Partai Gelora dan PKS Saling Sindir, Singgung Hasil Pileg 2024 dan Ide Perubahan

- Redaksi

Selasa, 30 April 2024

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

NewsRoom.id – Partai Keadilan Sejahtera (PKS) yang seolah membuka peluang mendukung presiden dan wakil presiden terpilih Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka, langsung mendapat penolakan dari Partai Gelora.

Sikap PKS yang ingin mendekatkan diri dengan Prabowo-Gibran awalnya dikomentari Sekretaris Jenderal (Sekjen) Partai Gelora Mahfuz Sidik.

IKLAN

GULIR UNTUK MELANJUTKAN KONTEN

Setelahnya, Ketua DPP PKS Mardani Ali Sera kembali melontarkan sindiran di Partai Gelora.

Terakhir, Wakil Ketua Umum Partai Gelora Fahri Hamzah pun angkat bicara terkait hal tersebut.

Berikut saling sindir yang terjadi antara kedua pihak.

Mengungkit penyerangan PKS terhadap Prabowo

Menurut Mahfuz Sidik, jika PKS masuk ke pemerintahan baru berikutnya, hal itu bisa menjadi sinyal perpecahan antara partai dan massa ideologinya.

“Kalau PKS mau bertemu sekarang karena proses politik sudah selesai, semudah itukah PKS mempermainkan narasi ideologinya?”

“Apa kata pendukung fanatiknya? Tampaknya ada perpecahan sikap antara elite PKS dan massa pendukungnya, kata Mahfuz Sidik dalam keterangannya, Minggu (28/4/2024), dilansir WartaKotalive.com.

Ia kemudian mengungkit penyerangan yang dilakukan PKS terhadap Prabowo-Gibran pada Pilpres 2024.

Serangannya masif, kata dia, terutama terhadap Gibran dan Presiden Joko Widodo (Jokowi).

Seingat saya, saat proses kampanye, banyak bermunculan narasi-narasi yang sangat ideologis di kalangan PKS untuk menyerang sosok Prabowo-Gibran, kata Mahfuz Sidik.

Atas dasar itu, dia mengingatkan masyarakat akan narasi yang disebutnya muncul dari kalangan PKS.

Narasi ini menganalogikan bahwa Nabi Musa tidak perlu berhutang kepada Firaun.

Hal ini merujuk pada saat Anies Baswedan dicalonkan Partai Gerindra sebagai calon gubernur (cagub) Jakarta pada 2017.

Ia menilai selama ini PKS kerap memunculkan narasi-narasi yang mengadu domba masyarakat.

Misalnya label pengkhianat yang ditujukan kepada Prabowo karena bergabung dengan pemerintahan Joko Widodo (Jokowi)-Ma'ruf Amin pada 2019.

“Ketika pada tahun 2019, Prabowo Subianto memutuskan berdamai dengan Jokowi, banyak yang mencap Prabowo Subianto sebagai pengkhianat.”

Umumnya mereka berasal dari basis pendukung PKS, jelas Mahfuz Sidik.

Sindiran atas prestasi Suara Gelora

Ketua DPP PKS Mardani Ali Sera lantas menanggapi penolakan Gelora bergabungnya PKS ke koalisi Prabowo dengan sindiran.

Mardani dan istrinya yang juga kader PKS, Siti Oniah menyinggung Partai Gelora.

“Koalisi apa yang merupakan oposisi?” ucap Mardani sembari tertawa dalam video tersebut, seperti diterima, Senin (29/4/2024).

Siti lalu menjawab Mardani. Ia lantas menyindir perolehan suara Partai Gelora pada Pemilihan Legislatif (Pileg) 2024.

Dimana mereka hanya memperoleh 1.281.991 suara (0,84 persen) sehingga tidak mendapatkan kursi di DPR RI.

Pasalnya, untuk bisa mendapatkan kursi di DPR RI, sebuah partai harus memperoleh minimal empat persen suara.

“Oh terima kasih, pesta apa itu? Tidak lolos PT (ambang batas parlemen) lho, masyaallah tabarakallah. Itu poin nol, kata Siti.

Mardani kemudian mengutarakan pendapatnya dengan menyebut nama Ketua Umum Partai Gelora.

“Usulan kami dengan Mas Anis (Ketua Partai Gelora Anis Matta) berbeda, dan visinya berbeda,” jelasnya.

Namun, Mardani mengatakan ia memiliki preferensi politik untuk tetap berada di luar pemerintahan.

“Kalau saya oposisi, sehat, pemerintah juga bisa kita lindungi agar benar-benar bermanfaat bagi rakyat,” jelasnya.

Fahri Hamzah menyinggung gagasan perubahan

Fahri Hamzah mengaku tidak ada masalah jika PKS ingin bergabung dengan koalisi Prabowo-Gibran.

Namun, Fahri mengingatkan, PKS tidak mendukung Prabowo-Gibran di Pilpres 2024.

Mereka memperjuangkan gagasan perubahan Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar (AMIN) yang sulit dikompromikan.

Oleh karena itu, PKS harus meluangkan sedikit waktu untuk berpikir lebih dalam atas pemikiran dan gagasan yang telah dikemukakan, kata Fahri Hamzah, Senin.

Tak hanya itu, Fahri juga menyarankan agar partai pimpinan Presiden PKS Ahmad Syaikhu itu menyiapkan ide dan argumentasi untuk berada di luar pemerintahan atau oposisi.

Sebab, pada Pilpres lalu (Pilpres 2024) kalah, jelasnya.

Ia kemudian menjelaskan, pihaknya sama sekali tidak ada masalah dengan PKS.

Namun yang menjadi permasalahan adalah pemikiran dan gagasan yang dianut serta ideologi PKS.

Hal ini terkait dengan sumber daya jaringan dan kader yang mereka miliki.

Jadi harus dianggap masalah PKS itu sendiri, bukan masalah partai lain, tutupnya

NewsRoom.id

Berita Terkait

Ilmuwan Menemukan Titik Lemah Baru pada Sel Kanker Prostat, Pengubah Permainan dalam Pengobatan
Ilmuwan Menemukan Perbedaan Biologis Utama Antara Psikopat dan Orang Normal
100 Calon Nazir Ikuti Uji Kompetensi Skema 2 di Jakarta
Menkominfo Meutya Hafid Sebut 90 Juta Lapangan Kerja Baru Akan Diciptakan AI
Mengapa “Meredupkan Matahari” Mungkin Menjadi Solusi Perubahan Iklim yang Paling Berbahaya
Kisah Andrinof Chaniago dipecat Jokowi karena mempertanyakan proyek Whoosh
Pengantin David Bersandar Pada Desain Kelas Atas Dengan Konsep Ritel Baru
Gunung Berapi Meletus 6.000 Mil Jauhnya. Mengapa Hal Ini Mengguncang Tanah Sedalam 16.000 Kaki di Alaska?

Berita Terkait

Selasa, 28 Oktober 2025 - 07:54 WIB

Ilmuwan Menemukan Titik Lemah Baru pada Sel Kanker Prostat, Pengubah Permainan dalam Pengobatan

Selasa, 28 Oktober 2025 - 07:23 WIB

Ilmuwan Menemukan Perbedaan Biologis Utama Antara Psikopat dan Orang Normal

Selasa, 28 Oktober 2025 - 06:52 WIB

100 Calon Nazir Ikuti Uji Kompetensi Skema 2 di Jakarta

Selasa, 28 Oktober 2025 - 06:20 WIB

Menkominfo Meutya Hafid Sebut 90 Juta Lapangan Kerja Baru Akan Diciptakan AI

Selasa, 28 Oktober 2025 - 04:15 WIB

Mengapa “Meredupkan Matahari” Mungkin Menjadi Solusi Perubahan Iklim yang Paling Berbahaya

Selasa, 28 Oktober 2025 - 01:09 WIB

Pengantin David Bersandar Pada Desain Kelas Atas Dengan Konsep Ritel Baru

Selasa, 28 Oktober 2025 - 00:37 WIB

Gunung Berapi Meletus 6.000 Mil Jauhnya. Mengapa Hal Ini Mengguncang Tanah Sedalam 16.000 Kaki di Alaska?

Selasa, 28 Oktober 2025 - 00:06 WIB

Miliaran Tahun Lalu, Api Membentuk Benua yang Memungkinkan Kehidupan

Berita Terbaru

Headline

100 Calon Nazir Ikuti Uji Kompetensi Skema 2 di Jakarta

Selasa, 28 Okt 2025 - 06:52 WIB