Ratusan orang tewas di Teluk Aden ketika mencoba mencapai Arab Saudi melalui Yaman.
Setidaknya 38 migran dan pengungsi, termasuk anak-anak, tewas setelah kapal mereka tenggelam di lepas pantai Djibouti, kata badan migrasi PBB, setelah jenazah mereka ditemukan.
IKLAN
GULIR UNTUK MELANJUTKAN KONTEN
Organisasi Internasional untuk Migrasi (IOM) mengatakan dalam sebuah postingan di X pada hari Selasa bahwa setidaknya enam orang lainnya hilang dan diperkirakan tewas, dan 22 orang yang selamat dibantu oleh perwakilannya di negara Afrika Timur tersebut, bersama dengan pejabat setempat.
Jumlah ini menambah hampir 1.000 orang yang tercatat tewas atau hilang setelah memulai “Rute Timur” sejak tahun 2014, kata IOM.
Perjalanan berbahaya sepanjang rute terkenal ini membawa para migran dari Ethiopia, Somalia dan Djibouti di Tanduk Afrika melalui Yaman ke negara-negara Arab lainnya di wilayah tersebut.
38 jenazah telah ditemukan, termasuk anak-anak, menyusul kecelakaan kapal tragis di lepas pantai Djibouti dengan sedikitnya 6 orang lainnya hilang dan diperkirakan tewas.
22 orang yang selamat ditolong oleh @DjiboutiIom & Orang yang berwenang dalam lingkup lokal. pic.twitter.com/Rcj617ZMDa
— IOM – Berita Migrasi PBB (@UNMigrationNews) 9 April 2024
Menurut IOM, rute ini terus mengalami peningkatan jumlah perjalanan migran meskipun terdapat bahaya, dimana masyarakat mencari penghidupan yang lebih baik dan lebih banyak perempuan dan anak-anak yang bepergian sendirian.
Pada bulan Februari, badan tersebut melaporkan bahwa hampir 400.000 pergerakan migran tercatat di Jalur Timur pada tahun 2023.
Rute lain dari Tanduk Afrika ke selatan benua tersebut, khususnya ke Afrika Selatan, yang juga diidentifikasi oleh PBB sebagai rute yang sangat berbahaya dan kompleks, mengalami 80.000 pergerakan pada periode yang sama.
Setidaknya 698 orang, termasuk perempuan dan anak-anak, tewas pada tahun 2023 ketika mencoba menyeberangi Teluk Aden dari Djibouti ke Yaman dengan harapan mencapai Arab Saudi, kata IOM dalam sebuah laporan, seraya menambahkan bahwa mereka memberikan bantuan kepada lebih dari 1,4 juta migran. . dan komunitas tuan rumah di Tanduk Afrika, Yaman dan Afrika Selatan.
Para migran dan pengungsi meninggalkan rumah mereka untuk mencari pekerjaan yang lebih baik, untuk menghindari konflik dan ketidakamanan, serta dampak buruk perubahan iklim. Selain menghadapi ancaman tenggelam di kapal karam, mereka juga bisa terkena kelaparan, risiko kesehatan, dan eksploitasi oleh penyelundup manusia.
Jaringan NewsRoom.id
Terkait
NewsRoom.id