Mengapa Atlet Melakukan Pesta Seks Selama Olimpiade? Berikut Alasan Ilmiahnya

- Redaksi

Sabtu, 27 Juli 2024

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

NewsRoom.id – Rasanya bukan hal yang baru lagi jika setiap atlet dikabarkan menggelar pesta seks setiap kali Olimpiade digelar. Bahkan, hal itu sudah menjadi rahasia umum di ajang turnamen olahraga terbesar di muka bumi ini.

IKLAN

GULIR UNTUK MELANJUTKAN KONTEN

Pihak penyelenggara Olimpiade sendiri selalu membagikan kondom kepada para atlet di setiap ajang. Hal ini bermula pada Olimpiade 1988 untuk meningkatkan kesadaran tentang HIV/AIDS.

Selain itu, aktivitas seksual juga selalu terjadi di wisma atlet setiap kali ada pertandingan. Pada Olimpiade 2016 di Brasil, panitia diketahui telah mendistribusikan 450 ribu kondom.

Menurut laporan ESPN, perenang Ryan Lochte memperkirakan bahwa 70 hingga 75 persen atlet terlibat dalam aktivitas seksual di desa atlet selama Olimpiade 2016.

Pengakuan Lochte sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh terapis fisik dasar panggul dan pendidik seks Dr. Uchenna Ossai. Faktanya, ada alasan ilmiah di balik peningkatan seks selama Olimpiade.

Menurutnya, kondisi fisik atlet selama Olimpiade berada pada kondisi terbaiknya. Secara naluri, hal itu kemudian membuat mereka siap untuk berhubungan seks.

Dr. Ossai mengatakan atlet yang berkompetisi di Olimpiade memiliki energi yang terpendam. Mereka mengonsumsi 9.000 kalori sehari, lalu mengandalkan endorfin dan adrenalin untuk berkompetisi.

“Sudah diketahui secara luas bahwa tingkat performa fisik dan kebugaran yang tinggi memiliki efek peningkatan pada fungsi seksual secara keseluruhan,” kata Dr. Ossai seperti dikutip oleh Kesibukan.

“Aktivitas seksual adalah teman yang benar-benar setia dalam hal suasana hati, pengelolaan rasa sakit, kualitas tidur, dan fungsi dasar panggul,” imbuhnya.

Beberapa pelatih melarang tim mereka melakukan aktivitas seksual selama latihan karena takut akan mengganggu kinerja. Namun, sebuah studi tahun 2016 yang diterbitkan dalam jurnal Batasan dalam Fisiologi menyatakan bahwa tidak ada bukti ilmiah yang mendukung teori tersebut.

Jaringan NewsRoom.id

NewsRoom.id

Berita Terkait

Chanel Memilih Korea Selatan Untuk Pop-Up Liburan Terbesar Di Bandara Asia-Pasifik
Lumba-lumba yang Terdampar Menunjukkan Kerusakan Otak Seperti Alzheimer
Mengapa Beberapa Tomat Berwarna Kuning? Peneliti Memecahkan Misteri
Radja Nainggolan Akui Lebih Memilih Bermain untuk Indonesia, Tak Diapresiasi di Belgia
Gus Sahal Kritik GP Ansor, Hancurkan Citra NU Seperti Ketua Ansor DKI
Ilmuwan “Hilangkan Sepenuhnya” Leukemia dalam Model Praklinis
Merek Kanada Moose Knuckles Memperluas Kehadiran Ritel Globalnya
Kemungkinan besar Prabowo tidak akan menghadiri acara Projo

Berita Terkait

Jumat, 31 Oktober 2025 - 07:45 WIB

Chanel Memilih Korea Selatan Untuk Pop-Up Liburan Terbesar Di Bandara Asia-Pasifik

Jumat, 31 Oktober 2025 - 07:14 WIB

Lumba-lumba yang Terdampar Menunjukkan Kerusakan Otak Seperti Alzheimer

Jumat, 31 Oktober 2025 - 06:43 WIB

Mengapa Beberapa Tomat Berwarna Kuning? Peneliti Memecahkan Misteri

Jumat, 31 Oktober 2025 - 06:12 WIB

Radja Nainggolan Akui Lebih Memilih Bermain untuk Indonesia, Tak Diapresiasi di Belgia

Jumat, 31 Oktober 2025 - 05:41 WIB

Gus Sahal Kritik GP Ansor, Hancurkan Citra NU Seperti Ketua Ansor DKI

Jumat, 31 Oktober 2025 - 03:37 WIB

Merek Kanada Moose Knuckles Memperluas Kehadiran Ritel Globalnya

Jumat, 31 Oktober 2025 - 02:05 WIB

Kemungkinan besar Prabowo tidak akan menghadiri acara Projo

Jumat, 31 Oktober 2025 - 00:01 WIB

Generasi Selanjutnya? Pemasar Melihat Melampaui X, Y, Z, Dan Bahkan Alfa

Berita Terbaru