Hakim Konstitusi Dan Neraka – Jaringan RakyatPos

- Redaksi

Minggu, 21 April 2024

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

OLEH: DR. SYAHGANDA NAINGGOLAN

IKLAN

GULIR UNTUK MELANJUTKAN KONTEN

DARI seluruh tokoh yang berbicara pada aksi ribuan orang kemarin di depan MK (Mahkamah Konstitusi), menarik menyimak pidato Profesor Rochmat Wahab (lihat: Youtube Edy Channel).

Bukan berarti pidato tokoh lain seperti Jumhur Hidayat, Prof Eggi Sudjana, Prof Din Syamsuddin, Jenderal (Purn) Fachrul Rozi, Mayjen (Purn) Soenarko, kiai besar FPI Sobri Lubis, dan lainnya tidak menyadarkan. nalar. kurang bagus, tapi secara relatif saya harus memperhatikan pentingnya pidato Prof Rochmat.

Ada 3 alasan untuk mencermati lebih jauh pidato Prof Rochmat. Pertama, Prof. Rochmat menjelaskan keterkaitan hakim konstitusi dengan neraka. Tentu saja persoalan ini akan segera diangkat dalam keputusan hakim beberapa hari ke depan.

UU Peradilan mengacu pada UUD 1945 yang menyatakan bahwa putusan hakim diawali dengan “Demi keadilan berdasarkan ketuhanan Yang Maha Esa”. Tuhan Yang Maha Esa dalam terminologi Islam adalah Allah Subhanahu Wa Ta'ala. Dengan demikian, makna berdasarkan Tuhan Yang Maha Esa menghubungkan hakim dengan ciptaan-Nya dan ajaran-Nya yang harus diikuti.

Dalam sambutannya, Prof Rochmat menyebutkan dua tugas manusia di muka bumi, yaitu sebagai hamba dan pengemban amanah menjaga bumi (Khalifatullah fil Ardh). Hakim harus menjaga keseimbangan bumi, jangan merusak bumi ini. Hal ini menjadi introspeksi diri bagi seluruh anak bangsa, khususnya umat Islam yang baru saja menyelesaikan introspeksi diri di bulan Ramadhan.

Sebagai catatan tambahan, Megawati Soekarnoputri juga sebelumnya pernah mengaitkan ketuhanan dalam tulisannya di Kompas, dengan mengutip istilah agama “qonaah”, terkait dirinya sebagai sahabat Mahkamah Konstitusi (amicus curiae).

Menurut Prof Rochmat, dalam Islam ada 3 golongan hakim. Kedua kelompok pasti akan masuk neraka. Hanya satu kelompok yang akan masuk surga.

Golongan yang masuk surga adalah hakim-hakim yang mempunyai ilmu atau kapasitas atau profesional dan sekaligus mengambil keputusan berdasarkan kebenaran. Sedangkan hakim lain yang akan masuk neraka adalah hakim yang berilmu atau profesional namun curang atau curang.

Menurutnya, hal itu terjadi karena banyak hal, termasuk suap atau tekanan. Sekelompok hakim lainnya bodoh, yang akhirnya mengambil keputusan yang salah.

Alasan kedua, Prof Rochmat sebenarnya adalah seorang kiai besar. Merujuk Wikipedia, istrinya merupakan cucu dari Kiai Wahab Chasbullah, pendiri ormas terbesar Nahdlatul Ulama (NU). Ia sendiri merupakan Ketua NU Yogyakarta dan terlibat dalam organisasi kemahasiswaan NU sejak masih menjadi mahasiswa.

Kehadiran Prof Rochmat pada aksi kemarin tentu melengkapi klaim pluralitas Islam di Indonesia. Kalau saja Prof Eggi dan Kiai Sobri Lubis misalnya, orang mengira mereka hanya mewakili militan. Padahal, dalam teori totalitas militansi sebuah gerakan, partisipasi tokoh-tokoh “non-militan” menjadi faktor kunci sebagai tolak ukur seberapa dalam kemarahan masyarakat.

Selain itu, dua tokoh cawapres yang merasa dianiaya dalam isu penipuan tersebut adalah tokoh utama NU, yakni Muhaimin Iskandar dan Mahfud MD. Seharusnya ada tokoh-tokoh NU yang melakukan demonstrasi besar-besaran.

Prof Rochmat sepanjang sejarah dikenal sebagai sosok yang lemah lembut dan penuh perhitungan. Jadi keputusan atau keterlibatannya dalam demonstrasi besar-besaran menunjukkan tingkat tragedi yang dialami bangsa ini.

Dalam pidatonya kemarin, selain hebohnya soal keberadaan hakim konstitusi, Prof Rochmat mengaitkan jihad fisabilillah dengan keterlibatannya dalam aksi di depan Mahkamah Konstitusi kemarin.

Kosa kata jihad biasanya keluar dari mulut kelompok militan garis keras. Namun kemarin keluar dari mulut Prof Rochmat sendiri yang dikaitkan dengan kelengkapan rukun Islam. Hal ini menunjukkan adanya anomali besar dalam perjalanan bangsa kita. Sebuah kegelisahan yang merasuki jiwa Prof. Rochmat.

Alasan ketiga mengapa pidato Prof Rochmat penting adalah karena bangsa ini berada di persimpangan jalan. Sebagai tokoh pendidikan yakni anggota Majelis Wali Amanat UPI Bandung dan guru besar UNY, analisa Prof Rochmat tentu bertumpu pada kualitas sumber daya manusia (human capital).

Selain itu, seorang pendidik, biasanya memikirkan analisis “jangka panjang”. Prof Rochmat menyampaikan saat ini Indonesia akan menjadi bangsa yang progresif atau sebaliknya.

Pernyataan seperti ini adalah penilaian yang berbahaya. Sebab, kita tahu bersama bahwa hampir 79 tahun setelah kita merdeka, kita terjebak di negara yang IQ-nya rendah atau rata-rata 78,49 (lihat World Population Review 2024), di bawah Myanmar, Kamboja, dan Vietnam, dan terjebak/terperangkap. . dalam “pengemis bansos”.

Oleh karena itu, kebangkitan bangsa ini diperlukan saat ini, hanya sekarang saja, yaitu melalui semangat perubahan. Sebuah langkah untuk mengubah arah masa depan bangsa.

Menurut Prof Rochmat, hakim MK harus mengambil keputusan yang lebih tepat. Jika secara teori hakim yang masuk neraka dua kali lebih banyak daripada yang masuk surga, maka dengan dorongan kaum idealis, jumlah orang yang masuk surga akan dua kali lebih banyak. Dengan begitu, bangsa ini akan aman di masa depan.

Prof Rochmat Wahab, seorang tokoh pendidikan pernah merujuk pada pendapat Rasulullah SAW, bahwa secara teoritis 2/3 hakim akan masuk neraka. Hal ini berdasarkan penggolongan hakim dalam Islam, yaitu sepertiga orang yang masuk surga adalah orang-orang yang berilmu atau profesional dan mengambil keputusan dengan benar. Sedangkan yang lainnya adalah hakim yang cerdas namun licik dan bodoh.

Aksi Jumat Agung kemarin di depan Mahkamah Konstitusi merupakan ajakan jihad fisabilillah sebagai wujud tanggung jawab iman manusia menjaga bumi dari kehancuran. Khalifatullah fil ard.

Sebagai Wakil Ketua Nahdlatul Ulama, Prof Rochmat merupakan sosok lemah lembut yang tidak banyak dikenal sebagai tokoh sentral bangsa kita. Namun kehadirannya kemarin dan pidatonya telah membuat lanskap perjuangan perubahan menjadi lebih jelas, lebih ideologis, dan plural.

Mudah-mudahan hakim MK mempertimbangkan seruan orang-orang idealis seperti Prof Rochmat ini sebagai bagian spiritual dari pengambilan keputusan hakim agar KPU melakukan pemungutan suara ulang, sehingga kita menemukan pemimpin yang sebenarnya. bangsa.

Namun, jika hakim Mahkamah Konstitusi licik atau bodoh, biarlah mereka menjadi penghuni neraka.

(Direktur Eksekutif Lingkar Sabang Merauke)

NewsRoom.id

Berita Terkait

2 Anak Dirantai di Leher Ayahnya, Alasannya Kesal
Klarna Memulai Rencana IPO AS Dengan Pengajuan Rahasia SEC
KPK tak mempermasalahkan Raffi Ahmad tetap mendapat dukungan meski menjadi utusan khusus presiden
McDonald's Mencoba Membawa Kembali NFT
Empat mahasiswa Sukabumi tewas tertimpa tembok kolam, terdengar teriakan warga
Pak Luthfi dan saya adalah teman lama
Kejaksaan Agung belum menetapkan lokasi penahanan Meirizka Widjaja
Pertemuan Menghadapi Peningkatan Pengawasan seiring Kekhawatiran Indonesia dan Vietnam

Berita Terkait

Jumat, 15 November 2024 - 23:05 WIB

2 Anak Dirantai di Leher Ayahnya, Alasannya Kesal

Jumat, 15 November 2024 - 22:34 WIB

Klarna Memulai Rencana IPO AS Dengan Pengajuan Rahasia SEC

Jumat, 15 November 2024 - 22:03 WIB

KPK tak mempermasalahkan Raffi Ahmad tetap mendapat dukungan meski menjadi utusan khusus presiden

Jumat, 15 November 2024 - 21:32 WIB

McDonald's Mencoba Membawa Kembali NFT

Jumat, 15 November 2024 - 21:01 WIB

Empat mahasiswa Sukabumi tewas tertimpa tembok kolam, terdengar teriakan warga

Jumat, 15 November 2024 - 19:59 WIB

Kejaksaan Agung belum menetapkan lokasi penahanan Meirizka Widjaja

Jumat, 15 November 2024 - 19:28 WIB

Pertemuan Menghadapi Peningkatan Pengawasan seiring Kekhawatiran Indonesia dan Vietnam

Jumat, 15 November 2024 - 18:57 WIB

Turkiye Siap Berkolaborasi dengan Elon Musk dalam Teknologi, Kata Erdogan – NewsRoom.id

Berita Terbaru

Headline

2 Anak Dirantai di Leher Ayahnya, Alasannya Kesal

Jumat, 15 Nov 2024 - 23:05 WIB

Headline

Klarna Memulai Rencana IPO AS Dengan Pengajuan Rahasia SEC

Jumat, 15 Nov 2024 - 22:34 WIB

Headline

McDonald's Mencoba Membawa Kembali NFT

Jumat, 15 Nov 2024 - 21:32 WIB