Jokowi Pinokio Jawa – RakyatPos

- Redaksi

Senin, 12 Agustus 2024

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

NewsRoom.id – Meski tak menyebut nama Jokowi secara gamblang, makna tersirat dari tulisan pakar keberagaman Dr. Sukidi di kolom Majalah Tempo memang ditujukan kepada Jokowi. Ia menyebut Jokowi sebagai Pinokio Jawa.

IKLAN

GULIR UNTUK MELANJUTKAN KONTEN

“Beliau mengawali karier sebagai tukang kayu, lalu berakhir sebagai tiran populis. Beliau mempraktikkan kebohongan politik melalui penampilan pribadi Jawa yang santun dan berorientasi pada rakyat,” tulis doktor lulusan Universitas Harvard itu seperti dikutip RMOL, Senin (12/8).

Mayoritas masyarakat, kata Sukidi, tertipu dengan kebohongan Pinokio Jawa yang disampaikan dengan karikatur kesantunan dan kebaikan politik.

Dengan berbohong dalam politik nyata, kata putra seorang petani asal Sragen, Jawa Tengah, Pinokio Jawa menjungkirbalikkan tatanan moral yang dianut sebagai konsensus bersama dalam kehidupan republik. Batas-batas moral yang ketat antara baik dan buruk, benar dan salah, publik dan privat, dijungkirbalikkan.

Di penghujung masa pemerintahannya, kata Sukidi, Pinokio Jawa mewarisi budaya kebohongan dalam berpolitik tanpa rasa bersalah sedikit pun. Kebohongan demi kebohongan dalam berpolitik ia praktikkan sebagai strategi permainan kotor untuk mempertahankan kekuasaan.

“Realpolitik yang dipraktikkan dan dijadikan rutinitas selama ini lewat politik kebohongan telah menempatkan Pinokio Jawa sebagai ikon pembohong terbesar,” tulis Sukidi lagi.

“Pinokio dari Jawa menjadikan kebohongan politik sebagai bagian utama karakternya,” tambahnya.

Pinokio Jawa, imbuhnya, memimpin republik bukan dengan kebajikan publik, tetapi dengan kebohongan, korupsi, nepotisme, dan berbagai praktik jahat lainnya. Praktik-praktik yang sudah menjadi hal lumrah ini diterima secara luas sebagai hal lumrah tanpa rasa malu selamanya.

“Saya prihatin melihat sebagian besar masyarakat, khususnya kaum intelektual dan ulama yang terbuai fatamorgana duniawi, menerima banalitas kebohongan, nepotisme, dan otoritarianisme ala Pinokio Jawa sebagai adat dan kenormalan dalam berpolitik,” tulis Sukidi dalam kolom Tempo, 11 Agustus 2024.

NewsRoom.id

Berita Terkait

Apakah Perekonomian Konsumen Sedang Menuju Badai Sempurna?
Ilmuwan Bingung dengan Daerah Aneh Pembentuk Bintang di Pusat Bima Sakti
Dari Plastik ke Air Murni: Ilmuwan Mengubah Sampah Menjadi Katalis Super
Laporan Narvar Menemukan Dua Pertiga Pembeli Merasa Stres Setelah Melakukan Pembelian
Kebiasaan Sehari-hari yang Mudah Ini Dapat Menjauhkan Penyakit Alzheimer Selama Bertahun-Tahun
Ilmuwan Menemukan Diet Pembakar Lemak Seperti Paparan Dingin, Menghasilkan Penurunan Berat Badan Secara Signifikan
Prabowo Tandatangani Rehabilitasi Dua Guru Luwu Utara
Ini memanas! Keluarga Keraton Solo Patah Hati Jelang Penobatan Pakubuwono XIV, Putra Mahkota Vs Putra Sulung

Berita Terkait

Kamis, 13 November 2025 - 17:44 WIB

Apakah Perekonomian Konsumen Sedang Menuju Badai Sempurna?

Kamis, 13 November 2025 - 17:13 WIB

Ilmuwan Bingung dengan Daerah Aneh Pembentuk Bintang di Pusat Bima Sakti

Kamis, 13 November 2025 - 16:43 WIB

Dari Plastik ke Air Murni: Ilmuwan Mengubah Sampah Menjadi Katalis Super

Kamis, 13 November 2025 - 13:38 WIB

Laporan Narvar Menemukan Dua Pertiga Pembeli Merasa Stres Setelah Melakukan Pembelian

Kamis, 13 November 2025 - 13:07 WIB

Kebiasaan Sehari-hari yang Mudah Ini Dapat Menjauhkan Penyakit Alzheimer Selama Bertahun-Tahun

Kamis, 13 November 2025 - 12:05 WIB

Prabowo Tandatangani Rehabilitasi Dua Guru Luwu Utara

Kamis, 13 November 2025 - 11:34 WIB

Ini memanas! Keluarga Keraton Solo Patah Hati Jelang Penobatan Pakubuwono XIV, Putra Mahkota Vs Putra Sulung

Kamis, 13 November 2025 - 09:30 WIB

Malbon Memperluas Jejak Ritelnya Dengan Toko Baru di Los Angeles

Berita Terbaru

Headline

Apakah Perekonomian Konsumen Sedang Menuju Badai Sempurna?

Kamis, 13 Nov 2025 - 17:44 WIB