NewsRoom.id -Penolakan Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati (SMI) menyiapkan analisis kebijakan dan peta jalan untuk mencapai rasio pajak 12-23 persen dari PDB pada 2025 dinilai sebagai sikap Presiden Joko Widodo.
Menurut Direktur Eksekutif Studi Demokrasi Rakyat (SDR) Hari Purwanto, penolakan Sri Mulyani terhadap permintaan presiden terpilih periode 2024-2029, Prabowo Subianto, mengindikasikan ekonomi Indonesia sedang tidak baik.
IKLAN
GULIR UNTUK MELANJUTKAN KONTEN
“Penolakan itu jelas pilihan Pak SMI, yaitu Joko Widodo,” kata Hari, kepada Kantor Berita Politik RMOL, di Jakarta, Selasa (2/7).
Sementara itu, sikap Prabowo terkait penyusunan tax ratio merupakan langkah penyelamatan. Mengingat, setelah 20 Oktober 2024, tongkat estafet pemerintahan dipegangnya.
“Yang dimaksud adalah harus ada langkah signifikan yang diambil dari situasi kritis ini. Prabowo tidak mau cuci piring untuk pemerintahan sebelumnya, makanya dia mengutus tim sinkronisasi yang dipimpin Sufmi Dasco untuk bertemu dengan SMI. Memang pemerintahan Jokowi tinggal 4 bulan lagi, tapi penantiannya terasa seperti 5 tahun,” pungkas Hari.
NewsRoom.id