NewsRoom.id – Video podcast Helena Lim yang dihapus Kaesang Pangarep mengundang rasa penasaran publik, terutama terkait apa yang sedang dibicarakan.
IKLAN
GULIR UNTUK MELANJUTKAN KONTEN
Gara-gara itu, putra bungsu Presiden Jokowi itu mendadak dikaitkan dengan kasus pencurian uang negara alias korupsi PT Timah yang kerugiannya mencapai Rp 271 triliun.
Kaesang yang kini menjabat Ketua Umum Partai Solidaritas Indonesia (PSI) beberapa waktu lalu mengundang Helena Lim, Crazy Rich Pantai Indah Kapuk (PIK) yang kini menjadi tersangka korupsi PT Timah.
Lalu, saat Helena menjadi tersangka, Kaesang tiba-tiba menghapus video berisi percakapan tersebut.
Namun meski sudah dihapus dari YouTube, ternyata klip dari podcast tersebut sudah banyak tersebar di media sosial, seperti X (Twitter), Instagram, dan TikTok.
Apa yang dibahas di podcast?
1. Pilihan dalam Pemilihan Presiden
Dalam potongan video yang beredar, Helena Lim mengaku mendukung Prabowo-Gibran pada Pilpres 2024.
“Saya kira saya pilih 2 saja. Kasihan bapak, dia sudah kalah dua kali (kalah dalam pemilihan presiden),” kata Helena Lim.
2. Pamer kekayaan
Dalam podcast bersama Kaesang, Helena tampak bangga mengungkap outfit yang menempel di tubuhnya.
Mulai dari baju, gelang, anting, hingga sepatu.
Awalnya Helena menjelaskan, baju Hermes hitam miliknya dibanderol Rp 40 juta.
Lalu, anting yang digunakan memiliki harga sekitar Rp 100 jutaan.
Kemudian Helena dengan bangga menjelaskan bahwa jam tangan merek Patek Philippe yang dikenakannya dibanderol dengan harga Rp 2 miliar.
Ia bahkan meledek Kiky Saputri yang menjadi co-host acara tersebut. “Anda belum tahu harga jam tangan ini. Itu kulit buaya.” Helena menggoda Kiky.
Tak berhenti sampai disitu, Helena Lim juga mengatakan kalau gelang yang dikenakannya 'murah'.
Menurut Helena Lim, harga satuan gelang yang dikenakannya 'hanya' Rp 70 juta.
3. Julukan Crazy Rich dari Jurnalis
Dalam podcast tersebut, Helena Lim mengaku julukan crazy rich datang dari awak media, bukan atas perintahnya. Ia bahkan mengaku tak menyangka akan disebut crazy rich dari PIK.
“Awalnya ada jurnalis yang datang meliput saya saat saya merilis album. Mereka bertanya-tanya siapa dia. Keesokan harinya julukan crazy rich muncul. Lalu kenapa aku yang harus disalahkan?”
Masa lalu Helena Lim
Sebelum menjadi tersangka dan “mengenakan baju oranye”, Helena Lim kerap bercerita bahwa dirinya pernah menjalani kehidupan yang sulit.
Hal tersebut disampaikan Helena Lim saat wawancara dengan sejumlah publik figur.
Dalam podcastnya di channel YouTube BW alias Boy William yang kemudian dikutip Tribun Jakarta, Helena Lim mengaku masa kecilnya kerap mengalami kehidupan yang sulit.
Jika kini bisa memiliki rumah mewah dan kekayaan melimpah, Helena Lim mengaku harus melalui perjalanan panjang.
Kisah serupa pun ia ungkapkan saat wawancara dengan Ashanty yang ditayangkan di kanal YouTube The Hermansyah A6.
Helena Lim bercerita, sebelumnya ia hanya menerima gaji sebesar Rp450 ribu per bulan.
“Tahun 96 saya masih bekerja di bank, di Medan. Tahukah Anda berapa gajinya? “Dalam 96 Rp 450 ribu sebulan,” kata Helena Lim.
Helena Lim menceritakan, dirinya sudah hampir setahun bekerja sebagai pegawai bank.
Berikut rangkuman “kisah” Helena Lim dalam meniti karir hingga akhirnya mampu meningkatkan perekonomiannya.
- Kesuksesan awal saya sebenarnya datang dari sana. Dari gaji Rp 450 ribu sebulan, saya bekerja kurang dari setahun, krisis moneter tahun 1997 sudah mulai goyah.
- Pada tahun 1997, ada salah satu nasabah yang saya ceritakan, saat itu saya sedang melakukan pemasaran di bank, saya menawarkan mereka deposito kredit.
- Pelanggan saya memberi saya deposit sebesar 1000 USD. Di masa itu, bayangkan bisa membeli rumah.
- Pada tahun 1997, ketika krisis moneter sedang berkecamuk, Helena Lim mengatakan bahwa salah satu pelanggannya memintanya untuk menjual dolar.
- “Dia masuk (simpanan) ke saya selama tiga bulan. Saat jatuh tempo tiga bulan, saya telepon dia, 'Ini dolar yang harus dibayar, mau diperpanjang atau tidak'.” Katanya, 'Jual saja'. Saat itu, suku bunga bank sedang gila-gilaan. Katanya, jual saja. Nah, dari situlah kesuksesan dimulai.
- Waktu itu ada yang bilang kalau dijual ke bank (harganya) Rp 2.900. Kalau saya ke pelanggan bisa dapat Rp 2.950. 50 poin lebih mahal.
- Sebenarnya itu tidak boleh, tapi namanya pekerja, semua orang mencari uang kan?
- Saat itu, Helena Lim mengaku pertama kali mendapat komisi dari penjualan dolar pelanggannya senilai Rp 1 juta.
- Helena Lim kemudian menyerahkan uang tersebut kepada orang tuanya.
- Helena Lim kemudian melihat ini sebagai peluang untuk mendapatkan lebih banyak uang.
- Seolah tak ingin menyia-nyiakan kesempatan tersebut, Helena Lim akhirnya mencoba menawarkan layanan kepada nasabahnya di bank.
- Dari situlah Helena Lim mulai mendapat penghasilan lebih.
- Dari sebelumnya hanya Rp. 450 ribu sebulan, ia mengaku dalam sehari bisa mendapat penghasilan Rp. 14 juta hingga Rp. 15 juta.
Apa peran Helena Lim dalam kasus korupsi PT Timah?
Peran Helena Lim dalam kasus korupsi perdagangan komoditas timah telah dijelaskan Kejaksaan Agung.
Seperti diketahui, kasus ini terjadi di wilayah izin usaha pertambangan (IUP) PT Timah Tbk (TINS) pada tahun 2015 – 2022 dan kerugian negara diperkirakan mencapai Rp 271 triliun.
Kepala Pusat Penerangan Hukum (Kapuspenkum) Kejaksaan Agung Ketut Sumedana beberapa waktu lalu menjelaskan peran Helena Lim dalam kasus ini:
Pada periode 2018-2019, selaku Manajer PT QSE, Helena Lim diduga kuat membantu pengelolaan hasil tindak pidana kerjasama penyewaan alat pengolahan peleburan timah di kawasan IUP PT Timah Tbk.
Bantuan yang diberikan Helena Lim dilakukan dengan memberikan sarana dan fasilitas kepada pemilik smelter dengan dalih menerima atau menyalurkan dana Corporate Social Responsibility (CSR). Padahal, tindakan tersebut bertujuan untuk menguntungkan tersangka sendiri dan tersangka yang telah ditahan sebelumnya.
Helena Lim kini tengah menjalani penahanan di Rumah Tahanan Negara Salemba Kejaksaan Agung selama 20 hari ke depan, terhitung sejak 26 Maret 2024 hingga 14 April 2024.
NewsRoom.id