Pemerintah Israel pada hari Minggu memutuskan untuk menutup Al Jazeera, salah satu jaringan media internasional terakhir yang melaporkan perang Israel di Gaza dari lapangan.
Penutupan akan segera berlaku, menurut Menteri Komunikasi Israel Shlomo Karhi.
IKLAN
GULIR UNTUK MELANJUTKAN KONTEN
Walid Al-Omari, kepala biro Palestina Al Jazeera, mengatakan keputusan tersebut termasuk menutup jaringan penyiaran dan kantornya di Israel, serta menyita peralatan penyiaran.
Keputusan tersebut berlaku selama 45 hari dan dapat diperpanjang.
“Pemerintahan yang saya pimpin dengan suara bulat memutuskan: saluran inflamasi Al Jazeera akan ditutup di Israel,” kata Perdana Menteri Benjamin Netanyahu di X.
Tetap terinformasi dengan buletin MEE
Daftar untuk mendapatkan peringatan, wawasan, dan analisis terbaru,
dimulai dengan Türkiye Dibongkar
Reporters Without Borders (RSF) mengecam keputusan tersebut dalam sebuah postingan di X, dan menyebutnya sebagai “undang-undang represif” yang bertujuan untuk “menyensor saluran yang meliput perang di Gaza.”
Penutupan ini terjadi setelah berbulan-bulan Israel melakukan hasutan terhadap jaringan yang berbasis di Qatar tersebut.
Bulan lalu, parlemen Israel menyetujui rancangan undang-undang yang mengizinkan penutupan sementara lembaga penyiaran asing, termasuk Al Jazeera.
Kami dibohongi hingga melakukan genosida. Al Jazeera telah menunjukkan caranya
Baca selengkapnya ”
Jaringan media pada saat itu menuduh Netanyahu melanjutkan “kampanye panik” terhadapnya.
“Netanyahu tidak dapat menemukan pembenaran apa pun untuk ditawarkan kepada dunia atas serangannya yang sedang berlangsung terhadap Al Jazeera dan Kebebasan Pers kecuali untuk menyajikan kebohongan baru dan fitnah yang menghasut terhadap Jaringan tersebut dan hak-hak karyawannya,” kata jaringan tersebut dalam sebuah pernyataan.
“Al Jazeera menganggap Perdana Menteri Israel bertanggung jawab atas keselamatan stafnya dan jaringan di seluruh dunia, menyusul hasutan dan tuduhan palsu yang dilakukannya dengan cara yang memalukan.”
Al Jazeera telah lama memiliki hubungan buruk dengan Israel meskipun menjadi salah satu outlet berita Arab pertama di wilayah tersebut yang mewawancarai tokoh-tokoh Israel secara siaran.
Pada tahun 2022, jurnalis Al Jazeera Palestina-Amerika Shireen Abu Akleh ditembak mati oleh seorang tentara Israel saat meliput di Jenin.
Tentara Israel awalnya membantah membunuh Abu Akleh, namun mengakui beberapa bulan kemudian bahwa dia “kemungkinan” dibunuh oleh seorang tentara Israel.
Sejak Oktober, pasukan Israel telah membunuh, melukai dan menahan beberapa jurnalis Al Jazeera yang melaporkan dari Gaza.
Jaringan NewsRoom.id
Terkait
NewsRoom.id