Ayah Muda Diserang di Banten Bunuh Anak Kandungnya karena Ingin Kaya: Pelakunya Otodidak

- Redaksi

Kamis, 20 Juni 2024

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

NewsRoom.id – AG (30), seorang ayah di Kabupaten Serang, Banten, diduga mengorbankan putranya NL (3) untuk menjadikannya kaya raya.

AG disebut mempelajari ilmu spiritual untuk meningkatkan perekonomian secara otodidak dengan berziarah ke kuburan atau tempat di Banten.

IKLAN

GULIR UNTUK MELANJUTKAN KONTEN

“Masih kami dalami (dugaan viktimisasi),” kata Kapolres Serang Kota, Kompol Sofwan Hermanto kepada wartawan, Rabu (19/6/2024).

Menurut Sofwan, AG menggorok leher korban dalam keadaan sadar. Belum ada bocoran, namun polisi masih menyelidikinya.

“Masih kami dalami, namun faktanya dalam pemeriksaan pelaku secara sadar mengambil parang yang ditaruh di tumpukan pakaian anaknya, kemudian menghampiri korban dan menggorok lehernya,” ujarnya.

Berdasarkan keterangan keluarga korban, Soni Bakti, AG mempunyai niat membunuh korban sejak 6 bulan lalu. Namun niat tersebut urung karena Soni Bakti memberi tahu pelaku.

“Dia sebenarnya bilang ingin membunuh korban, saya bilang, “Manfaatnya apa?” ​​“Saya tanya apakah ada manfaatnya, lalu dia diam, tidak menjawab apa pun,” kata Soni.

Menurut Soni, saat itu AG tidak memberikan alasan ingin membunuh anaknya. Namun Soni menyadari AG telah berubah sikap sejak 6 bulan lalu.

“Saya tidak kasih alasan apa-apa. Saya bilang itu sudah lama, beberapa bulan yang lalu, sekitar 6 bulan,” ujarnya.

Ingin menjadi miliarder

Kapolres Serang Kota, Kompol Sofwan Hermanto mengatakan, cara pelaku menimba ilmu dengan mengunjungi tempat ziarah dan berlatih untuk mengubah perekonomian menjadi lebih baik.

“Itu dilakukan secara otodidak dan saya pernah bermimpi mendapat parang, yang mana parang tidak bisa dibawa atau diambil sembarangan, intinya seperti itu,” kata Sofwan.

Sofwan mengungkapkan, sebelum membunuh korban, pelaku menyimpan parang di tumpukan pakaian anaknya. Kemudian sekitar pukul 03.00 WIB, pelaku bangkit dan membacok korban.

“Sekitar jam 3 dini hari, pelaku bangun dan mengambil parang. “Kemudian pelaku menjelaskan kepada kami, mengalir saja (menggorok leher anaknya),” jelasnya.

Sementara berdasarkan keterangan pelaku, lanjut Sofwan, pelaku tidak berniat membantai seluruh keluarganya meski ada istri dan kedua anaknya di dalam kamar.

“Saat ini belum ada arahan untuk membunuh seluruh keluarganya,” ujarnya.

Niatnya sudah ada 6 bulan lalu

Ternyata niat AG untuk membunuh putranya sudah ada sejak lama.

Hal itu diungkapkan keluarga korban, Soni Bakti. Ia mengatakan, pelaku sempat menyatakan ingin membunuh anaknya selama 6 bulan.

“Dia sebenarnya bilang ingin membunuh korban, saya bilang, “Manfaatnya apa?” ​​“Saya tanya apakah ada manfaatnya, lalu dia diam saja, tidak menjawab apa pun,” kata Soni, Rabu (19/6). ./2024).

Menurut Soni, saat itu AG tidak memberikan alasan ingin membunuh anaknya. Namun Soni menyadari AG telah berubah sikap sejak 6 bulan lalu.

“Saya tidak kasih alasan apa-apa. Saya bilang itu sudah lama, beberapa bulan yang lalu, sekitar 6 bulan,” ujarnya.

Soni mengaku tidak mengetahui kalau AG mempelajari ilmu mistik. Namun selama ini, lanjutnya, AG kerap membicarakan kesulitan ekonomi.

“Itu urusan pribadi, saya tidak tahu (pengetahuannya),” jelasnya.

Soni juga menjelaskan, selama ini AG bekerja sebagai buruh tani pemetikan kelapa. Namun, dia sudah lama menganggur. Padahal, kebutuhan rokoknya ia dapatkan dari istrinya yang bekerja.

“Dia sempat kerja (petik kelapa) dua bulan lalu, saya senang. “Tapi dia sudah tidak ada lagi, jadi bisa dibilang istrinya yang membiayai,” tutupnya.

Kapolres Serang Kota Kompol Sofwan Hermanto mengatakan, motif pelaku membunuh putranya karena ingin meningkatkan perekonomian.

Motif pelaku hasil pemeriksaan sementara karena sedang mempelajari ilmu spiritual, ujarnya.

Menurut Sofwan, cara pelaku menimba ilmu adalah dengan mengunjungi tempat ziarah dan berlatih untuk mengubah perekonomian menjadi lebih baik.

“Dilakukan secara otodidak dan pernah mengalami mimpi mendapat parang, dimana parang tersebut tidak boleh dibawa atau diambil sembarangan, intinya seperti itu,” kata Sofwan.

NewsRoom.id

Berita Terkait

Skandal Gereja Italia, 4.400 Orang Jadi Korban Penganiayaan Pendeta
“Sesuatu Membunuh Anak-Anak” Mendapatkan Adaptasi Film & TV
Betapa Kemewahan Belajar Menjadi Omni Bukan Untuk Semua Orang
Ilmuwan Menemukan Molekul yang Menghubungkan Penuaan di Seluruh Tubuh
Molekul Alami Diidentifikasi sebagai Senjata Baru yang Potensial Melawan Glaukoma
Prof Dr Muhammad Bela'o Tokoh Muslim Internasional asal Inggris Kunjungi Masjid Agung Jawa Tengah untuk Perkuat Kerjasama Dakwah dan Pendidikan
Menghadirkan Kolaborasi GBU Plast dengan Botol Ramah Lingkungan
Hanya nasi dan sambal, saat anak merengek minta ayam

Berita Terkait

Minggu, 26 Oktober 2025 - 04:03 WIB

Skandal Gereja Italia, 4.400 Orang Jadi Korban Penganiayaan Pendeta

Minggu, 26 Oktober 2025 - 03:02 WIB

“Sesuatu Membunuh Anak-Anak” Mendapatkan Adaptasi Film & TV

Minggu, 26 Oktober 2025 - 02:00 WIB

Betapa Kemewahan Belajar Menjadi Omni Bukan Untuk Semua Orang

Minggu, 26 Oktober 2025 - 01:29 WIB

Ilmuwan Menemukan Molekul yang Menghubungkan Penuaan di Seluruh Tubuh

Minggu, 26 Oktober 2025 - 00:58 WIB

Molekul Alami Diidentifikasi sebagai Senjata Baru yang Potensial Melawan Glaukoma

Sabtu, 25 Oktober 2025 - 23:56 WIB

Menghadirkan Kolaborasi GBU Plast dengan Botol Ramah Lingkungan

Sabtu, 25 Oktober 2025 - 23:25 WIB

Hanya nasi dan sambal, saat anak merengek minta ayam

Sabtu, 25 Oktober 2025 - 22:23 WIB

Mode 'Mad Max' Tesla Sekarang Sedang Diselidiki oleh Regulator AS

Berita Terbaru

Headline

“Sesuatu Membunuh Anak-Anak” Mendapatkan Adaptasi Film & TV

Minggu, 26 Okt 2025 - 03:02 WIB

Headline

Betapa Kemewahan Belajar Menjadi Omni Bukan Untuk Semua Orang

Minggu, 26 Okt 2025 - 02:00 WIB