Jangan Manfaatkan Relasi Historis PBNU-PKB untuk Perebutan Kekuasaan

- Redaksi

Rabu, 14 Agustus 2024

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

NewsRoom.id -Hubungan historis antara Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) dan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) jangan sampai dijadikan alat kepentingan pribadi, apalagi dalam upaya meraih kekuasaan.

Hal itu disampaikan Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar alias Cak Imin menanggapi hubungan kedua lembaga yang kian memanas. Cak Imin sejatinya tak mempermasalahkan jika PBNU ingin memanggilnya.

IKLAN

GULIR UNTUK MELANJUTKAN KONTEN

“Sebenarnya bersosialisasi tidak masalah, minum kopi bersama juga baik, asalkan dilakukan dengan niat dan akhlak yang baik. Namun sejak awal sudah tidak sopan dan tidak mencerminkan akhlak seorang Kiai, maka harus kita tolak,” kata Cak Imin melalui akun resminya X, dikutip Rabu (14/8).

Sebagai warga NU dan bagian dari Syuriyah, salah satu cabangnya, Wakil Ketua DPR RI Bidang Koordinasi dan Pemberdayaan Masyarakat ini mengaku miris dengan perilaku oknum yang mengatasnamakan lembaga dan mencatut nama Kiai demi keuntungan pribadi.

“Ambisi dan nafsu berkuasa telah meninggalkan kita dengan karakter yang seharusnya kita miliki,” kata Cak Imin dengan prihatin.

Ia menegaskan, secara kelembagaan, PBNU dan PKB tidak memiliki hubungan struktural yang bisa dijadikan dasar untuk saling mengontrol.

“Jangan manfaatkan hubungan historis dan aspiratif untuk menguasai PKB. Na'udzubillah,” pungkasnya.

Ketegangan antara PBNU dan PKB kembali mencuat menyusul rencana PBNU mengambil alih partai yang dipimpin Muhaimin Iskandar itu. PBNU menganggap dirinya sebagai pemilik sah PKB.

Untuk memuluskan rencana itu, PBNU membentuk tim beranggotakan lima orang atau panitia khusus (pansus) untuk mengembalikan PKB ke NU.

NewsRoom.id

Berita Terkait

Bukti Nyata dari Koramil 427-05/Banjit-Kodim 0427/Way Kanan: Bersama Masyarakat Melaksanakan Bakti Sosial Memperbaiki Rumah Warga Kurang Mampu
Setelah Lebih dari 100 Tahun, Para Ilmuwan Akhirnya Mendekati Asal Usul Sinar Kosmik
Ilmuwan Mengembangkan Cara yang Lebih Efisien Untuk Mengekstraksi Unsur Tanah Langka Di Tengah Ketegangan Perdagangan Global
Tersandung isu gelar doktor palsu, Arsul Sani dituntut mundur dari Mahkamah Konstitusi
Apakah Perekonomian Konsumen Sedang Menuju Badai Sempurna?
Ilmuwan Bingung dengan Daerah Aneh Pembentuk Bintang di Pusat Bima Sakti
Dari Plastik ke Air Murni: Ilmuwan Mengubah Sampah Menjadi Katalis Super
Laporan Narvar Menemukan Dua Pertiga Pembeli Merasa Stres Setelah Melakukan Pembelian

Berita Terkait

Kamis, 13 November 2025 - 21:52 WIB

Bukti Nyata dari Koramil 427-05/Banjit-Kodim 0427/Way Kanan: Bersama Masyarakat Melaksanakan Bakti Sosial Memperbaiki Rumah Warga Kurang Mampu

Kamis, 13 November 2025 - 20:50 WIB

Setelah Lebih dari 100 Tahun, Para Ilmuwan Akhirnya Mendekati Asal Usul Sinar Kosmik

Kamis, 13 November 2025 - 20:19 WIB

Ilmuwan Mengembangkan Cara yang Lebih Efisien Untuk Mengekstraksi Unsur Tanah Langka Di Tengah Ketegangan Perdagangan Global

Kamis, 13 November 2025 - 19:17 WIB

Tersandung isu gelar doktor palsu, Arsul Sani dituntut mundur dari Mahkamah Konstitusi

Kamis, 13 November 2025 - 17:44 WIB

Apakah Perekonomian Konsumen Sedang Menuju Badai Sempurna?

Kamis, 13 November 2025 - 16:43 WIB

Dari Plastik ke Air Murni: Ilmuwan Mengubah Sampah Menjadi Katalis Super

Kamis, 13 November 2025 - 13:38 WIB

Laporan Narvar Menemukan Dua Pertiga Pembeli Merasa Stres Setelah Melakukan Pembelian

Kamis, 13 November 2025 - 13:07 WIB

Kebiasaan Sehari-hari yang Mudah Ini Dapat Menjauhkan Penyakit Alzheimer Selama Bertahun-Tahun

Berita Terbaru

Headline

Apakah Perekonomian Konsumen Sedang Menuju Badai Sempurna?

Kamis, 13 Nov 2025 - 17:44 WIB