NewsRoom.id – Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), Yahya Cholil Staquf alias Gus Yahya menegaskan tidak ada isu strategis yang dibahas dalam pertemuan lima tokoh muda Nahdliyin dengan Presiden Israel Isaac Herzog. Bahkan, ia menyebut hal itu sebagai inisiatif yang gagal.
IKLAN
GULIR UNTUK MELANJUTKAN KONTEN
“(Isi pertemuan) Ya, secara substansial tidak ada yang strategis, makanya saya sampaikan inisiatif yang saya katakan gagal ini. Karena tidak ada hasilnya. Apalagi kesepakatan ini itu, dialog yang dilakukan tidak ada yang substansial untuk membantu rakyat Palestina,” kata Gus Yahya dalam jumpa pers di Plaza PBNU, Jakarta, Selasa (16/7).
Gus Yahya menjelaskan, inisiatif tersebut gagal karena para tokoh muda tersebut belum memahami dengan siapa mereka harus bertemu untuk menyelesaikan konflik Israel-Palestina.
“Ya, kalau mereka terlibat, mereka tidak tahu apa yang bisa produktif untuk membantu rakyat Palestina, apa yang bisa, apa yang tidak bisa, mereka tidak tahu. Sementara itu, kalau kita punya cukup pengetahuan dan pertimbangan, kita bisa terlibat dengan cara yang benar-benar bisa membuat kemajuan nyata,” katanya.
Kemudian Gus Yahya memaparkan tentang konferensi yang akan diselenggarakan PBNU dengan mengundang tokoh-tokoh dari berbagai latar belakang agama dan negara, yakni R20. Di sana, Gus Yahya juga mengundang tokoh-tokoh Yahudi.
“Mengapa kami mengundang mereka? Mereka adalah tokoh dari sebuah gerakan yang menamakan dirinya gerakan Masordi di lingkungan Yahudi yang menyerukan rekontekstualisasi ajaran Yahudi yang selama ini menghambat perdamaian,” katanya.
Forum Religion of Twenty (R20) merupakan bagian dari pertemuan internasional G20. R20 merupakan forum bagi para pemimpin agama dunia yang digagas oleh Gus Yahya. Gus Yahya dan Sekretaris Jenderal Liga Muslim Dunia, Dr. Mohammad Al-Issa dari Arab Saudi merupakan ketua bersama R20.
Jaringan NewsRoom.id
Terkait
NewsRoom.id









