NewsRoom.id – Tak hanya Timur Tengah atau Taiwan dan Hong Kong, ternyata di Amerika Serikat juga banyak pekerja migran atau buruh migran yang bekerja di sana untuk mengadu nasib.
IKLAN
GULIR UNTUK MELANJUTKAN KONTEN
Begitu pula dengan Misiyah Rani yang sudah 21 tahun tinggal di Amerika Serikat sebagai asisten rumah tangga.
Di tempat kerja, Misiyah dianggap seperti keluarga dan bukan seperti orang asing.
Pekerjaan utama Misiyah Rani di rumah majikannya adalah mengepel, mencuci pakaian, dan menyapu rumah.
Meluncurkan saluran YouTube Serangkaian Video Populer, Rani bekerja untuk dokter Gerry dan istrinya.
Setibanya di Negeri Paman Sam, Rani sama sekali tidak bisa menguasai bahasa asing.
Beruntung Rani menemukan majikan yang bisa menerima dirinya apa adanya tanpa menuntut banyak hal.
“Beginilah pekerjaan di Amerika, setiap hari Anda mencuci kamar mandi. Kemudian lakukan pekerjaan rumah tangga secara rutin,” ujarnya seperti dikutip Hops.ID pada 19 Mei 2024.
Saat pertama kali bekerja, Rani dan majikannya hanya berinteraksi menggunakan bahasa isyarat.
Dia mencoba memahami maksud tuannya.
“Saat itu saya tidak pernah berbicara bahasa Inggris sama sekali. “Biasanya iya atau tidak,” jelasnya.
Seiring berjalannya waktu, Rani semakin dekat dengan majikannya, hingga anak-anak keluarga Gerry menangis saat hendak berangkat kuliah.
“Saya dipanggil ibu keduanya. “Kemarin saat berangkat kuliah saya menangis,” jelasnya.
Ia juga dianggap seperti keluarganya sendiri oleh keluarga Dokter Gerry di Amerika.
“Ya, saya seorang pembantu. Tapi karena mereka menganggapku keluarga, tugasku tetap membantu. Meski begitu, pekerjaan saya tidak membedakan saya sebagai pembantu,” lanjutnya.
Rani diberi libur dua hari dalam seminggu, bahkan ia diganjar gaji puluhan juta karena bekerja dengan baik sebagai pembantu.
Ia mengungkapkan, gajinya akan digunakan untuk membantu keluarganya di kampung halaman.
Gajinya per bulan bisa mencapai Rp 50-60 juta atau setara dengan mobil bekas yang dijual di pasaran di Indonesia.***
NewsRoom.id