Duet PKS dan PDIP Dukung Anies

- Redaksi

Senin, 17 Juni 2024

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Parpol yang hampir pasti mendukung Anies adalah PDIP. Mengapa? Pertama, PDIP menyadari pada masa kampanye Anies 2017-2024, PDIP kehilangan 13 kursi DPRD DKI Jakarta dalam dua pemilu (2019 dan 2024).

Kedua, elektabilitas Anies paling tinggi. Reputasi Anies selama memimpin DKI membuat Anies menjadi calon gubernur yang paling disukai dan dipilih warga Jakarta.

IKLAN

GULIR UNTUK MELANJUTKAN KONTEN

Ketiga, PDIP saat ini belum memiliki calon yang mampu menandingi Anies. Fakta tersebut terlihat melalui hasil survei.

Keempat, bagi PDIP, Anies adalah antitesis dari Jokowi. Jokowi dinilai sebagai kader durhaka yang meninggalkan luka mendalam pada kader PDIP. Khusus bagi Megawati, Ketua Umum PDIP, apa yang dilakukan Jokowi pada Pilpres 2024 tidak akan mudah dilupakan.

Tidak ada celah atau alasan rasional bagi PDIP untuk mencalonkan calon selain Anies. Apalagi, PDIP punya semangat untuk mengalahkan calon mana pun yang disiapkan Jokowi. Apakah Ridwan Kamil, Kaesang Pangarep atau keduanya. Perjuangan melawan Jokowi akan dilakukan melalui Anies.

Bagi Anies, Gubernur Jakarta petahana tidak punya masalah, baik dengan Jokowi maupun Prabowo. Persaingan politik tidak boleh dibawa ke masalah pribadi.

Adapun Kaesang dan Ridwan Kamil, Anies tidak pernah memiliki musuh. Anies bahkan punya kedekatan khusus dengan Ridwan Kamil, karena sama-sama aktif di APPSI (Asosiasi Pemerintah Provinsi Seluruh Indonesia) di mana Anies menjadi ketuanya.

Bagaimana dengan DPW PKB DKI Jakarta yang mendeklarasikan Anies beberapa waktu lalu? Dukungan ini sangat serius, sebab perolehan suara dan perolehan kursi DPRD PKB di Jakarta meningkat seiring dengan pencalonan Anies-Muhaimin sebagai presiden.

Tentu kita menunggu keputusan DPP PKB. Apakah DPP PKB menolak saat mendapat tawaran Istana untuk membebaskan Anies? Atau deklarasi ini justru menjadi alat tawar DPP PKB dengan pemerintahan masa depan. Publik menantikan isu ini.

Koalisi PDIP dan PKB menjadi syarat yang cukup untuk mencalonkan Anies. PDIP mendapat 15 kursi, dan PKB 10 kursi. Jumlahnya 25 kursi. PDIP memiliki mesin politik yang solid. Sedangkan PKB mempunyai basis warga Nahdhiyin.

Namun, tak ada yang lebih ideal bagi Anies selain diusung duo PKS-PDIP.

Pertama, kedua partai ini punya mesin politik paling andal. Apalagi di Jakarta, dengan wilayah yang tidak terlalu luas, kolaborasi kedua mesin politik ini akan sangat efektif dan memudahkan pemenangan.

Kedua, PKS dan PDIP menjadi pemenang pemilu di Jakarta. PKS mendapat 18 kursi, dan PDIP mendapat 15 kursi. Jumlah totalnya adalah 33 kursi.

Apalagi jika ditambah PKB menjadi 43 kursi. Belum lagi Nasdem yang kemungkinan besar akan bergabung. Nasdem memiliki 11 kursi. Jadi total kursi partai Anies itu 54. Itu mayoritas.

Didukung PKS, PDIP, PKB dan Nasdem, posisi Anies akan sangat kuat. Dua mesin politik berkolaborasi dengan warga Nahdliyin. Hampir sempurna. Dengan kolaborasi ini, serangan fajar, politik uang, dan hujan sembako, jika terjadi, relatif bisa diantisipasi dan diatasi.

Lalu, siapa wakil Anies? Dilihat dari jumlah kursi, orang yang paling logis menjadi wakil Anies adalah kader dari PKS. Sebab, PKS merupakan partai pemenang di Jakarta dengan jumlah kursi terbanyak. Hal inilah yang diharapkan oleh elite PKS, termasuk Hidayat Nur Wahid, Wakil Dewan Syura PKS.

Satu catatan penting, dukungan PKS terhadap Anies akan terjadi jika kader partai tersebut memutuskan menolak godaan yang terus dilakukan partai berkuasa untuk tidak mendukung Anies.

Selama ini PKS selalu mengambil risiko untuk tetap konsisten dengan konstituennya yang cenderung mendukung Anies. Hal inilah yang membedakan PKS dan PDIP dengan partai lain. Sebab, kedua partai ini mempunyai konstituen yang lebih konsisten, solid, dan militan dibandingkan konstituen partai lain yang cenderung cair. artikel logo berita rmol

*Penulis adalah pengamat politik dan pemerhati bangsa

NewsRoom.id

Berita Terkait

Mengapa Beberapa Orang Tidak Merasakan Apa pun dari Musik: Ilmuwan Mengungkapkan Terputusnya Koneksi Otak yang Langka
Para Arkeolog Mengungkap Tujuan Baru di Balik Salah Satu Misteri Terbesar Amerika Utara
Profil Ahli Waris Djarum Victor Rachmat Hartono yang terseret dugaan korupsi perpajakan
Teknik Microwave Baru Dapat Mengubah CO2 Menjadi Bahan Bakar Jauh Lebih Efisien
Sensor Baru Ini Menunjukkan Perbaikan DNA Secara Real Time (Video)
Roy Suryo Cs Tolak Damai dengan Jokowi, Tolak Usulan Komisi Percepatan Reformasi Polri
Desain Katalis Baru Memecahkan Tantangan Kimia Berusia Puluhan Tahun
Badai Geomagnetik Besar-besaran Menghancurkan Perisai Plasma Bumi

Berita Terkait

Kamis, 20 November 2025 - 23:04 WIB

Mengapa Beberapa Orang Tidak Merasakan Apa pun dari Musik: Ilmuwan Mengungkapkan Terputusnya Koneksi Otak yang Langka

Kamis, 20 November 2025 - 22:33 WIB

Para Arkeolog Mengungkap Tujuan Baru di Balik Salah Satu Misteri Terbesar Amerika Utara

Kamis, 20 November 2025 - 21:31 WIB

Profil Ahli Waris Djarum Victor Rachmat Hartono yang terseret dugaan korupsi perpajakan

Kamis, 20 November 2025 - 19:27 WIB

Teknik Microwave Baru Dapat Mengubah CO2 Menjadi Bahan Bakar Jauh Lebih Efisien

Kamis, 20 November 2025 - 18:56 WIB

Sensor Baru Ini Menunjukkan Perbaikan DNA Secara Real Time (Video)

Kamis, 20 November 2025 - 15:50 WIB

Desain Katalis Baru Memecahkan Tantangan Kimia Berusia Puluhan Tahun

Kamis, 20 November 2025 - 15:19 WIB

Badai Geomagnetik Besar-besaran Menghancurkan Perisai Plasma Bumi

Kamis, 20 November 2025 - 14:48 WIB

Sosok Bonatua Silalahi yang Periksa Ijazah Jokowi Tapi Malah Dapat Data Sampah, Gugat UU Pemilu

Berita Terbaru