NewsRoom.id -Pernyataan Ketua Umum (Ketum) PDIP Megawati Soekarnoputri soal “berubah menjadi ketum” dinilai sebagai bentuk sindiran kepada Puan Maharani agar tidak membelot dan memberikan dukungan terhadap gerbong Joko Widodo.
Analisa tersebut disampaikan Direktur Pusat Kajian Politik, Hukum, dan Kebijakan Indonesia (PRPHKI), Saiful Anam, menanggapi pernyataan Megawati pada Rakernas V PDIP, Jumat (24/5).
IKLAN
GULIR UNTUK MELANJUTKAN KONTEN
Apa yang disampaikan Megawati itu sebagai bentuk sindiran kepada Puan agar tidak membelot dan memberikan dukungan terhadap gerbong Jokowi, kata Saiful kepada Kantor Berita Politik RMOL, Minggu (26/5).
Sebab, menurut Saiful, sindiran pedas Megawati dilontarkan karena Puan tampak mesra dengan Jokowi. Bahkan, belakangan ini Puan tampak membuka ruang bagi gerbong Jokowi dan Prabowo Subianto.
“Tentu saja Mega sebagai orang tua dan ketua umum partai hanya ingin memastikan tidak ada yang inkonsisten bahkan inkonsisten di internal parpol, apalagi bisa jadi memang ada kecenderungan di kalangan internal untuk membelot dari apa yang terjadi. .Itu sudah digariskan oleh parpol, jelas Saiful.
Apalagi, akademisi Universitas Sahid Jakarta ini menyebut Jokowi dicap pengkhianat oleh PDIP sehingga harus menjadi musuh bersama, termasuk Puan.
Kedekatan Puan dengan Jokowi adalah bom waktu bagi PDIP, oleh karena itu Puan ingin dikurung dan ingin memastikan tidak ada pengkhianat di internal PDIP, pungkas Saiful.
NewsRoom.id