NewsRoom.id –Komika dan sutradara Ernest Prakasa menyindir para pejabat Kominfo yang tidak mau mengakui kesalahan dan cenderung menyalahkan pihak lain setelah pusat data nasional (PDN) dilanda serangan ransomware.
Padahal merekalah yang seharusnya punya tugas mengamankan data negara.
IKLAN
GULIR UNTUK MELANJUTKAN KONTEN
Sindiran petinggi Kominfo, Ernest Prakasa, mengisyaratkan sangat sulitnya menjadi WNI. Sebab, ia selalu kecewa dengan pejabat negara yang tidak menjadikan kekuasaan sebagai amanah.
“Kita bayar pajak. Kita juga salah. Saya kira orang Indonesia punya payudara yang tipis, sering dibelai,” tulis Ernest Prakasa di akun media sosial X.
Banyak netizen yang setuju dengan pernyataan Ernest. Pejabat negara gegabah dan ketika terjadi masalah, mereka panik dan menyalahkan orang lain.
“Setuju! Paling kalau nggak bisa kerja bagus, jangan cari alasan buat salahin orang. Nggak ada permintaan maaf, sebar alasan dari jauh, salahin kampus, salahin orang. Padahal kita denger orang, Maaf, kita nggak jago kerja, mereka udah seneng. Eh, ini malah disalahkan,” tulis salah satu netizen.
“Pusat Data Nasional kena ransomware, yang salah bukan BSSN dan Kementerian Komunikasi dan Informatika, tapi perguruan tinggi dan masyarakat. Gila,” kata yang lain.
“Perilakunya brengsek, tapi dia tidak mengakuinya. Itulah penguasanya. Tidak bisa dibiarkan seperti ini. “Kalau anggarannya 700 miliar, pengadaan HD ext untuk back up saja tidak mungkin.” ,” kata warganet lainnya.
Menurut warganet, pejabat Kominfo yang tidak kompeten dalam menjalankan tugasnya seharusnya merasa malu dan memutuskan untuk mengundurkan diri. Namun, hingga kini hal itu belum dilakukan.
“Minimal mundur kalau masih punya malu. Kalau masih berkulit tebal, jangan tuntut kalau difitnah, ini negara demokrasi,” komentar salah satu warganet.
“Datanya diretas, kasihan ya? Kayak perumahan dicuri. Bukannya pihak keamanan yang bertanggung jawab, malah warga yang disalahkan,” kata netizen lainnya.
Indonesia mengalami musibah saat pusat data nasional (PDN) diretas yang mengakibatkan sejumlah layanan publik di tanah air lumpuh. Tak hanya itu, data-data penting negara di seluruh instansi pun terancam tak bisa dipulihkan akibat serangan tersebut.
NewsRoom.id