Irak mengatakan kemarin, Kamis, bahwa mereka telah memilih perusahaan Prancis “Systra” dan “SNCV”, perusahaan Spanyol “Alstom”, “Talgo” dan “Siner”, dan sejumlah perusahaan konstruksi Turki, serta Deutsche Bank Jerman untuk desain, implementasi dan pengoperasian proyek metro di ibu kota (Metro Baghdad).
Rencana untuk proyek metro di ibu kota Irak pertama kali dibuat pada tahun 1980-an, tetapi tertunda karena perang dan sanksi internasional selama bertahun-tahun. Jika terlaksana, proyek ini akan menjadi yang pertama di Irak.
IKLAN
GULIR UNTUK MELANJUTKAN KONTEN
Dalam pertemuan yang bertujuan untuk menindaklanjuti proyek metro Baghdad, Perdana Menteri Irak Muhammad Shiaa Al-Sudani berbicara tentang pentingnya “proyek strategis ini, yang terbesar di kawasan itu,” menurut laporan Kantor Media Perdana Menteri pada akunnya di situs web “X”.
Perdana Menteri Muhammad Shiaa Al-Sudani memimpin rapat yang bertujuan untuk menindaklanjuti proyek Metro Baghdad, setelah ia menerima persetujuan dari koalisi perusahaan. Vaskhod & Wontert International Capital, pemenang peluang investasi untuk merancang, melaksanakan, mengoperasikan, memelihara, membiayai, dan mentransfer (DBOMFT) proyek Metro Baghdad, menurut… foto.twitter.com/Skc642rYrA
— Kantor Media Perdana Menteri (@IraqiPMO) 25 Juli 2024
Sementara itu, Nasser Al-Asadi, penasihat Perdana Menteri Irak, mengatakan kepada Reuters bahwa perkiraan biaya proyek tersebut adalah $18 miliar, dan akan mencakup jarak 148 kilometer yang dibagi menjadi 7 jalur dan 64 stasiun metro, seraya menambahkan bahwa proyek tersebut diharapkan akan selesai dalam waktu 4 tahun.
Otoritas Investasi Nasional di Irak mengumumkan pada bulan April bahwa Metro Baghdad akan mencakup 80% wilayah ibu kota, Baghdad. Metro tersebut dapat diperluas untuk mencakup jalur darat dan udara.
Kebanyakan orang yang bepergian ke tempat kerja di Baghdad mengandalkan taksi dan bus untuk transportasi, dan perjalanan jarak pendek sering kali memakan waktu berjam-jam karena kemacetan lalu lintas.
Juga di Irak, Kementerian Keuangan dan Bank Pembangunan Jerman kemarin, Kamis, menandatangani amandemen perjanjian pinjaman untuk membiayai sejumlah proyek pembangunan.
Menurut pernyataan kementerian, amandemen baru tersebut mengatur perpanjangan periode pembiayaan untuk proyek-proyek yang mengandalkan pinjaman, termasuk perpanjangan perjanjian pinjaman rehabilitasi infrastruktur, dan perpanjangan lainnya untuk rehabilitasi infrastruktur jalan, jembatan, air, dan sanitasi, hingga Desember 2026.
Jaringan NewsRoom.id
Terkait
NewsRoom.id









