NewsRoom.id – Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) kembali beraksi dengan membakar gedung Sekolah Dasar Negeri (SDN) Okbab di Desa Borban, Distrik Okbap, Kabupaten Pegunungan Bintang. Beruntung tidak ada korban jiwa dalam insiden ini.
IKLAN
GULIR UNTUK MELANJUTKAN KONTEN
Kepala Operasi Perdamaian (Kaops) Cartenz 2024, Brigjen TNI Faizal Ramadhani mengatakan, bangunan Sekolah Dasar Negeri Okbab diduga dibakar oleh KKB Memokon, Jender Siktaop alias Usoki, Aquino Kaladana, Yuni Mimin dan Enos Kakyarmabin.
“Kami sangat menyesalkan kejadian ini, di mana KKB membakar fasilitas pendidikan tempat warga menimba ilmu. Tindakan ini tidak hanya merugikan anak-anak dan guru, tetapi juga merusak masa depan generasi muda kita,” kata Brigjen Faizal, Senin (15/7).
Menurut Faizal, pembakaran sekolah tersebut merupakan kejahatan luar biasa yang harus ditindak tegas. Ia menegaskan, aparat keamanan akan terus berupaya maksimal untuk menangkap dan menghukum pelaku kejahatan tersebut.
“Kami tidak akan tinggal diam. Penegakan hukum yang tegas akan terus dilakukan untuk menjaga keamanan dan ketertiban di wilayah ini,” imbuhnya.
Senada dengan itu, Kepala Satgas Humas Operasi Damai Cartenz-2024, Kombes Bayu Suseno mengecam keras tindakan KKB tersebut. KKB yang membakar gedung sekolah tersebut diduga adalah KKB Kodap XXXV Bintang Timur yang sebelumnya telah melakukan aksi penembakan terhadap salah satu warga yakni Senus Lepitalen pada tanggal 6 Juni 2024 di Distrik Borme, Kabupaten Pegunungan Bintang. Dalam aksi tersebut terdapat senjata api laras panjang milik KKB.
“Kami mengutuk dan menyesalkan kejadian ini. Pembakaran sekolah oleh KKB merupakan tindakan yang sangat tidak manusiawi dan tidak dapat ditoleransi. Gabungan TNI-Polri dan Satgas Operasi Perdamaian Cartenz-2024 akan tegas menegakkan hukum terhadap para pelaku kejahatan ini,” kata Bayu.
Bayu menambahkan, kejadian ini tak hanya merugikan sektor pendidikan, namun juga mengganggu ketentraman dan keamanan masyarakat setempat.
“Sekolah merupakan tempat yang seharusnya membuat anak-anak merasa aman dan nyaman untuk belajar. Tindakan ini sangat merugikan masyarakat, khususnya anak-anak yang seharusnya mendapatkan pendidikan yang baik,” katanya.
Selain itu, Bayu juga menyatakan bahwa pihaknya akan meningkatkan patroli dan pengawasan di wilayah rawan untuk mencegah kejadian serupa terulang kembali. “Kami akan memperketat pengamanan di wilayah rawan konflik dan berupaya memberikan rasa aman kepada masyarakat.
“Jangan sampai tindakan kejam seperti ini membuat semangat belajar anak-anak Papua luntur,” pungkas Bayu Suseno.
NewsRoom.id