NewsRoom.id -Beban utang negara yang terus meningkat akan menjadi catatan merah bagi Presiden Joko Widodo di akhir masa kepemimpinannya.
Pengamat politik Citra Institute, Efriza menjelaskan, utang negara era Presiden Joko Widodo hingga 30 April 2024 tercatat sebesar Rp 8.338,43 triliun. Angka tersebut jauh lebih besar dibandingkan era Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) yang mencatatkan utang negara sebesar Rp 2.608,78 triliun pada akhir tahun 2014.
IKLAN
GULIR UNTUK MELANJUTKAN KONTEN
Kondisi itu sama saja dengan mengingkari janji Joko Widodo saat pertama kali menjadi Kepala Negara yang tidak akan menambah utang negara.
“Hal ini menunjukkan bahwa Jokowi tidak bisa berbangga sepenuhnya dalam membangun atau membawa kemajuan bagi negara ini, karena dibarengi dengan penumpukan utang,” kata Efriza kepada Kantor Berita Politik RMOL, Sabtu (22/6).
Ia menilai utang negara era Jokowi yang melonjak tiga kali lipat dibandingkan presiden sebelumnya membuktikan kinerjanya sebagai nahkoda Pemerintahan Republik Indonesia gagal dalam mengelola keuangan.
“Hal ini tentu membuktikan bahwa Jokowi tidak memiliki kemampuan dalam mengelola APBN dengan baik,” lanjut dosen ilmu pemerintahan Universitas Pamulang (Unpam) itu.
“Utang negara yang membengkak semakin menunjukkan bahwa Jokowi tidak menepati janjinya untuk mengurangi beban utang negara,” pungkas Efriza.
NewsRoom.id









