NewsRoom.id — Sebuah video yang berisi pernyataan Pendeta Gilbert Lumoindong mengenai shalat dan zakat dalam Islam sempat viral di media sosial sejak beberapa waktu lalu.
Video tersebut pun menuai pro dan kontra di masyarakat karena pernyataannya dianggap tidak pantas untuk mengganggu atau mengomentari agama yang bukan miliknya.
IKLAN
GULIR UNTUK MELANJUTKAN KONTEN
Karena pro dan kontra atas kejadian tersebut, Pendeta Gilbert Lumoindong akhirnya buka suara dan meminta maaf. Ia menegaskan, sama sekali tidak ada niat untuk ikut campur atau menghakimi agama yang bukan agamanya.
“Pertama-tama, dengan segala kerendahan hati saya meminta maaf atas keributan yang terjadi. Saya tidak punya niat untuk mengejek atau menghina. Sama sekali tidak ada apa-apa, kata Pendeta Gilbert Lumoindong di Jakarta Selatan, Senin (16/4).
Ia pun memberikan klarifikasi atas pernyataannya yang menyinggung tentang doa dan zakat. Ia menegaskan, pernyataannya tidak ditujukan kepada masyarakat luas. Pernyataannya hanya untuk anggota internal jemaahnya.
“Tapi karena kita ada dua jemaah, ada jemaah gereja, ada jemaah online. Jadi otomatis ada di youtube kita. Jelas berisi tulisan kebaktian hari Minggu. “Jadi sama sekali tidak diperuntukkan untuk umum,” jelasnya.
Yang membuatnya kecewa, video viral tersebut telah diedit sehingga menimbulkan pemahaman yang di luar konteks atau pemahamannya tidak lengkap alias sedikit demi sedikit.
Pendeta Gilbert Lumoindong juga menyatakan bahwa makna pernyataannya sebenarnya merupakan bagian dari autokritik terkait ibadah di kalangan umat Kristiani.
“Saya bilang ibadah umat Islam sudah setengah mati. Kenapa kamu setengah mati? Karena berat, (sholat) 5 waktu. “Kami umat Kristiani seminggu sekali, begitulah cara kami duduk santai,” jelasnya.
Selain itu, lanjut Pendeta Gilbert, dalam melaksanakan salat bagi umat Islam ada gerakan-gerakan tertentu yang tidak boleh salah. Salah satu gerakan salat yang beliau tekankan adalah melipat kaki. Ia pun mengakui, hal tersebut sulit dilakukan oleh umat Kristiani karena belum terbiasa melakukannya.
“Mungkin Pak JK yang umur 82 tahun masih bisa melipat kaki seperti itu. Kita di gereja, di umur 45 tahun masih bisa melipat kaki seperti itu, bagus sekali. Kenapa?” santai,” katanya.
Selain itu, Pendeta Gilbert Lumoindong juga menjelaskan tentang kewajiban memberi dalam agama Kristen sebesar 10 persen. Sedangkan di Islam hanya berkisar 2,5 persen.
“Tapi setelah ngomong sama Pak JK, katanya, 'itu salah pendetanya. Yang 2,5 persen itu hanya zakat. Bukan infaq, bukan sedekah, bukan wakaf. Itu lebih berat lagi.' “Jadi sekali lagi saya minta maaf atas keributan ini,” ujarnya.
NewsRoom.id