Sekretariat Kabinet (Setkab) menggelar Focused Group Discussion (DKT) atau FGD mengenai Strategi Peningkatan Produksi Daging Ruminansia Dalam Rangka Menuju Swasembada Daging Nasional: Seri II, secara daring, Selasa (30/04/2024) pagi. Pada diskusi seri kedua ini, Sekretariat Kabinet meminta masukan dari akademisi dan pelaku usaha untuk mempertajam rekomendasi kebijakan guna meningkatkan produksi daging ruminansia.
“Saya berharap hasil FGD pagi ini bisa memberikan hasil yang baik dan tentunya bisa kita rekomendasikan bersama-sama kepada Presiden,” kata Deputi Bidang Perekonomian Satya Bhakti Parikesit saat membuka diskusi.
Narasumber yang hadir dalam diskusi ini adalah Guru Besar Sosial Ekonomi Peternakan Fakultas Peternakan Universitas Gadjah Mada Rini Widiati dan Ketua Dewan Pakar Persatuan Peternak Sapi dan Kerbau Indonesia Rochadi Tawaf.
“Diskusi ini merupakan kelanjutan dari diskusi rangkaian pertama yang telah dilaksanakan pada tanggal 25 April 2024 yang menghadirkan pembicara dari pihak pemerintah yaitu dari Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Kementerian Pertanian dan Badan Pangan Nasional,” kata Bhakti.
Deputi Bidang Perekonomian mengungkapkan, dalam tiga tahun terakhir peningkatan impor daging mencapai sekitar 40 persen. Oleh karena itu, dalam pembahasan sesi I ditekankan pentingnya peningkatan populasi sapi dan kerbau untuk menghilangkan ketergantungan terhadap daging impor.
“Pada tahun 2023, impor daging akan menyumbang 49,2 persen dari total kebutuhan nasional. Kita tentu berharap tidak lepas dari jebakan impor daging seperti yang terjadi pada komoditas lainnya,” ujarnya.
Lebih lanjut ditegaskan juga pentingnya sinergi lintas sektor untuk meningkatkan pelaksanaan program peningkatan produksi daging nasional. Menurut Bhakti, berbagai program peningkatan produksi daging ruminansia yang dilakukan Kementerian Pertanian (Kementan) dan kementerian/lembaga lainnya masih belum maksimal.
“Kebijakan-kebijakan tersebut belum dilaksanakan secara maksimal, antara lain karena kebijakan sektoral tampaknya belum cukup untuk membangun ekosistem kebijakan swasembada daging nasional. Untuk itu, sinergi lintas sektor juga penting untuk mewujudkan peningkatan populasi peternakan dan produksi daging. menuju swasembada,” ujarnya.
Bhakti meyakini peningkatan sinergi lintas sektor serta masukan dari akademisi dan pelaku usaha akan berdampak signifikan terhadap peningkatan produksi daging nasional.
“Hal ini penting untuk memastikan perlunya mengambil langkah-langkah prioritas guna mencapai peningkatan populasi ternak dalam negeri menuju swasembada daging nasional, serta menjamin keberlanjutan kebijakan tersebut pada masa jabatan presiden mendatang,” ujarnya. stres.
DKT ini diikuti secara daring oleh 59 peserta yang terdiri dari pejabat dan pegawai di lingkungan Sekretariat Kabinet (Setkab), Kantor Staf Presiden (KSP), Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Kementerian Pertanian, Badan Pangan Nasional (Bapanas), Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN )/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas), dan Sekretariat Wakil Presiden (Setwapres). (TGH/PBB)
NewsRoom.id