Program Pangan Bergizi Gratis Bakal Manfaatkan Beras dan Susu Impor, Anggaran Bapanas Dipangkas

- Redaksi

Selasa, 30 Juli 2024

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

NewsRoom.id – Sekretaris Utama Badan Pangan Nasional (Bapanas) Sarwo Edhy menilai

Ada kemungkinan program pangan bergizi gratis Prabowo-Gibran akan menggunakan bahan pangan impor. Bahan pangan yang berpotensi diimpor antara lain beras dan susu.

IKLAN

GULIR UNTUK MELANJUTKAN KONTEN

Menurutnya, hal itu bisa terjadi apabila produksi pangan Indonesia tidak mampu memenuhi kebutuhan program pangan bergizi gratis.

“Kalau dikaitkan dengan program makan gratis, logikanya kalau produksi dalam negeri kurang pasti ada impor,” kata Sarwo saat ditemui di Hotel Sultan, Jakarta, Senin (29/7/2024).

Dalam pelaksanaan impor, Sarwo menilai masih ada pengukuran dan kuantitas yang perlu dihitung lebih detail.

“Jumlahnya belum diketahui karena masih dihitung berapa yang akan diberikan. Apakah mulai dari TK, SD, SMP, SMA atau mungkin hanya untuk SD atau SMP saja. Tentu disesuaikan dengan anggaran yang diberikan.

tersedia di pemerintahan,” kata Sarwo.

Ia mengatakan, pihaknya telah menggelar pertemuan dengan Tim Satgas Sinkronisasi Presiden dan Wakil Presiden terpilih Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka terkait program pangan bergizi gratis ini.

Namun hingga saat ini belum ada lagi ajakan dari tim satgas untuk membahas program ini lebih lanjut.

Ketahanan Pangan Indonesia Lemah

Sebelumnya, program pangan bergizi gratis disebut-sebut berpotensi menimbulkan impor pangan besar-besaran dan melemahkan ketahanan pangan Indonesia.

“Ketahanan pangan kita masih lemah,” kata Direktur Eksekutif Next Policy Grady Nagara dalam diskusi publik bertajuk “Penyesatan Kebijakan Makan Siang Gratis” yang digelar Next Policy di kawasan Cikini, Jakarta Pusat beberapa waktu lalu.

“Bayangkan saja komposisi makan siang gratis yang bergantung pada komoditas seperti beras, daging, dan susu yang masih diimpor,” lanjutnya.

“Untuk menyasar sedikitnya 82,9 juta penerima manfaat, setiap tahun kita membutuhkan beras sebanyak 6,7 juta ton, daging ayam sebanyak 1,2 juta ton, daging sapi sebanyak 500 ribu ton, dan susu sebanyak 4 juta kiloliter,” tutur Grady lagi.

Menurutnya, potensi impor besar-besaran bisa saja terjadi jika desain kebijakan tidak mempertimbangkan dimensi diversifikasi pangan. Ia mencontohkan Brasil, di mana anggaran makan siang gratis mengharuskan 30 persen pasokan diambil dari petani lokal.

“Kami tidak melihatnya sebagai sesuatu seperti itu. Yang ada adalah potensi impor dalam skala besar.

“membunuh petani kita, yang sebagian besar tidak memiliki tanah sendiri,” kata Grady.

Anggaran Turun

Badan Pangan Nasional (Bapanas) mendapat anggaran Rp329,9 miliar untuk tahun 2025. Angka tersebut lebih rendah 25,45 persen dibandingkan dengan anggaran bantuan nonpangan reguler tahun 2024.

Sarwo Edhy menduga pemotongan anggaran itu sebagai persiapan program makanan bergizi gratis di pemerintahan Prabowo-Gibran.

Penurunan anggaran ini tidak hanya dialami Bapanas, namun kementerian/lembaga lain juga mengalami hal serupa.

“Bukan hanya Badan Pangan Nasional saja yang mengalami kemunduran, tetapi hampir seluruh lembaga anggaran kementerian/lembaga akan mengalami kemunduran pada tahun 2025,” kata Sarwo.

“Mungkin itu persiapan untuk program Presiden baru dengan makanan gratis. Mungkin,” lanjutnya.

Sarwo juga mencontohkan anggaran Kementerian Pertanian yang juga turun dari Rp 14 triliun menjadi Rp 8 triliun. Menurutnya, penurunan tersebut sangat signifikan, yakni Rp 6 triliun.

Dalam anggaran Rp329,9 miliar pada tahun 2025, Bapanas mengalokasikannya untuk beberapa program. Pertama, untuk program ketersediaan akses dan konsumsi pangan bermutu sebesar Rp212,8 miliar.

Program ini terdiri dari kegiatan untuk memperkuat, menyediakan dan menstabilkan pasokan dan harga.

makanan yang tersedia di Deputi I berjumlah Rp 87,9 miliar.

Kemudian, pengendalian kerentanan pangan dan gizi serta penguatan kewaspadaan pangan dan gizi pada Kedeputian II sebesar Rp56,8 miliar.

Masih dalam program yang sama, anggaran juga akan digunakan untuk memperkuat diversifikasi.

konsumsi dan ketahanan pangan pada Deputi III sebesar Rp 68,1 miliar.

Berikutnya, Program Dukungan Manajemen di Lingkungan Sekretariat Utama sebesar Rp117,1 miliar yang terdiri dari gaji dan biaya operasional kantor penjilidan sebesar Rp79,1 miliar, serta dukungan manajemen dan teknis lainnya sebesar Rp38 miliar.

“Kami juga mengusulkan tambahan anggaran bantuan pangan untuk cadangan pangan kepada pemerintah sekitar Rp 20,2 triliun,” kata Sarwo.

Bingung dengan Program Makanan Bergizi Gratis

Ditemui terpisah, loyalis Prabowo Subianto Angga Wira mengatakan tidak ada angka pasti untuk setiap porsi makanan bergizi gratis tersebut.

Angga Wira mengungkapkan hal itu setelah adanya simpang siur terkait besaran anggaran yang dibutuhkan untuk satu porsi program makanan bergizi gratis tersebut.

Menurutnya, besaran yang ditetapkan belum dapat dipastikan karena harga bahan baku program pangan bergizi gratis di setiap daerah berbeda-beda.

“Belum, belum ada angka pasti. Karena tentu HPP (Harga Pokok Penjualan) di beberapa daerah berbeda-beda. Pasti ada subsidi silang,” katanya.

Ia mengatakan, Tim Pemerintahan yang baru masih menerima masukan dari berbagai pihak terkait program dimaksud. Misalnya seperti

Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) menyebutkan harga ideal Makan Siang Gratis yang bergizi adalah sekitar Rp15.000 per porsi.

Padahal di satu sisi anggaran untuk program tersebut hanya dianggarkan sekitar Rp71 triliun dari Kementerian Keuangan.

“Angka pastinya untuk nominalnya belum ada. Karena ada sekitar 20 tempat yang kita uji coba,” pungkasnya.

NewsRoom.id

Berita Terkait

Ilmuwan Memecahkan Misteri Bayi Pterosaurus Solnhofen Berusia 150 Juta Tahun
KPK Buka Kemungkinan Usut Pj Gubernur Riau
Danau K'gari yang Terkenal di Dunia Mungkin Berisiko Mengering
Terkait Rapat Paripurna, Gus Yahya menyinggung putusan Syuriyah yang bermasalah
Puluhan Tahun Kemudian, Para Ilmuwan Akhirnya Menjelaskan Pembacaan Aneh Voyager 2 tentang Uranus
Studi Harvard Membuka Potensi Pengobatan Baru untuk Diabetes dan Obesitas
KPK Intensif Usut Dugaan Korupsi Proyek Monumen Reog Ponorogo
Makan Lebih Banyak Vitamin C Ditemukan Secara Langsung Meningkatkan Kolagen dan Pembaruan Kulit

Berita Terkait

Minggu, 7 Desember 2025 - 23:02 WIB

Ilmuwan Memecahkan Misteri Bayi Pterosaurus Solnhofen Berusia 150 Juta Tahun

Minggu, 7 Desember 2025 - 22:01 WIB

KPK Buka Kemungkinan Usut Pj Gubernur Riau

Minggu, 7 Desember 2025 - 19:26 WIB

Danau K'gari yang Terkenal di Dunia Mungkin Berisiko Mengering

Minggu, 7 Desember 2025 - 18:24 WIB

Terkait Rapat Paripurna, Gus Yahya menyinggung putusan Syuriyah yang bermasalah

Minggu, 7 Desember 2025 - 16:20 WIB

Puluhan Tahun Kemudian, Para Ilmuwan Akhirnya Menjelaskan Pembacaan Aneh Voyager 2 tentang Uranus

Minggu, 7 Desember 2025 - 14:47 WIB

KPK Intensif Usut Dugaan Korupsi Proyek Monumen Reog Ponorogo

Minggu, 7 Desember 2025 - 13:15 WIB

Makan Lebih Banyak Vitamin C Ditemukan Secara Langsung Meningkatkan Kolagen dan Pembaruan Kulit

Minggu, 7 Desember 2025 - 12:44 WIB

Lubang Ozon Antartika Tahun Ini Sangat Kecil

Berita Terbaru

Headline

KPK Buka Kemungkinan Usut Pj Gubernur Riau

Minggu, 7 Des 2025 - 22:01 WIB