Puluhan tahanan di Arab Saudi menghadapi hukuman mati karena pelanggaran narkoba, sementara kelompok hak asasi manusia memperingatkan akan adanya lonjakan eksekusi meskipun pihak berwenang berjanji menghentikan hukuman tersebut.
Organisasi Hak Asasi Manusia Eropa Saudi (ESOHR) mengatakan pada hari Kamis bahwa telah terjadi peningkatan tajam dalam penggunaan hukuman mati antara bulan Mei dan Agustus, dengan eksekusi mencapai 30 pada tanggal 22 Agustus.
IKLAN
GULIR UNTUK MELANJUTKAN KONTEN
Di Penjara Umum Tabuk saja, sedikitnya 50 orang menghadapi hukuman mati. Menurut ESOHR, 34 warga negara Mesir termasuk di antara mereka yang dijatuhi hukuman mati di penjara tersebut, bersama dengan warga negara asing lainnya, termasuk warga negara Yordania dan Suriah.
Dua warga negara Mesir, Walid al-Baqi dan Youssef Khudair, dieksekusi pada 13 Agustus atas tuduhan menyelundupkan marijuana dan amfetamin, kata kelompok hak asasi manusia.
ESOHR juga mendokumentasikan berbagai pelanggaran yang dialami oleh warga negara Mesir yang dijatuhi hukuman mati di penjara Tabuk, termasuk tidak adanya kedutaan besar Mesir di kerajaan tersebut, penolakan hak mereka atas pembelaan yang memadai, kegagalan menunjuk pengacara bagi mereka, dan kasus-kasus penyiksaan dan penganiayaan.
Buletin MEE terbaru: Jerusalem Dispatch
Daftar untuk mendapatkan wawasan dan analisis terbaru tentang
Israel-Palestina, dengan Turkey Unpacked dan buletin MEE lainnya
Arab Saudi menghentikan eksekusi atas pelanggaran narkoba antara tahun 2020 dan 2022. Namun, eksekusi dilanjutkan pada bulan Desember 2022, yang memicu protes dari para aktivis.
Kerajaan tersebut telah mengeksekusi ratusan orang dalam beberapa tahun terakhir karena berbagai pelanggaran, termasuk perbedaan pendapat politik.
Pada tahun 2023, laporan bersama oleh ESOHR dan Reprieve mengungkapkan bahwa tingkat eksekusi di Riyadh hampir dua kali lipat sejak Raja Salman dan putranya, Mohammed bin Salman, berkuasa pada tahun 2015. Antara tahun 2015 dan 2022, eksekusi melonjak sebesar 82 persen.
Pada bulan Februari tahun ini, tujuh warga Saudi terbunuh dalam eksekusi massal, jumlah tertinggi yang dieksekusi dalam satu hari sejak 81 orang terbunuh pada bulan Maret 2022.
Menurut Reprieve, warga negara asing, termasuk pekerja rumah tangga perempuan dan pelaku kejahatan narkoba, menjadi sasaran “secara tidak proporsional”.
Meskipun putra mahkota berjanji dalam wawancara tahun 2018 untuk meminimalkan eksekusi, Arab Saudi tetap menjadi salah satu algojo paling produktif di dunia.
Jaringan NewsRoom.id
Terkait
NewsRoom.id









