Satire Pedas Ernest Prakasa Usai Pusat Data Nasional Diserang Ransomware

- Redaksi

Sabtu, 29 Juni 2024

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

NewsRoom.id –Komika dan sutradara Ernest Prakasa menyindir para pejabat Kominfo yang tidak mau mengakui kesalahan dan cenderung menyalahkan pihak lain setelah pusat data nasional (PDN) dilanda serangan ransomware.

Padahal merekalah yang seharusnya punya tugas mengamankan data negara.

IKLAN

GULIR UNTUK MELANJUTKAN KONTEN

Sindiran petinggi Kominfo, Ernest Prakasa, mengisyaratkan sangat sulitnya menjadi WNI. Sebab, ia selalu kecewa dengan pejabat negara yang tidak menjadikan kekuasaan sebagai amanah.

“Kita bayar pajak. Kita juga salah. Saya kira orang Indonesia punya payudara yang tipis, sering dibelai,” tulis Ernest Prakasa di akun media sosial X.

Banyak netizen yang setuju dengan pernyataan Ernest. Pejabat negara gegabah dan ketika terjadi masalah, mereka panik dan menyalahkan orang lain.

“Setuju! Paling kalau nggak bisa kerja bagus, jangan cari alasan buat salahin orang. Nggak ada permintaan maaf, sebar alasan dari jauh, salahin kampus, salahin orang. Padahal kita denger orang, Maaf, kita nggak jago kerja, mereka udah seneng. Eh, ini malah disalahkan,” tulis salah satu netizen.

“Pusat Data Nasional kena ransomware, yang salah bukan BSSN dan Kementerian Komunikasi dan Informatika, tapi perguruan tinggi dan masyarakat. Gila,” kata yang lain.

“Perilakunya brengsek, tapi dia tidak mengakuinya. Itulah penguasanya. Tidak bisa dibiarkan seperti ini. “Kalau anggarannya 700 miliar, pengadaan HD ext untuk back up saja tidak mungkin.” ,” kata warganet lainnya.

Menurut warganet, pejabat Kominfo yang tidak kompeten dalam menjalankan tugasnya seharusnya merasa malu dan memutuskan untuk mengundurkan diri. Namun, hingga kini hal itu belum dilakukan.

“Minimal mundur kalau masih punya malu. Kalau masih berkulit tebal, jangan tuntut kalau difitnah, ini negara demokrasi,” komentar salah satu warganet.

“Datanya diretas, kasihan ya? Kayak perumahan dicuri. Bukannya pihak keamanan yang bertanggung jawab, malah warga yang disalahkan,” kata netizen lainnya.

Indonesia mengalami musibah saat pusat data nasional (PDN) diretas yang mengakibatkan sejumlah layanan publik di tanah air lumpuh. Tak hanya itu, data-data penting negara di seluruh instansi pun terancam tak bisa dipulihkan akibat serangan tersebut.

NewsRoom.id

Berita Terkait

Studi Baru Mengungkap Bahaya Tersembunyi dari Diet Keto
Hotspot Melanoma yang Mengejutkan Ditemukan di Pennsylvania Farm Country
Tidak valid atas dasar apa pun!
Studi Besar-besaran terhadap 1 Juta Pasien Mengonfirmasi Manfaat Obat Diabetes Terbaik bagi Jantung
Penemuan Magnetik Ini Bisa Menjadi Kunci Chip yang Sangat Cepat dan Hemat Energi
Kedokteran USK Raih 17 Penghargaan di National CIMSA Forum
Tanggapan KSAD Maruli Simanjuntak terhadap Mayjen TNI Adipati dalam Kasus Tanah JK
10 Perintah ChatGPT Untuk Membantu Anda Menemukan Hadiah Liburan

Berita Terkait

Sabtu, 15 November 2025 - 07:26 WIB

Studi Baru Mengungkap Bahaya Tersembunyi dari Diet Keto

Sabtu, 15 November 2025 - 06:54 WIB

Hotspot Melanoma yang Mengejutkan Ditemukan di Pennsylvania Farm Country

Sabtu, 15 November 2025 - 05:53 WIB

Tidak valid atas dasar apa pun!

Sabtu, 15 November 2025 - 03:50 WIB

Studi Besar-besaran terhadap 1 Juta Pasien Mengonfirmasi Manfaat Obat Diabetes Terbaik bagi Jantung

Sabtu, 15 November 2025 - 03:19 WIB

Penemuan Magnetik Ini Bisa Menjadi Kunci Chip yang Sangat Cepat dan Hemat Energi

Sabtu, 15 November 2025 - 02:17 WIB

Tanggapan KSAD Maruli Simanjuntak terhadap Mayjen TNI Adipati dalam Kasus Tanah JK

Sabtu, 15 November 2025 - 00:44 WIB

10 Perintah ChatGPT Untuk Membantu Anda Menemukan Hadiah Liburan

Sabtu, 15 November 2025 - 00:13 WIB

Ilmuwan Akan Menggunakan Bumi Sendiri sebagai Sensor Raksasa dalam Perburuan Fisika Baru

Berita Terbaru

Headline

Studi Baru Mengungkap Bahaya Tersembunyi dari Diet Keto

Sabtu, 15 Nov 2025 - 07:26 WIB

Headline

Tidak valid atas dasar apa pun!

Sabtu, 15 Nov 2025 - 05:53 WIB