Di pusat perbelanjaan “Mega Alma-Ata”; periode diskon.
Saat siswa menyelesaikan kegiatan musim panas mereka dan bersiap untuk kembali ke sekolah, para orang tua di seluruh negeri bersiap untuk pesta belanja tahunan untuk kembali ke sekolah. Tahun ini, pengelola properti ritel memiliki kesempatan emas untuk memanfaatkan lonjakan musiman ini dengan memahami tren belanja utama dan memanfaatkannya dengan penyewa ritel mereka.
Berikut 10 poin penting dari Survei Belanja Kembali ke Sekolah 2024 terbaru dari JLL.
1. Inflasi tidak akan menghalangi sebagian besar pembeli untuk berbelanja.
Meskipun ada kekhawatiran inflasi, orang tua dari semua golongan pendapatan berencana untuk membelanjakan 21,8% lebih banyak untuk perlengkapan kembali ke sekolah tahun ini. Hal ini memberi pemilik toko kesempatan untuk bermitra dengan pengecer mereka untuk menonjolkan produk bernilai tambah dan penawaran eksklusif guna menarik orang tua yang bersedia berinvestasi lebih banyak dalam pendidikan dan kegiatan ekstrakurikuler anak-anak mereka.
2. Rumah tangga kaya mengharapkan anggaran yang lebih tinggi
Orang tua yang berpenghasilan lebih dari $150.000 berencana untuk meningkatkan pengeluaran mereka hingga 30%. Menyesuaikan upaya pemasaran untuk menonjolkan toko-toko premium, produk-produk, dan penawaran-penawaran eksklusif yang melayani golongan berpendapatan tinggi, mungkin melalui influencer virtual, dapat membantu menangkap bagian yang signifikan dari lonjakan pengeluaran.
3. Meningkatnya pengeluaran diskresioner
Orang tua mengalokasikan anggaran yang lebih besar (63,5%) untuk barang-barang yang tidak penting, bukan hanya perlengkapan sekolah. Membuat toko di dalam toko atau toko pop-up untuk mempromosikan produk fesyen, elektronik, dan gaya hidup dapat menarik minat orang tua yang ingin melakukan pembelian yang tidak penting dan membantu mereka memperoleh uang untuk perlengkapan sekolah yang penting.
4. Bangun pagi dan kena cacingan
Tahun ini, para orang tua mulai berbelanja lebih awal, dengan jumlah yang signifikan (75%) memulai belanja untuk persiapan kembali ke sekolah pada bulan Mei. Pemilik toko harus bermitra dengan pengecer untuk merencanakan dan mengiklankan promosi lebih awal. Sementara itu, pengecer harus menyediakan stok barang-barang populer untuk memenuhi permintaan awal ini, sementara juga menyediakan persediaan untuk pembeli yang datang terlambat.
5. Toko fisik masih diminati
Mayoritas orang tua (70%) berencana menggunakan dua atau lebih metode untuk berbelanja perlengkapan kembali ke sekolah, dengan 90% berencana mengunjungi toko fisik. Persiapkan kedatangan mereka dengan memastikan pengalaman di tempat dilengkapi dengan navigasi yang mudah, tampilan interaktif, dan layanan pelanggan yang efisien baik di dalam toko maupun di area publik. Strategi omnichannel, seperti Beli Daring, Ambil di Toko (BOPIS) dan pengambilan di tepi jalan, juga dapat memenuhi kenyamanan yang diharapkan oleh pembeli modern. Manajer properti dapat membantu memastikan strategi ini berjalan lancar bagi pembeli dengan bekerja sama dengan pengecer untuk menambahkan papan tanda, menetapkan zona pengambilan, dan menyediakan tempat parkir jangka pendek untuk perjalanan singkat ke toko.
6. Mall sebagai destinasi belanja pilihan
Lebih banyak orang tua yang pergi ke mal untuk membeli perlengkapan kembali ke sekolah daripada sebelumnya. Berkolaborasi dengan pengecer untuk membuat acara kembali ke sekolah, promosi khusus, dan kegiatan yang menarik dapat membantu pengelola properti melibatkan keluarga dan mendorong perjalanan belanja yang lebih lama.
7. Peningkatan kunjungan dan pengeluaran toko
Hampir setengah dari semua pembeli (45,8%) kemungkinan akan mengunjungi empat toko atau lebih, dengan pengeluaran rata-rata sebesar $656. Hal ini berarti peningkatan jumlah pengunjung di pusat perbelanjaan dan mal. Memberikan insentif untuk mengunjungi beberapa toko dan bermitra dengan toko-toko tetangga untuk promosi bersama dapat memaksimalkan penjualan dan meningkatkan pengalaman berbelanja secara keseluruhan. Tempat jajanan dan plaza yang menarik juga menarik pelanggan dan dapat membuat mereka tetap tertarik dari satu lokasi ke lokasi lainnya.
8. Adaptasi terhadap strategi ekonomi dan berkelanjutan
Meskipun penjualan dan penawaran tetap penting, ada tren keberlanjutan yang berkembang dengan mengurangi pembelian produk atau memilih barang bekas. Pengecer dapat memanfaatkan hal ini dengan menawarkan produk yang diperbarui atau dalam kondisi baik dan menggabungkan barang dengan harga diskon, sementara pengelola properti dapat membantu pengecer mempromosikan praktik belanja yang hemat biaya dan berkelanjutan.
9. Preferensi belanja yang beragam
Ada perbedaan signifikan dalam perilaku belanja berdasarkan demografi. Misalnya, orang tua mahasiswa akan menghabiskan lebih banyak uang untuk barang-barang mahal seperti elektronik dan perlengkapan kantor (sekitar $740) daripada orang tua siswa K-12. Pemilik dan pengecer dapat menarik minat mereka dengan memenuhi kebutuhan khusus dari berbagai kelompok pembeli, seperti menawarkan paket teknologi untuk mahasiswa atau pakaian trendi untuk anak-anak yang lebih muda.
10. Ekspansi ke luar toko besar
Meskipun pedagang grosir tetap populer, ada peningkatan preferensi untuk toko khusus, terutama di kalangan lansia berpenghasilan tinggi. Pemilik dapat mempromosikan toko khusus, seperti perlengkapan kantor, elektronik, dan perlengkapan rumah, melalui iklan bertarget dan direktori mal untuk menyoroti berbagai pilihan.
Dengan mengenali tren dan berkomitmen untuk bermitra dengan pengecer perorangan, pemilik properti dapat memanfaatkan tren ini untuk meningkatkan penjualan kembali ke sekolah secara signifikan. Ini akan menciptakan pengalaman berbelanja yang berkesan yang membuat orang tua dan siswa kembali lagi tahun demi tahun.
NewsRoom.id