NewsRoom.id – Anggaran untuk Ibu Kota Negara (IKN) tiba-tiba bertambah sekitar Rp1,9 triliun menjadi Rp42,5 triliun dari pagu yang disiapkan dalam APBN 2024.
Sebelumnya, berdasarkan laporan APBN KiTa Edisi Juli 2024, Pemerintah menetapkan anggaran pembangunan IKN sebesar Rp40,6 triliun.
IKLAN
GULIR UNTUK MELANJUTKAN KONTEN
Direktur Jenderal Anggaran Kementerian Keuangan Isa Rachmatarwata mengatakan, tambahan anggaran tersebut dibutuhkan untuk memenuhi kualitas pembangunan infrastruktur IKN. “Jadi ini terutama untuk memenuhi kualitas bangunan termasuk jalan tol.
“Oleh karena itu, dalam pelaksanaan di lapangan ditemukan beberapa titik yang memerlukan penguatan gedung dan jalan tol sehingga diperlukan penambahan anggaran,” kata Isa saat jumpa pers APBN KiTa Edisi Agustus di Jakarta, Rabu (14/8/2024).
Isa memaparkan, ada beberapa proyek infrastruktur yang tengah dikebut penyelesaiannya tahun ini, mulai dari perbaikan sarana sekolah hingga fasilitas pusat kesehatan di IKN.
Menurutnya, bangunan-bangunan tersebut perlu segera dirampungkan guna mendukung proses pemindahan Aparatur Sipil Negara (ASN) ke IKN.
“Upaya peningkatan kualitas juga terus dilakukan, baik peningkatan sarana dan prasarana sehingga kita bisa mengantisipasi kedatangan ASN tahun ini,” terangnya.
Berdasarkan data APBN KiTa, tahun ini pagu anggaran IKN terus meningkat.
Pada Februari, pemerintah menetapkan anggaran untuk IKN sebesar Rp39,3 triliun, kemudian pada Maret meningkat menjadi Rp39,6 triliun, April menjadi Rp39,8 triliun, dan Mei menjadi Rp40,6 triliun. Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati melaporkan realisasi anggaran pembangunan IKN hingga Juli 2024 telah mencapai Rp11,2 triliun.
Realisasinya sebesar 26,4 persen dari pagu anggaran yang ditetapkan Pemerintah sebesar Rp42,5 triliun untuk tahun 2024. “Jadi yang baru cair sepertinya Rp11,2 triliun untuk pagu 2024, nilainya Rp42,5 triliun.
“Tetapi bukan berarti belanjanya hanya Rp11,2 triliun saja, masih ada penyerapan dan ini biasanya mempercepat pencairan di Q3 atau kuartal terakhir (2024),” kata Sri Mulyani.
Ia mengatakan, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) sudah memiliki sekitar 108 kontrak pembangunan senilai Rp84,2 triliun, namun belum semua pembayaran terserap.
“Pak Bas (Menteri PUPR Basuki Hadimuljono) bilang ada 108 paket senilai Rp84,2 triliun. Sudah dikontrak.
“Nah, dikontrak bukan berarti uangnya sudah dibelanjakan karena mereka harus serahkan, baru kita bayar atau ada perjanjian kontrak per termin,” ujarnya. Dalam jumpa pers, Bendahara Negara itu mengatakan total alokasi anggaran untuk IKN 2022-2024 tercatat sebesar Rp75 triliun.
Realisasinya pada 2022 sebesar Rp5,5 triliun, kemudian meningkat signifikan menjadi Rp27 triliun pada 2023. Realisasi untuk klaster infrastruktur tercatat sebesar Rp9 triliun dari pagu Rp39,3 triliun, sedangkan untuk klaster noninfrastruktur tercatat sebesar Rp2,2 triliun dari pagu anggaran Rp3,3 triliun. (rpi)
NewsRoom.id









