NewsRoom.id -Pernyataan Menteri Keuangan Sri Mulyani mengenai nilai tukar Rupiah yang ditutup indah dan perkasa di level Rp. 16.375 karena tim satgas Prabowo-Gibran, dinilai berlebihan.
Menurut Direktur Pelaksana PEPS (Ekonomi Politik dan Kajian Kebijakan), Anthony Budiawan, pernyataan Sri Mulyani terlalu didramatisir.
IKLAN
GULIR UNTUK MELANJUTKAN KONTEN
“Sungguh disayangkan, bangsa Indonesia punya menteri yang hanya suka main drama, dengan judul membodohi publik,” kata Anthony, kepada Kantor Berita Politik RMOL, Kamis (27/6).
Menurut dia, nilai tukar Rupiah memang sempat menguat tipis pada awal pekan ini, namun tidak signifikan.
Penguatan nilai tukar Rupiah yang tidak signifikan ini kemudian didramatisasi, seolah-olah menguat karena kinerja bersama antara pemerintah dan tim gugus tugas sinkronisasi Pemerintahan Prabowo, ujarnya.
Oleh karena itu, Anthony menyayangkan tim ekonomi Prabowo-Gibran ikut-ikutan dalam drama Sri Mulyani dan mempertontonkan sinetron ekonomi negara yang di balik itu, dalam lima tahun ke depan rasio utang akan naik hingga 50 persen, dan defisit anggaran bisa mencapai 3 persen.
Kemunculan bersama ini justru menjadi jebakan bagi kubu Prabowo. Yang mengejutkan, tim Prabowo bersedia tampil sebagai pemeran pendukung di sinetron Jokowi dan Sri Mulyani, kata Anthony Budiawan.
NewsRoom.id