Sejumlah Dampak Mengerikan Bagi Jokowi Jika Kaesang dan Bobby Kalah di Pilkada 2024

- Redaksi

Jumat, 19 Juli 2024

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

NewsRoom.id – Pegiat media sosial Rinny Budoyo menilai sejumlah dampak negatif bagi Presiden Joko Widodo (Jokowi) jika putra bungsunya, Ketua Umum PSI Kaesang Pangarep dan menantunya, Wali Kota Medan Bobby Nasution kalah di Pilkada 2024.

IKLAN

GULIR UNTUK MELANJUTKAN KONTEN

Menurut Rinny, apabila Kaesang atau Bobby kalah di Pilkada 2024, maka mitos kecanggihan Jokowi dalam memenangkan persaingan pemilu akan runtuh, tak hanya itu, apabila keduanya kalah maka akan menghancurkan kepercayaan partai koalisi dan politikus yang ada di belakangnya.

“Kalau Kaesang dan Bobby kalah, kalau salah satu saja saudara ini kalah di Pilkada 2024, maka runtuhlah mitos tentang Pak Jokowi, runtuhlah mitos tentang kecanggihan Pak Jokowi dalam memenangkan kontestasi pemilu, baik bagi dirinya maupun bagi orang-orang yang didukungnya,” tutur Rinny.

“Kalau Kaesang atau Bobby kalah, maka kepercayaan koalisi Pak Jokowi akan runtuh, kepercayaan politikus yang selama ini berlindung di balik Pak Jokowi akan runtuh, mereka semua akan mulai ragu dan mulai meninggalkan Pak Jokowi untuk mencari perlindungan yang lebih pasti,” imbuhnya.

Selain itu, kekalahan Kaesang dan Bobby bisa jadi pertanda dimulainya kiamat bagi Jokowi di dunia politik. “Kalau Kaesang atau Bobby kalah di Pilkada mendatang, bisa jadi pertanda dimulainya kiamat bagi Pak Jokowi,” katanya.

Sementara itu, diketahui dalam survei terkini Litbang Kompas terkait Pilkada DKI Jakarta 2024, Kaesang Pangarep memperoleh elektabilitas sebesar 1 persen, sementara posisi pertama ditempati Anies Baswedan dengan elektabilitas sebesar 29,8 persen, lalu posisi kedua ditempati Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok.

Survei elektabilitas calon gubernur rujukan masyarakat Jakarta, Anies Baswedan, sebesar 29,8%, di posisi kedua Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok 20%, tulis Litbang Kompas seperti dikutip Selasa (16/7/2024).

Posisi berikutnya jauh di belakang Anies dan Ahok, yakni Wakil Ketua Umum Partai Golkar Ridwan Kamil dengan 8,5 persen, Menteri BUMN Erick Thohir 2,3 persen.

Kemudian sejumlah nama dengan elektabilitas di angka 1 persen diantaranya Kaesang, yakni Menteri Sosial Tri Rismaharini, Plt Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono, Mantan Panglima TNI Jenderal (Purn.) Andika Perkasa dan Menteri Keuangan Sri Mulyani yang meraih 1,3%.

Survei dilakukan pada 15-20 Juni 2024, dan sebanyak 30 persen responden masih belum mengetahui atau belum menjawab siapa yang menurut mereka layak memimpin Jakarta.

NewsRoom.id

Berita Terkait

Kegagalan Akuntansi, Pengunduran Diri CEO, dan Perburuan Pemimpin Baru
Hewan Ikonik Pegunungan Rocky Ini Hilang, Para Peneliti Memperingatkan
Para Ilmuwan Menetapkan “Bahasa Aroma” Universal Pertama untuk Ganja dan Rami
Jokowi dan Megawati diharapkan bisa berdialog terkait persoalan ijazah
Jokowi dan Megawati diharapkan bisa berdialog terkait persoalan ijazah
Boden Membuka Toko Solo AS Pertama di Georgia Seiring Pertumbuhannya
Fisikawan Menciptakan “Kristal Waktu” Pertama yang Terlihat.
Jika Komputasi Kuantum Memecahkan Pertanyaan “Mustahil”, Bagaimana Kita Tahu Itu Benar?

Berita Terkait

Sabtu, 22 November 2025 - 13:20 WIB

Kegagalan Akuntansi, Pengunduran Diri CEO, dan Perburuan Pemimpin Baru

Sabtu, 22 November 2025 - 12:49 WIB

Hewan Ikonik Pegunungan Rocky Ini Hilang, Para Peneliti Memperingatkan

Sabtu, 22 November 2025 - 12:18 WIB

Para Ilmuwan Menetapkan “Bahasa Aroma” Universal Pertama untuk Ganja dan Rami

Sabtu, 22 November 2025 - 11:47 WIB

Jokowi dan Megawati diharapkan bisa berdialog terkait persoalan ijazah

Sabtu, 22 November 2025 - 11:16 WIB

Jokowi dan Megawati diharapkan bisa berdialog terkait persoalan ijazah

Sabtu, 22 November 2025 - 09:11 WIB

Fisikawan Menciptakan “Kristal Waktu” Pertama yang Terlihat.

Sabtu, 22 November 2025 - 08:41 WIB

Jika Komputasi Kuantum Memecahkan Pertanyaan “Mustahil”, Bagaimana Kita Tahu Itu Benar?

Sabtu, 22 November 2025 - 08:10 WIB

Mengapa KPK tidak pernah memamerkan tumpukan uang sitaan kasus korupsi sebelumnya?

Berita Terbaru