NewsRoom.id – Amerika Serikat (AS) menyediakan radar penembus tanah kepada sekutunya, Israel, untuk membantu pencarian Yahya Sinwar, kepala biro politik Hamas, yang diyakini berada di sebuah terowongan di Jalur Gaza.
Yahya Sinwar merupakan orang yang paling dicari oleh Israel, terutama setelah operasi Hamas pada 7 Oktober 2023 dan pengangkatannya sebagai Kepala Biro Politik Hamas, menggantikan Ismail Haniyeh yang diduga dibunuh oleh Israel di Teheran, Iran, pada 31 Juli.
IKLAN
GULIR UNTUK MELANJUTKAN KONTEN
“Keberhasilannya (Yahya Sinwar) dalam menghindari penangkapan atau kematian menghilangkan kemampuan Israel untuk mengklaim bahwa mereka memenangkan perang dan membasmi Hamas,” The New York Times melaporkan.
Keberadaan Yahya Sinwar masih menjadi misteri dan Israel kesulitan menemukannya di terowongan.
“Yahya Sinwar menjadi seperti hantu, dia tidak pernah muncul di depan publik, jarang mengirim pesan kepada pengikutnya, dan hanya memberikan sedikit petunjuk tentang keberadaannya,” lanjutnya.
Para pejabat AS dan Israel meyakini Yahya Sinwar telah lama meninggalkan komunikasi elektronik dan sejauh ini menghindari jaringan intelijen yang canggih.
Ia diyakini tetap berhubungan dengan anggota Hamas melalui jaringan utusan manusia.
Satgas TMMD Batang dan Warga Antar Material Pembangunan Jalan Penghubung Desa
Bagaimana sistem ini bekerja masih menjadi misteri, seperti dilansir Sky News.
Wawancara New York Times dengan lebih dari dua lusin pejabat Israel dan AS mengungkapkan kedua negara mencurahkan sumber daya yang sangat besar untuk mencoba menemukan Yahya Sinwar.
“Para pejabat membentuk unit khusus di dalam markas besar Badan Keamanan Dalam Negeri Israel (Shin Bet), dan badan mata-mata AS ditugaskan untuk menyadap komunikasi Yahya Sinwar. Washington juga memberi Israel radar penembus tanah untuk membantu melacaknya dan para pemimpin Hamas lainnya,” katanya.
Para pejabat mencatat bahwa Yahya Sinwar biasanya menanggapi pesan dalam beberapa hari, tetapi butuh waktu lebih lama untuk mendapat balasan darinya dalam beberapa bulan terakhir.
Januari lalu, pejabat Israel dan AS yakin mereka memiliki kesempatan langka untuk memburu Yahya Sinwar.
Saat itu, pasukan Israel menyerbu kompleks terowongan di Jalur Gaza selatan berdasarkan informasi intelijen yang menunjukkan Yahya Sinwar bersembunyi di sana.
Kemudian, Israel mengklaim bahwa Yahya Sinwar benar-benar ada di sana, tetapi ia meninggalkan terowongan di bawah Khan Yunis beberapa hari yang lalu, setelah itu operasi perburuan tersebut berlanjut hingga hari ini.
Jumlah Korban di Jalur Gaza
Saat ini Israel masih melancarkan agresinya di Jalur Gaza, jumlah korban tewas warga Palestina bertambah hingga lebih dari 40.405 orang dan 93.356 lainnya luka-luka sejak Sabtu (7/10/2023) hingga Senin (26/8/2024), begitu pula 1.147 korban tewas di wilayah Israel, dikutip dari Al Jazeera.
Sebelumnya, Israel mulai membombardir Jalur Gaza setelah gerakan perlawanan Palestina, Hamas, melancarkan Operasi Banjir Al-Aqsa pada Sabtu (10/7/2023) untuk melawan pendudukan dan kekerasan Israel di Al-Aqsa sejak 1948.
Israel memperkirakan ada sekitar 120 sandera, hidup atau mati, yang masih ditahan oleh Hamas di Jalur Gaza, menyusul pertukaran 105 sandera dengan 240 tahanan Palestina pada akhir November 2023.
NewsRoom.id