NewsRoom.id – Presiden Joko Widodo (Jokowi) memanggil Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati dan Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo ke Istana Kepresidenan karena rupiah terus lesu, Kamis (20/6) sore.
IKLAN
GULIR UNTUK MELANJUTKAN KONTEN
Tak hanya itu, Jokowi juga memanggil pejabat lain yang terkait dengan perekonomian negara. Mereka antara lain, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto, Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Mahendra Siregar, dan Ketua Dewan Komisioner Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) Purbaya Yudhi Sadewa.
Sesampainya di Istana, Menteri Keuangan Sri Mulyani membenarkan kedatangan mereka ke Istana Kepresidenan untuk membahas nilai tukar Rupiah.
“Iya (pembahasan nilai tukar Rupiah terhadap dolar),” kata Sri Mulyani kepada wartawan, Kamis (20/6).
Diketahui, berdasarkan data Google Finance, nilai tukar rupiah ditutup pada level Rp16.491 per dolar AS pada Kamis (20/6). Mata uang Indonesia melemah 103 poin atau minus 0,63 persen dari penutupan perdagangan sebelumnya.
Mengutip Bloomberg, nilai tukar rupiah ditutup melemah 65 poin atau 0,4 persen menjadi Rp16.430 per dolar AS siang ini. Sedangkan pagi ini nilai tukar rupiah melemah 25,5 poin atau 0,16 persen menjadi Rp. 16.390 per dolar AS.
Sebagai informasi, Direktur PT Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi mengatakan akan ada sejumlah barang dan komoditas yang diperkirakan akan mengalami kenaikan harga, terutama barang impor. Seperti emas, logam mulia, bahan bakar, telur dan daging ayam, pupuk dan barang elektronik.
Sementara telur dan daging ayam menjadi sorotan karena keduanya umumnya masih menggunakan pakan yang berasal dari barang impor.
“Iya, semua yang impor pasti meningkat,” kata Ibrahim Assuaibi saat dihubungi JawaPos.com, Senin (17/6).
“Barang impor terasa, lalu minyak mentah, komoditas, elektronik, otomotif, pupuk, ini sangat terasa,” imbuhnya.
Dia menjelaskan, semakin menguatnya dolar dan melemahnya rupiah akan membuat harga-harga tersebut semakin tinggi.
“Khusus pupuk dan pakan ternak, karena yang biasa kita makan adalah ayam dan telur, kenaikannya cukup tinggi karena pakan ternak semuanya impor,” jelasnya.
Bahkan, harga emas, logam mulia, mengalami kenaikan tergantung mata uang rupiah. Jika rupiah melemah, kata Ibrahim, maka harga emas pasti naik.
Sementara itu, dia memperkirakan pada bulan Juni nilai tukar rupiah akan semakin tertekan oleh dolar AS hingga mencapai Rp 16.500. Sebelumnya, nilai tukarnya mencapai Rp 16.300 per dolar AS.
“Kemungkinan besar setelah perang dagang antara China dengan Uni Eropa dan China dengan Amerika, ada kemungkinan rupiah akan melemah ke Rp 16.500. Nah minggu ini mungkin sekitar Rp 16.500.16.470,” tutupnya.
NewsRoom.id









