Kementerian Kesehatan Gaza mengatakan, 101 warga Palestina tewas dalam serangan Israel dalam 24 jam terakhir, sehingga totalnya menjadi 37.551 orang tewas di wilayah kantong tersebut sejak 7 Oktober.
Selain itu, 85.911 orang terluka sejak perang dimulai.
IKLAN
GULIR UNTUK MELANJUTKAN KONTEN
Krisis kemanusiaan di Gaza yang disebabkan oleh pemboman dan pengepungan Israel kemungkinan akan memburuk karena panas terik, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memperingatkan pada hari Jumat.
“Kami telah melihat pergerakan besar-besaran selama beberapa minggu dan bulan terakhir, dan kami tahu bahwa kombinasi suhu panas dapat menyebabkan peningkatan penyakit,” kata Richard Peeperkorn dari WHO.
“Air kita terkontaminasi karena air panas, dan kita akan mengalami lebih banyak pembusukan makanan karena suhu tinggi. Kita akan terkena serangga, nyamuk dan lalat, dehidrasi, sengatan panas.”
WHO telah menyerukan pembukaan kembali penyeberangan Rafah di selatan, yang direbut oleh Israel pada awal Mei dan kemudian dihancurkan, untuk memfasilitasi bantuan dan evakuasi medis bagi 10.000 orang terluka yang membutuhkan perawatan di luar negeri.
Ketika jumlah korban jiwa warga sipil dan kondisi kemanusiaan, khususnya krisis kelaparan yang meningkat di Gaza utara, terus memburuk, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu membantah sengaja menargetkan warga sipil atau menerapkan kebijakan kelaparan.
Dalam sebuah wawancara dengan outlet konservatif Amerika Punchbowl News, Netanyahu menyebut tuduhan tersebut sebagai “pencemaran nama baik terhadap orang-orang Yahudi”.
“Ini adalah dua fitnah yang ditujukan kepada negara Yahudi, sama seperti mereka mengatakan bahwa kami membunuh anak-anak Kristen untuk membuat Matzos di Abad Pertengahan atau kami menyebarkan hama untuk meracuni seluruh penduduk,” katanya.
Kelompok hak asasi manusia dan pakar PBB menuduh Israel melakukan hukuman kolektif terhadap warga Palestina sejak serangan pimpinan Hamas pada 7 Oktober, termasuk penggunaan kelaparan sebagai senjata perang.
Direktur Rumah Sakit Kamal Adwan di Gaza utara mengatakan pada hari Sabtu bahwa empat anak telah meninggal karena kekurangan gizi dalam satu minggu di rumah sakitnya.
“Kami kehilangan seorang anak di bangsal rumah sakit selama beberapa jam terakhir. “Dia adalah anak keempat yang meninggal di rumah sakit dalam seminggu terakhir karena kekurangan gizi,” ujarnya dalam konferensi pers.
Jaringan NewsRoom.id
Terkait
NewsRoom.id