Presiden Jokowi melakukan peninjauan stok beras dan menyerahkan bantuan cadangan pangan pemerintah di Gudang Bulog Buntok, Kabupaten Barito Selatan, Kalimantan Tengah, pada Kamis (27/06/2024). (Foto: BPMI Setpres/Kris)
Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) meninjau stok beras dan menyerahkan bantuan cadangan pangan pemerintah di Gudang Bulog Buntok, Kabupaten Barito Selatan, Kalimantan Tengah, Kamis (27/06/2024). Presiden memastikan kelancaran penyaluran bantuan pangan dan mengecek ketersediaan stok beras nasional yang dikelola Bulog.
Dalam sambutannya, Presiden Jokowi menanyakan kepada penerima manfaat apakah mereka sudah menerima bantuan pangan pada bulan Januari hingga Juni. Selain itu, Presiden juga memastikan penyaluran bantuan beras 10 kilogram per bulan akan terus berlanjut hingga Desember.
“Apakah kamu mendapatkannya pada bulan Januari? Apakah Anda mendapatkannya di bulan Februari? Apakah Anda mendapatkannya pada bulan Maret? Apakah Anda mendapatkannya pada bulan April? Apakah Anda mendapatkannya pada bulan Mei? Apa yang diterima pada bulan Juni? Setelah bulan Juni, akan menjadi Agustus, Oktober, Desember. Ini akan berlanjut hingga Desember, kan?” kata Presiden.
Presiden juga mengungkapkan, program bantuan pangan ini didanai Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) dan menekankan pentingnya perhitungan yang cermat untuk memastikan kecukupan dana. “Kita sudah hitung di APBN apakah dilanjutkan atau tidak. APBN cukup atau tidak. Karena ini uang triliunan, gede banget. 10 kg per bulan untuk 22 juta rakyat kita,” jelasnya.
Lebih lanjut, Presiden menyoroti Bulog memiliki stok beras yang mencukupi, yakni tersedia secara nasional sebanyak 1,7 juta ton dan di Gudang Bulog Buntok sendiri sebanyak 1.500 ton. “Berasnya dari mana? Berasnya berasal dari Bulog. Apakah Bulog punya cukup stok? Bulog kini memiliki stok sebanyak 1,7 juta ton. Di sini saja stoknya 1.500 ton, bukan kilo, ton,” kata Presiden.
Terkait fluktuasi harga beras, Presiden menjelaskan bahwa saat ini harga pangan di seluruh dunia sedang naik karena produksi menurun. “Kenapa produksi menurun? Karena ada gelombang kekeringan, gelombang panas yang panjang di berbagai negara, tidak hanya di Indonesia,” terang Presiden.
Oleh karena itu, pemerintah terus berupaya meningkatkan produksi agar harga beras turun. Namun, Presiden juga menekankan pentingnya menjaga keseimbangan antara kepuasan petani dan keterjangkauan harga bagi konsumen.
“Pemerintah harus menjaga keseimbangan, ini tidak mudah, menjaga keseimbangan agar harga petani senang, harga di pasar, masyarakat juga senang. Tapi ya itu tidak mudah,” kata Presiden Jokowi.
Turut mendampingi Presiden Jokowi dalam kesempatan tersebut Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin, Kepala Badan Pangan Nasional Arief Prasetyo Adi, Gubernur Kalteng Sugianto Sabran, Pj. Bupati Barito Selatan Deddy Winarwan, dan Kepala Bulog Daerah Kalteng Budi Cahyanto. (BPMI SETPRES/AIT)
NewsRoom.id