NewsRoom.id – Tujuh negara meminta warganya untuk meninggalkan Lebanon di tengah kekhawatiran akan terjadinya perang besar-besaran antara Israel dan kelompok Hizbullah. Selain itu, lima negara lainnya telah menyarankan warganya untuk tidak bepergian ke Lebanon saat ini.
Kedutaan Besar Arab Saudi mendesak warganya yang saat ini berada di Lebanon untuk segera meninggalkan negara itu dan menekankan pentingnya mereka 'tetap berhubungan dengan kedutaan jika terjadi keadaan darurat.' Australia 'sangat menyarankan' warganya untuk tidak bepergian ke Lebanon, dengan alasan situasi keamanan yang sangat tidak stabil.
IKLAN
GULIR UNTUK MELANJUTKAN KONTEN
Menteri Luar Negeri Penny Wong mendesak warga Australia di Lebanon untuk segera meninggalkan negara itu selagi penerbangan komersial masih tersedia.
Sementara itu, Kementerian Luar Negeri Belanda menulis surat kepada X dan mendesak warganya untuk menghindari perjalanan ke Lebanon dan mereka yang tinggal di negara tersebut untuk meninggalkan wilayah tersebut selama penerbangan komersial masih beroperasi.
Kementerian Luar Negeri Jerman juga mengeluarkan peringatan perjalanan ke Lebanon kepada warga negaranya dan orang-orang di negara tersebut untuk segera meninggalkan negara tersebut sambil menekankan bahwa “situasi di perbatasan Israel-Lebanon sangat tidak stabil.”
Selain itu, Kanada, Makedonia Utara, dan Kuwait telah melarang warganya bepergian ke Lebanon karena memburuknya situasi keamanan di negara itu dan meminta mereka yang tinggal di sana untuk segera pergi.
Pada tanggal 5 Juni, Kedutaan Besar Amerika Serikat di Beirut menyarankan warganya di Lebanon untuk tidak melakukan perjalanan ke daerah sepanjang perbatasan Israel-Suriah.
Selain AS, Inggris, Irlandia, dan Yordania melarang warganya bepergian ke Lebanon karena memburuknya situasi keamanan di negara tersebut di tengah meningkatnya ketegangan antara Israel dan kelompok Hizbullah.
Sementara itu, Duta Besar Rusia untuk Lebanon Alexander Rudakov meminta warga negaranya untuk menunggu hingga situasi kembali normal, menekankan bahwa saat ini “tidak ada alasan untuk panik”, seraya menambahkan bahwa misi diplomatik terus beroperasi secara normal dan mengambil langkah-langkah keamanan yang diperlukan bagi para karyawannya.
NewsRoom.id









