Sikap Orde Baru dalam Peristiwa Kudatuli, Cerminan Pemerintahan Saat Ini

- Redaksi

Minggu, 21 Juli 2024

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

NewsRoom.id Kerusuhan 27 Juli 1996 atau Kudatuli merupakan peristiwa kelam sebagai bagian dari sikap represif pemerintahan Orde Baru (Orba) saat itu.

Direktur Eksekutif Amnesty International Usman Hamid menjelaskan bahwa penyerangan kantor PDI pada 27 Juli 1996 seharusnya disebut sebagai “serangan” atau penyerangan, bukan “kerusuhan”.

IKLAN

GULIR UNTUK MELANJUTKAN KONTEN

“Istilah penyerangan itu, itu menunjukkan ada satu pihak dari aparat keamanan bersama-sama dengan sekelompok preman yang sengaja melakukan kekerasan, menyerang sekretariat PDI, dan melakukan kekerasan untuk mengusir semua orang yang ada di sana,” kata Usman dalam diskusi publik memperingati HUT ke-28 Kudatuli bertajuk “Kita Tidak Lupa” di kantor DPP PDI, Jalan Diponegoro, Menteng, Jakarta Pusat, Sabtu (20/7).

Usman menambahkan, penyerangan itu bertujuan untuk menggulingkan kepemimpinan Megawati Soekarnoputri, sebagai bagian dari upaya menghilangkan oposisi politik.

“Maka pada titik tersebut, sudah jelas bahwa peristiwa 27 Juli lalu adalah peristiwa yang lahir sebagai produk intervensi politik kekuasaan, termasuk kekerasan negara dalam bentuk pengambilalihan dan penangkapan secara paksa, penyerangan, dan sebagainya,” tegasnya.

Ia juga menekankan keterlibatan pasukan keamanan dalam serangan itu, meskipun beberapa dari mereka mengenakan seragam sipil.

“Namun, kalaupun aparat TNI misalnya mengenakan pakaian sipil, aparat kepolisian juga jelas-jelas mengenakan pakaian seragam dan terlibat dalam penyerangan atau pembubaran aksi mimbar bebas yang terjadi di kawasan kantor PDI saat itu,” ungkapnya.

Peristiwa tersebut menyulut kemarahan masyarakat yang ditunjukkan melalui aksi unjuk rasa di berbagai lokasi seperti Senen, Kramat, Menteng, dan Jalan Diponegoro.

Rekayasa politik pemerintah, kata Usman, terlihat jelas dengan pencopotan pimpinan oposisi yang kemudian memicu protes keras di berbagai tempat.

Menurutnya, peristiwa 27 Juli itu juga memicu gelombang penculikan dan penghilangan paksa, yang dimulai dengan aktivis PRD hingga berakhir dengan penculikan Wiji Thukul.

Gelombang penculikan pertama diawali dengan peristiwa 27 Juli, disusul gelombang kedua pada sidang umum MPR tahun 1998.

“Gelombang ketiga penculikan dan penghilangan paksa terjadi pada bulan Mei ketika para saksi kunci yang melihat keterlibatan pihak berwenang disingkirkan dan dihilangkan,” jelasnya.

Atas dasar itu, Usman Hamid menegaskan, peristiwa 27 Juli lalu merupakan cerminan intervensi kebijakan politik dan keamanan pemerintah untuk memperluas kekuasaan dan menyingkirkan lawan politik, sebagaimana situasi politik saat ini.

“Seperti halnya pemerintah saat ini yang berupaya memperpanjang masa jabatan presiden atau memperpanjang masa pemerintahan, menunda pemilu, dan menyingkirkan lawan politik dengan menggunakan hukum sebagai alat kekuasaan,” kata Usman.

NewsRoom.id

Berita Terkait

Ilmuwan Menemukan Penyakit Genetik Baru di Balik Kelemahan Otot yang Misterius
Ilmuwan Mengatakan Makanan Laut Ini Dapat Membantu Membalikkan Penuaan
Ketukan! Nikita Mirzani Divonis 4 Tahun Penjara dan Denda Rp 1 Miliar dalam Kasus Pemerasan
Apakah Pola Makan Nabati yang “Sehat” Diam-diam Membahayakan Jantung Anda?
Ilmuwan Menemukan Trik “Perjalanan Waktu” untuk Membuka Kenangan Masa Kecil yang Hilang
Jaksa Agung Ungkap Data Penjudi Online, Anak SD, dan Gelandangan
Mengapa Memilih Sarjana Ilmu Kajian Al-Qur'an dan Tafsir di Era Digital?
Belajar Bersama dan Tumbuh Bermakna dengan MAHIR Homeschooling

Berita Terkait

Selasa, 28 Oktober 2025 - 18:47 WIB

Ilmuwan Menemukan Penyakit Genetik Baru di Balik Kelemahan Otot yang Misterius

Selasa, 28 Oktober 2025 - 18:16 WIB

Ilmuwan Mengatakan Makanan Laut Ini Dapat Membantu Membalikkan Penuaan

Selasa, 28 Oktober 2025 - 17:14 WIB

Ketukan! Nikita Mirzani Divonis 4 Tahun Penjara dan Denda Rp 1 Miliar dalam Kasus Pemerasan

Selasa, 28 Oktober 2025 - 15:10 WIB

Apakah Pola Makan Nabati yang “Sehat” Diam-diam Membahayakan Jantung Anda?

Selasa, 28 Oktober 2025 - 14:39 WIB

Ilmuwan Menemukan Trik “Perjalanan Waktu” untuk Membuka Kenangan Masa Kecil yang Hilang

Selasa, 28 Oktober 2025 - 12:35 WIB

Mengapa Memilih Sarjana Ilmu Kajian Al-Qur'an dan Tafsir di Era Digital?

Selasa, 28 Oktober 2025 - 12:04 WIB

Belajar Bersama dan Tumbuh Bermakna dengan MAHIR Homeschooling

Selasa, 28 Oktober 2025 - 11:33 WIB

Ini Bukan “Semuanya Hanya Ada di Kepala Anda”: ​​Para Ilmuwan Mengembangkan Tes Darah Revolusioner untuk Sindrom Kelelahan Kronis

Berita Terbaru