NewsRoom.id – Ketua DPW PKS DKI Jakarta, Khoirudin menanggapi beredarnya rekaman suara mantan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan perihal batas akhir perolehan dukungan dari partai lain pada 4 Agustus lalu. Khoirudin pun menegaskan, batas akhir 4 Agustus itu bukan soal Anies sepakat dengan calon wakil gubernur Sohibul Iman, melainkan keberhasilan Anies dalam memperoleh kepastian tambahan dukungan dari partai lain seperti Nasdem dan PKB.
IKLAN
GULIR UNTUK MELANJUTKAN KONTEN
“Karena sejak awal Pak Anies tentu memahami kalaupun PKS dengan 18 persen kursi DPRD menang di Pileg DKI Jakarta 2024, tidak mungkin bisa asal mencalonkan gubernur,” kata Khoirudin dalam rekaman suara yang beredar, dikutip Senin (12/8/2024).
Khoirudin menegaskan, sejak 20 Juni 2024, PKS telah menyampaikan keputusannya untuk mencalonkan Anies dan Sohibul di Pilgub DKI Jakarta. Kemudian, pada 25 Juni, PKS juga mengumumkan tidak bisa mencalonkan Anies dan Sohibul sendirian. Anies menyambut baik keputusan tersebut.
Ia menambahkan, Ketua Umum PKS Ahmad Syaikhu juga secara terbuka meminta Anies agar mendapatkan dukungan tambahan dari partai lain. Ia mengklaim, PKS dan Ketua Umum PKS juga secara terbuka memperjuangkan Anies dan Sohibul agar bisa maju di Pilgub DKI Jakarta.
“Agar bisa mendapatkan dukungan untuk maju sebagai calon gubernur dan wakil gubernur dengan cara mengajukan permohonan dukungan kepada pimpinan partai Nasdem, Perindo, PSI, PKB bahkan Gerindra,” ujarnya.
Lebih lanjut, hingga 4 Agustus, Anies masih belum mendapat kepastian dukungan tambahan dari partai lain. Sementara itu, pimpinan DPP Nasdem bahkan sudah membuat pernyataan terbuka bahwa mereka tidak akan meneruskan dukungannya kepada Anies.
“Itu fakta yang disampaikan dan juga diperoleh PKS. Sementara itu, saya, Khoirudin, sudah sampaikan langsung kepada Pak Anies, kalau tidak terima Pak Sohibul Iman, maka Pak Anies bisa pakai jas putih masuk sebagai kader PKS, jadi nanti sebagai calon gubernur dari PKS sehingga bisa mengambil calon wakil gubernur dari luar PKS,” ungkapnya.
Khoirudin melanjutkan, saat ditawari bergabung dengan PKS, Anies menolak karena ingin bersikap netral. Ia juga mengingatkan bahwa pada Pilkada DKI Jakarta 2017, PKS rela berkorban untuk tidak mencalonkan Mardani Ali Sera.
“Bahkan ketika Pak Sandiaga Uno mengundurkan diri dari jabatan Wakil Gubernur DKI Jakarta untuk menjadi calon wakil presiden dan menyatakan bahwa Wakil Gubernur Jakarta adalah jatah PKS dan ketika PKS tidak mendapatkan haknya, PKS tetap menjadi sahabat Pak Anies hingga Husnul Khotimah selesai menjadi Gubernur Jakarta. Dan bahkan mencalonkan beliau sebagai calon presiden di Pilpres 2024 bersama NasDem dan PKB,” ungkapnya.
Ia mengaku tidak menyangka akan terjadi bantahan antara PKS dan Anies di hadapan publik. Namun, publik sudah menerima rekaman suara Anies, sehingga PKS perlu memberikan pandangannya.
“Kami sependapat dengan Pak Anies bahwa perjuangan mewujudkan Jakarta sebagai kota maju dan warganya bahagia masih panjang dan perlu terus diperjuangkan oleh siapa pun yang menjadi pemimpin Jakarta,” kata Khoirudin.
Sebelumnya, mantan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan angkat bicara terkait tudingan PKS yang menyebut dirinya diberi tenggat waktu untuk menggalang dukungan bagi pencalonannya di Pilkada DKI 2024. Ia mengaku kaget dengan tudingan itu.
Partai Keadilan Sejahtera (PKS) mengisyaratkan akan mencoret nama Anies Baswedan untuk mendukungnya di Pemilihan Gubernur (Pilgub) DKI Jakarta 2024. Sebelumnya, PKS telah mengusung pasangan Anies-Sohibul Iman (AMAN) sebagai bakal calon gubernur dan wakil gubernur DKI Jakarta.
NewsRoom.id