Butuh 10 Tahun Untuk Meminta Maaf?

- Redaksi

Sabtu, 3 Agustus 2024

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

NewsRoom.id – Sejumlah pengamat menyoroti sikap Presiden Joko Widodo atau Jokowi yang menyampaikan permohonan maaf kepada seluruh rakyat Indonesia atas segala kesalahan dan kekhilafan dalam menjalankan amanahnya sebagai Presiden Republik Indonesia (RI). Permohonan maaf itu disampaikan Jokowi dalam pidatonya pada momen peringatan hari besar kebangsaan di Istana Merdeka, Jakarta, Kamis malam, 1 Agustus 2024.

IKLAN

GULIR UNTUK MELANJUTKAN KONTEN

“Dengan segala ketulusan dan kerendahan hati, perkenankanlah saya dan Guru Besar KH Ma'ruf Amin menyampaikan permohonan maaf yang sebesar-besarnya atas segala kesalahan dan kekhilafan selama ini,” kata Jokowi, seperti dikutip Antara, Kamis, 1 Agustus 2024.

Berikut pernyataan pengamat terkait permintaan maaf Jokowi.

1. Pakar sebut Jokowi minta maaf karena sadar banyak salah dan tak tepati janji

Pakar komunikasi politik Universitas Paramadina Hendri Satrio menilai alasan Presiden Jokowi meminta maaf karena menyadari banyak kesalahan dengan janji politiknya yang belum terpenuhi. Padahal, kata Hendri Satrio, ia gagal mewujudkan Ibu Kota Negara atau IKN yang sangat ambisius itu.

Pendiri Lembaga Survei KedaiKOPI itu mengatakan, Jokowi terkesan tersinggung dengan pemberitaan media massa yang mengulas 10 tahun kepemimpinannya. Padahal, Majalah Tempo membongkar 18 dosa dan 9 nawacita Jokowi yang belum terpenuhi.

“Ya mungkin 18 dosa Jokowi yang dimuat Tempo, mungkin beliau mau minta maaf soal itu,” kata Hensat, sapaan akrab Hendri Satrio, melalui pesan yang diterima Tempo, Jumat, 2 Agustus 2024.

2. Pengamat mempertanyakan ketulusan permintaan maaf Jokowi

Aktivis demokrasi, Gde Siriana, turut menyoroti permintaan maaf yang disampaikan Presiden Jokowi yang akan segera mengakhiri masa jabatannya pada Oktober mendatang. Permintaan maaf tersebut dinilai berbelit-belit, karena tidak sejalan dengan hasil survei kepuasan kerja pemerintahan Jokowi-Ma'ruf Amin yang meningkat menjelang masa pensiun.

“Karena tidak ada yang menyatakan kepuasan secara jelas. Menurut saya, ketulusan permintaan maaf ini perlu dipertanyakan,” kata Gde dalam keterangan tertulis yang diperoleh Tempo, Jumat, 2 Agustus 2024.

Permintaan maaf tersebut, lanjut Gde, juga terkesan hanya formalitas belaka. Sebab, tidak jelas apa tujuannya dan terkait kebijakan apa. Apalagi tidak disertai pernyataan penyesalan yang mendalam atas suatu tindakan dan kebijakan yang dilakukan.

“Contohnya, menyesal telah mendorong anaknya, Gibran, menjadi calon wakil presiden saat ia masih berkuasa. Ya, itu hanya formalitas,” kata Direktur Eksekutif Indonesia Future Studies atau INFUS itu.

Ketimbang menjadikan permintaan maaf itu sebagai momen mengakui dosanya, Gde menilai permintaan maaf yang disampaikan Presiden justru cenderung menunjukkan bahwa dirinya masih punya kekuasaan dan pengaruh politik yang besar di pemerintahan selanjutnya.

“Jadi kata maaf di akhir istilah ini sebenarnya bisa dimaknai sebagai keyakinan Jokowi untuk menjadi king maker dalam politik Indonesia esok,” ujarnya.

3. Pengamat meminta Jokowi menyebutkan kesalahan-kesalahan yang telah ia minta maaf.

Sementara itu, Direktur Lingkar Madani Indonesia Ray Rangkuti meminta Jokowi menyebutkan kebijakan apa yang salah sehingga ia mau meminta maaf. Menurut Rangkuti, Presiden perlu menyebutkan faktor-faktor yang membuatnya meminta maaf agar bisa diperbaiki di kemudian hari.

“Kalau Bapak negarawan, tolong sebutkan kesalahan-kesalahan apa saja yang diperbuat Pak Jokowi selama 10 tahun ini, agar bisa kita perbaiki,” kata Rangkuti kepada Kompas Petang di Kompas TV, Jumat, 2 Agustus 2024.

Bagi Rangkuti, permintaan maaf yang disampaikan Kepala Negara cukup mengejutkan. Mengingat para pendukungnya menilai kebijakan Jokowi selama ini sudah dianggap benar.

“Makanya saya heran, kok Pak Jokowi minta maaf, minta maaf untuk apa? Selama ini kan pendukungnya selalu menganggap beliau selalu benar, selalu di jalan yang benar, tidak ada yang salah, kenapa tiba-tiba minta maaf,” ungkapnya.

4. Pengamat pertanyakan kenapa Jokowi baru minta maaf di akhir masa jabatannya

Pengamat politik sekaligus Direktur Eksekutif Indonesia Political Opinion (IPO) Dedi Kurnia Syah pun menilai permintaan maaf Jokowi hanya sekadar formalitas. Dedi mengatakan, Jokowi baru meminta maaf setelah 10 tahun memimpin Indonesia. Padahal, banyak masalah yang membuat Jokowi menjadi pusat perhatian.

“Jokowi butuh 10 tahun untuk minta maaf? Dan itu dalam situasi yang nekat karena bisa jadi dia tidak akan membahas penambahan masa jabatan atau perpanjangan masa jabatan,” kata Dedi kepada awak media, Jumat, 2 Agustus 2024.

Oleh karena itu, ia menilai permintaan maaf Jokowi menjelang akhir masa jabatannya hanya sekadar formalitas. Mengingat, banyak hal yang telah dilakukan Jokowi dan sebagian besarnya, menurut Dedi, justru memberatkan masyarakat.

“Permintaan maaf itu tentu hanya formalitas. Contoh paling nyata adalah bagaimana penyediaan lapangan kerja nasional. Bahkan munculnya berbagai regulasi yang seolah tidak melalui proses legislasi yang benar,” kata Dedi.

5. Pengamat Sebut Jokowi Harus Minta Maaf

Menurut pengamat politik dari Citra Institute, Yusak Farhan, permintaan maaf dari Presiden Jokowi memang sudah tepat. Ia mengatakan, permintaan maaf dari Jokowi di akhir masa jabatannya merupakan sikap kesatria seorang pemimpin. Jokowi disebut-sebut telah mengakui kesalahannya.

“Memang Jokowi harusnya minta maaf karena banyak program yang belum tuntas selama 10 tahun menjabat presiden,” kata Yusak kepada wartawan, Jumat.

Menurut Yusak, permintaan maaf Jokowi tentu perlu diapresiasi oleh masyarakat. Sebab, katanya, permintaan maaf kepada masyarakat bisa menjadi tradisi politik yang baik di masa mendatang dalam budaya Indonesia.

“Jokowi dipilih dan diberi amanah oleh rakyat untuk memimpin. Saat masa jabatannya berakhir, Jokowi harus mengucapkan selamat tinggal kepada rakyat,” kata Yusak.

NewsRoom.id

Berita Terkait

Tabrakan Lubang Hitam Kembar Menawarkan Uji Paling Tepat dari Teori Einstein
Ilmuwan Menemukan Spesies Laba-laba Baru yang “Mengerikan” di California
Prabowo menjadi pendukung Jokowi dan relawannya
Pamali Jokowi-Gibran Kunjungi Istana Surakarta dan Boleh Mundur
Dokter “Khawatir” Karena Kebanyakan Orang Amerika Tidak Mengetahui Fakta Alkohol Ini
Apakah Anda Membuang-buang Uang untuk Tip? Studi Baru Meragukan Efektivitasnya
Kodam Iskandar Muda Percepat Pembangunan Irigasi Tersier di Aceh Timur
Sinyal Radio Kuno Bisa Mengungkap Apa Sebenarnya Materi Gelap

Berita Terkait

Senin, 3 November 2025 - 03:25 WIB

Tabrakan Lubang Hitam Kembar Menawarkan Uji Paling Tepat dari Teori Einstein

Senin, 3 November 2025 - 02:54 WIB

Ilmuwan Menemukan Spesies Laba-laba Baru yang “Mengerikan” di California

Senin, 3 November 2025 - 01:52 WIB

Prabowo menjadi pendukung Jokowi dan relawannya

Senin, 3 November 2025 - 00:19 WIB

Pamali Jokowi-Gibran Kunjungi Istana Surakarta dan Boleh Mundur

Minggu, 2 November 2025 - 23:48 WIB

Dokter “Khawatir” Karena Kebanyakan Orang Amerika Tidak Mengetahui Fakta Alkohol Ini

Minggu, 2 November 2025 - 22:46 WIB

Kodam Iskandar Muda Percepat Pembangunan Irigasi Tersier di Aceh Timur

Minggu, 2 November 2025 - 20:42 WIB

Sinyal Radio Kuno Bisa Mengungkap Apa Sebenarnya Materi Gelap

Minggu, 2 November 2025 - 20:11 WIB

Teleskop Webb Mengungkap Masa Kecil yang Penuh Kekacauan di Alam Semesta

Berita Terbaru

Headline

Prabowo menjadi pendukung Jokowi dan relawannya

Senin, 3 Nov 2025 - 01:52 WIB