Faisal Basri: Tol Laut Itu Istilah yang Salah

- Redaksi

Rabu, 28 Agustus 2024

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

NewsRoom.id -Pembangunan infrastruktur di masa pemerintahan Joko Widodo (Jokowi) yang dibiayai utang menjadi sorotan. Sejak memimpin negara pada tahun 2014, Jokowi sangat antusias membangun infrastruktur. Namun, pada kenyataannya, capaian pertumbuhan ekonomi tidak sebanding dengan intensitas infrastruktur yang dibangun.

Pengamat ekonomi Faisal Basri mengkritik pola pembangunan Jokowi yang akhirnya menjadi beban bagi pemerintahan berikutnya.

IKLAN

GULIR UNTUK MELANJUTKAN KONTEN

Faisal mengatakan, skema pembangunan yang dijalankan Jokowi justru tak kunjung meningkatkan indeks kinerja logistik nasional.

“Nggak semuanya bisa bebas pulsa, kayak gitu. Yang penting, apa yang kita bangun? Untuk menekan biaya logistik, untuk meningkatkan mobilitas. Malah di era Jokowi, (8:20) infrastruktur dibangun, indeks kinerja logistik kita turun dari 40-an ke 60-an. Sekarang sudah keren. Saya tidak anti infrastruktur, karena infrastruktur kita memang kurang,” kata Faisal seperti dikutip RMOL dari kanal Youtube INDEF, Rabu (28/8).

“Tapi jangan tiru China, jangan tiru Amerika, jangan tiru Eropa, mereka negara kontinental. Infrastruktur yang dibutuhkan berbeda dengan negara maritim, negara kepulauan dengan 17.500 pulau. Yang seharusnya menjadi andalan adalah transportasi laut. Tapi kalau diperhatikan, presentase transportasi laut terhadap PDB di era Jokowi justru menurun,” imbuhnya.

Jadi, lanjutnya, visi Jokowi membangun poros maritim dunia dan tol laut pada 2014 hanya sekadar slogan.

“Jadi jargonnya tol laut saja. Tol laut itu hanya istilah yang menyesatkan. Di laut itu jalan tol semua, bebas hambatan, tidak ada polisi tidur, tidak ada portal, tidak ada apa-apa. Jadi, mentalitasnya masih darat. Kalau kita lihat misalnya, disparitas harga antardaerah di Indonesia itu tergolong (masih) sangat tinggi,” jelasnya.

Ia mencontohkan Malaysia yang memiliki Semenanjung Malaya dan daratan utama di Pulau Kalimantan. Kesenjangan harga sangat rendah, karena infrastrukturnya disesuaikan dengan kebutuhan kawasan.

“Malaysia punya Sabah, Sarawak, dan semenanjung, harganya hampir sama, karena sistem transportasinya bagus,” katanya.

NewsRoom.id

Berita Terkait

Jadi Brookfield Telah Mencampuradukkannya Di Berlin
Atap Putih Menjadi Salah: Strategi Adaptasi Iklim yang Sederhana Bisa Menjadi Bumerang
Energi Gelap Mungkin Berkembang, Mengubah Pandangan Kita terhadap Alam Semesta
Amazon Menawarkan Potongan Harga Besar untuk Philips Hue Smart Light Bulbs untuk Black Friday (Diskon 40%)
Pembeli Menghabiskan Lebih dari $6 Miliar Secara Online Pada Hari Thanksgiving, Saat Cyber ​​​​Week Dimulai
Bagaimana Sistem Lalu Lintas Otak Anda Mendukung Pikiran dan Memori
Komputasi Kuantum Generasi Berikutnya: Perpaduan Atom dan Inovasi Fotonik
Tak Ada Ampun Untuk Apple, Amazon Patahkan Harga MacBook Air 2024 Untuk Black Friday

Berita Terkait

Sabtu, 30 November 2024 - 10:16 WIB

Jadi Brookfield Telah Mencampuradukkannya Di Berlin

Sabtu, 30 November 2024 - 09:45 WIB

Atap Putih Menjadi Salah: Strategi Adaptasi Iklim yang Sederhana Bisa Menjadi Bumerang

Sabtu, 30 November 2024 - 08:43 WIB

Energi Gelap Mungkin Berkembang, Mengubah Pandangan Kita terhadap Alam Semesta

Sabtu, 30 November 2024 - 06:39 WIB

Amazon Menawarkan Potongan Harga Besar untuk Philips Hue Smart Light Bulbs untuk Black Friday (Diskon 40%)

Sabtu, 30 November 2024 - 04:35 WIB

Pembeli Menghabiskan Lebih dari $6 Miliar Secara Online Pada Hari Thanksgiving, Saat Cyber ​​​​Week Dimulai

Sabtu, 30 November 2024 - 02:31 WIB

Komputasi Kuantum Generasi Berikutnya: Perpaduan Atom dan Inovasi Fotonik

Sabtu, 30 November 2024 - 00:25 WIB

Tak Ada Ampun Untuk Apple, Amazon Patahkan Harga MacBook Air 2024 Untuk Black Friday

Jumat, 29 November 2024 - 22:20 WIB

Mengapa Kenyamanan dan Kesenangan Mendefinisikan Interior Musim Natal Ini

Berita Terbaru

Headline

Jadi Brookfield Telah Mencampuradukkannya Di Berlin

Sabtu, 30 Nov 2024 - 10:16 WIB