Kantong mayat berwarna putih berserakan di lantai dan suasana duka memenuhi udara setelah sebuah sekolah yang menampung warga Palestina yang mengungsi terkena rudal Israel pada hari Sabtu — pemandangan yang mengerikan dan semakin umum terjadi dalam perang Gaza.
Sholat subuh terganggu oleh tiga serangan udara dari pesawat tempur Israel pada dini hari yang menghancurkan sekolah agama dan masjid Al-Tabieen di Kota Gaza.
IKLAN
GULIR UNTUK MELANJUTKAN KONTEN
Dalam pemandangan yang mengerikan itu, potongan-potongan tubuh berserakan di sekitar reruntuhan dan tubuh-tubuh yang hangus dan berlumuran darah tergeletak di reruntuhan kompleks dua lantai itu.
Para relawan berwajah muram menumpuk mayat-mayat dalam selimut berlumuran darah ke dalam ambulans, sementara orang-orang yang terluka parah tergeletak mengerang di tanah.
Badan pertahanan sipil Gaza mengatakan sedikitnya 93 orang tewas, 17 di antaranya wanita dan anak-anak, menjadikannya salah satu serangan paling mematikan dalam perang tersebut.
Militer Israel membantah jumlah korban tewas, dan mengatakan sekolah tersebut menjadi sasaran “amunisi presisi” karena “sekolah tersebut berfungsi sebagai fasilitas militer Hamas dan Jihad Islam yang aktif”.
Insiden semacam itu telah menjadi pola dalam beberapa minggu terakhir. Menurut penghitungan AFP, sedikitnya 14 sekolah yang menampung pengungsi Gaza telah terkena serangan sejak 6 Juli, menewaskan lebih dari 280 orang.
“Orang-orang yang damai — wanita, anak-anak, dan pemuda — sedang melaksanakan salat subuh seperti biasa ketika tiba-tiba sebuah rudal menghantam mereka,” kata Abu Wassim, yang tinggal di dekat lokasi kejadian dan datang untuk memeriksa lokasi kejadian.
“Mereka hancur berkeping-keping. Anak-anak dicabik-cabik, dan wanita dibakar. Apa yang bisa kami katakan atau lakukan? Apa yang ada dalam kekuasaan kami?”
– 'Mereka hanya berdoa' –
Saat matahari terbit dan para pelayat berkumpul, seorang pria membelai wajah seorang anak yang meninggal dalam kantong plastik.
“Mereka menjatuhkan rudal ke arah mereka saat mereka sedang berdoa. Takutlah kepada Tuhan, hai manusia! Takutlah kepada Tuhan, hai orang-orang Arab!” seorang wanita meratap di atas mayat-mayat itu.
Seorang pria lain tampak putus asa sambil menggendong sesosok tubuh kecil yang terbungkus selimut. Di dekatnya, enam kantong mayat tergeletak di tanah, tiga di antaranya anak-anak. Al-Quran yang compang-camping ditumpuk di ambang jendela.
“Kami terbangun sebelum fajar karena mendengar suara serangan,” kata Sakr, seorang warga lingkungan tersebut yang hanya menyebutkan satu nama.
“Kami mendatangi lokasi dan menemukan jasad warga sipil yang tengah beribadah dengan tenang. Kami menemukan jasad anak-anak yang berserakan di jalan.”
Pria lain berkata: “Anda bahkan tidak dapat mengenali mayatnya, sisa-sisa jasadnya berserakan di mana-mana.
“Mereka yang tertimpa musibah adalah orang-orang yang mengungsi dan berlindung di sekolah. Apa salah mereka? Apa salah mereka?”
Mohammad Al-Mughayyir, direktur departemen perlengkapan dan peralatan departemen pertahanan sipil Gaza, mengatakan kepada AFP bahwa enam sekolah di Kota Gaza telah menjadi sasaran dalam seminggu terakhir saja.
Juru bicara militer Israel Letnan Kolonel Nadav Shoshani mengatakan bahwa sekitar 20 militan Hamas dan Islam beroperasi dari kompleks Al-Tabieen.
“Kompleks tersebut, dan masjid yang diserang di dalamnya, digunakan sebagai fasilitas militer Hamas dan Jihad Islam yang aktif,” tulisnya di X.
Kemudian pada hari Sabtu, juru bicara pertahanan sipil Gaza Mahmoud Bassal mengatakan kepada wartawan bahwa serangan tersebut “secara langsung menargetkan” dua lantai sekolah tersebut.
Serangan itu menghantam “lantai atas yang dihuni oleh wanita dan anak-anak dan lantai dasar yang digunakan untuk beribadah oleh para pengungsi,” katanya.
Perang Gaza dipicu oleh serangan Hamas pada tanggal 7 Oktober yang mengakibatkan kematian 1.198 orang, sebagian besar warga sipil, menurut penghitungan AFP berdasarkan angka resmi Israel.
Militan Palestina menyandera 251 orang, 111 di antaranya masih ditahan di Gaza, termasuk 39 orang yang menurut militer Israel telah terbunuh.
Kampanye militer balasan Israel di Gaza telah menewaskan sedikitnya 39.790 orang, menurut kementerian kesehatan di Gaza yang diperintah Hamas, yang tidak memberikan rincian kematian warga sipil dan militan.
!fungsi(f,b,e,v,n,t,s)
{jika(f.fbq)kembali;n=f.fbq=fungsi(){n.callMethod?
n.callMethod.apply(n,argumen):n.queue.push(argumen)};
jika(!f._fbq)f._fbq=n;n.dorong=n;n.dimuat=!0;n.versi='2.0′;
n.antrian=();t=b.createElement(e);t.async=!0;
t.src=v;s=b.getElementsDenganNamaTag(e)(0);
s.parentNode.insertBefore(t,s)}(jendela,dokumen,'skrip','
fbq('init', '966621336700630');
fbq('track', 'PageView');
Jaringan NewsRoom.id
Terkait
NewsRoom.id