Ratu Kidul. Kanjeng Ratu Kidul adalah makhluk halus suci yang dipercaya sebagai penguasa Pantai Selatan Pulau Jawa.
Namun ternyata lukisan tersebut bertujuan untuk mengoreksi keyakinan masyarakat. Dalam tesisnya, Mbah Benu mengatakan jika ada yang menanyakan tentang Kanjeng Ratu Kidul di rumahnya, ia akan menjelaskan bahwa perempuan tersebut adalah sosok baik yang tidak perlu diberi sesaji.
Hal ini dikarenakan masyarakat Yogyakarta pada masa lalu masih sangat percaya dengan hal-hal mistis dan selalu menganggap Kanjeng Ratu Kidul sebagai sosok suci yang harus diberikan sesaji.
Padahal, pandangan ini justru bertentangan dengan keimanan. Sebab, satu-satunya sosok yang patut dipuji dan disembah oleh umat Islam hanyalah Allah SWT.
4. Istrinya adalah seorang bidan. Keputusannya menetap di Gunung Kidul karena mengikuti calon istrinya. Saat itu, calon istrinya bertugas sebagai bidan di Kecamatan Panggang, Gunung Kidul.
5. Keturunan darah biru. Namanya mengandung gelar 'Raden' yang menandakan bahwa ia adalah keturunan darah biru. Ternyata Mbah Benu memang merupakan keturunan berdarah biru asal Purworejo, Jawa Tengah.
Namun ia tidak berkiprah di dunia politik dan fokus mempelajari Islam hingga akhirnya mendirikan Aolia Jamaah.
6. Bisa Berbicara dengan Makhluk Gaib Berdasarkan wawancara dengan beberapa pihak, skripsi menyatakan bahwa Mbah Benu mempunyai kemampuan berkomunikasi dengan makhluk gaib.
Hal itu diungkapkan salah satu jemaah. Jemaah mengatakan Mbah Benu memiliki banyak jin yang menempel pada benda pusaka
NewsRoom.id