OLEH: TONY ROSYID*
Apakah Anies Baswedan kandidat terbaik untuk gubernur Jakarta? Jawabannya tentu subjektif. Jika Anda pendukung Anies, Anda akan menjawab ya. Anda punya banyak data untuk menunjukkannya. Argumen Anda sangat meyakinkan. Setidaknya bagi mereka, pendukung Anies.
IKLAN
GULIR UNTUK MELANJUTKAN KONTEN
Namun, jika Anda adalah pendukung lawan Anies, maka jawaban Anda sudah pasti tidak. Anda tidak akan bisa menerima apa pun yang dikatakan orang tentang kehebatan Anies. Anda tidak akan mau melihat semua data terkait prestasi Anies. Namanya pun tidak disukai.
Namun, validasi pasti akan terjadi. Ini hanya masalah waktu. Seperti yang sering kita katakan: “biarkan sejarah berbicara”. Sekali lagi, sejarah tidak selalu bisa bersikap netral.
Baik pendukung maupun penentang Anies memiliki data dan argumen masing-masing. Subjektif!
Namun, apakah Anies merupakan calon gubernur Jakarta terkuat saat ini? Jawabannya ada di survei. Sudut pandangnya sama. Objektif dan tidak bisa diperdebatkan. Kalau pun ada perdebatan, itu perdebatan politik. Bagian dari strategi kontestasi. Namun, survei adalah data terkini. Anda tidak bisa menyangkalnya.
Semua lembaga survei, tanpa kecuali, merilis Anies sebagai calon gubernur Jakarta dengan elektabilitas tertinggi. Jauh melampaui nama-nama calon populer dan ternama.
Misalnya, Litbang Kompas merilis survei terbaru. Anies berada di posisi teratas, disusul Ahok, lalu Ridwan Kamil. Namun, Litbang Kompas tidak merilis angka elektabilitas Anies vs Ahok saat head to head. Mengapa? Ya, silakan tanya Kompas. Mungkin hasilnya terlalu berbeda. Di sini, ada kesan tidak adil.
Elektabilitas Anies di Jakarta relatif stabil. Mengapa? Karena pemilih Anies adalah orang-orang yang keras kepala. Pendukung dan pemilih yang militan. Itulah yang sebenarnya diperhitungkan oleh lawan Anies. Mungkin inilah yang membuat Ridwan Kamil dan Kaesang Pangarep berbelok ke kanan.
DPP PKS dan Nasdem telah menetapkan Anies sebagai Gubernur DKI Jakarta. DPW PKB dan DPD PDIP DKI Jakarta telah menyatakan dukungannya kepada Anies. Keduanya kini resmi menunggu surat dari DPP.
PAN mulai mempertimbangkan untuk mendukung Anies dalam pemilihan gubernur Jakarta. Apa artinya? Pandangan PAN terhadap Anies bisa jadi merupakan tanda bahwa partai-partai dalam Koalisi Indonesia Maju (KIM) di bawah Presiden Jokowi mulai mencair.
Kabarnya, Prabowo Subianto akan bersikap netral terhadap pemilihan gubernur Jakarta. Dengan sikap netralnya, Prabowo sebagai penguasa baru akan memberikan ruang demokrasi yang lebih adil.
Sikap netral Prabowo merupakan kabar baik bagi rakyat Indonesia terkait masa depan demokrasi yang bangkit kembali.
Dimulai dari arena pemilihan. Berbeda dengan pemilihan-pemilihan sebelumnya yang terkesan seram dan menakutkan, karena didominasi oleh berbagai pelanggaran dan ancaman.
Bagi Anda yang tidak menyimak dengan fokus dan serius, tentu saja Anda tidak setuju dengan pernyataan ini. Itu hak Anda untuk setuju atau tidak setuju.
Diharapkan dinamika dan tragedi pemilu segera berlalu seiring dengan pergantian presiden. Meski begitu, peristiwa dua pemilu terakhir tidak akan pernah lepas dari buku sejarah.
Demokrasi harus memberikan ruang yang lebih luas bagi setiap anak bangsa untuk berpartisipasi dalam kontestasi secara bebas. Tanpa intervensi dan intimidasi kekuasaan.
Biarkan lahir tokoh-tokoh yang dibutuhkan rakyat. Mereka menjadi kuat bukan karena dukungan kekuasaan, tetapi karena dukungan rakyat. Anies adalah salah satu tokoh yang kuat karena dukungan rakyat.
Diharapkan ke depannya akan muncul Anies-Anies baru yang lahir dari dukungan rakyat, bukan dari intervensi kekuasaan.
Mereka yang lahir dari dukungan rakyat umumnya karena faktor prestasi. Jika pemimpin yang terpilih adalah mereka yang berprestasi, bukankah ini akan memberikan optimisme bagi masa depan bangsa?
*(Penulis adalah pengamat politik dan pengamat nasional)
NewsRoom.id