NewsRoom.id Langkah Pelaksana Tugas Gubernur DKI Jakarta, Heru Budi Hartono, membangun pulau sampah guna mengatasi permasalahan di Jakarta dan sekitarnya menuai kritik.
Direktur Eksekutif Pusat Kajian Ketahanan Energi (KESDM) Ali Ahmudi Achyak menilai ketimbang membangun pulau sampah, Heru lebih tepat menggunakan teknologi insinerator atau pembakaran menyeluruh dan cepat.
IKLAN
GULIR UNTUK MELANJUTKAN KONTEN
Seperti di kota-kota besar di dunia, termasuk Jepang, Singapura, dan sejumlah negara maju lainnya.
Apalagi dengan volume sampah yang sangat besar, yakni mencapai sekitar 8.000 ton per hari, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta perlu mengatasi peningkatan volume sampah tersebut dengan…
“Dengan teknologi insinerator yang kini semakin maju dan tergolong lebih ramah lingkungan, sampah terurai dan terolah secara menyeluruh, bahkan dapat dikonversi menjadi energi listrik,” kata Ali dalam keterangan resmi, Minggu (25/8).
Selain penggunaan insinerator, Ali juga mengatakan langkah membangun fasilitas pengolahan sampah dengan metode Refused-Derived Fuel (RDF) di Bantargebang, Kota Bandung, Jawa Barat dan di Rorotan, Jakarta Utara dinilai kurang tepat untuk kota sebesar Jakarta.
“Instalasi RDF hanya cocok untuk kota-kota kecil dengan volume sampah terbatas, karena RDF hanya mampu mengolah 30 persen sampah, sisanya menjadi residu yang harus diolah kembali,” terang Doktor Universitas Indonesia (UI) yang menulis disertasi dan publikasi tentang teknologi pengolahan sampah menjadi energi tersebut.
Pasalnya, berdasarkan data capaian kinerja pengelolaan sampah pada SIPN Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), timbulan sampah di DKI Jakarta dalam dua tahun terakhir terus meningkat, sementara jumlah sampah yang ditangani mengalami penurunan.
Mengutip data SIPN, sepanjang 2023, timbulan sampah di DKI Jakarta meningkat menjadi 3,14 juta ton, dari 3,11 juta ton pada 2022. Sementara itu, jumlah sampah yang dikelola menurun dari 2,29 juta ton menjadi 2,27 juta ton pada 2023.
Seperti diketahui sebelumnya, Heru Budi Hartono mengatakan pulau sampah yang rencananya dibangun pihaknya di Kepulauan Seribu dapat menampung sampah dari wilayah Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekas (Bodetabek).
“Tempat yang saya punya ide kemarin itu bukan hanya untuk Jakarta lho. Bisa untuk wilayah Jakarta, bisa untuk wilayah Jakarta, bisa untuk wilayah Jakarta, bisa untuk wilayah Tangerang, bisa untuk wilayah Bogor mungkin, supaya kita bisa menjaga lingkungan di wilayah seperti Bogor. Karena DKI butuh keberlanjutan lingkungan untuk kebutuhan air bersih,” kata Heru di kawasan Monas, Jakarta Pusat, Jumat (17/5).
NewsRoom.id