NewsRoom.id – Kehadiran Paus Fransiskus di Indonesia memiliki arti khusus bagi Uskup Agung Jakarta, Ignatius Kardinal Suharyo Hardjoatmodjo.
Kardinal Suharyo menafsirkan kehadiran Paus Fransiskus di Indonesia sebagai kerinduan seorang ayah kepada anaknya.
IKLAN
GULIR UNTUK MELANJUTKAN KONTEN
“Seperti halnya seorang anak yang mengharapkan kehadiran seorang ayah, demikian pula umat Katolik di Indonesia mengharapkan kehadiran pemimpin mereka. Sesederhana itu,” kata Kardinal Suharyo di Menteng, Jakarta Pusat, Rabu (28/8).
Selain itu, kata Kardinal Suharyo, kunjungan Paus juga menjaga hubungan baik antara Indonesia dan Vatikan yang selama ini telah terjalin.
Selain itu, secara simbolis, Indonesia dikenal sebagai negara yang memiliki nilai-nilai toleransi yang tinggi. Hal ini tercermin secara simbolis dari letak Gereja Kenaikan Isa Almasih Paroki Katedral yang bersebelahan dengan Masjid Istiqlal.
“Jadi kedatangan Paus ke Indonesia bertujuan untuk mempererat hubungan baik kedua negara,” kata Kardinal Suharyo yang juga mantan Uskup Agung Semarang.
Kardinal Suharyo menilai Paus Fransiskus sangat memahami nilai-nilai toleransi yang ada di Indonesia.
“Vatikan secara khusus ingin belajar banyak tentang Islam di Indonesia,” kata Kardinal Suharyo.
Karena Islam di Indonesia, kata Kardinal Suharyo, berbeda dengan Islam di Pakistan atau Timur Tengah.
“Hal ini menarik bagi saudara-saudara kita di Eropa, khususnya bagi Vatikan,” lanjut Kardinal Suharyo.
Paus Fransiskus akan mengunjungi Indonesia mulai 3 September 2024 hingga 6 September 2024.
Menurut jadwal, Paus akan melakukan kunjungan kehormatan kepada Presiden Republik Indonesia, pemerintah, masyarakat sipil, korps diplomatik, atau duta besar.
Kemudian diadakan pertemuan-pertemuan tertutup dengan anggota Serikat Jesuit (Jesuit Indonesia), pertemuan dengan para uskup, pastor, diakon, biarawan/biarawati, seminaris, dan katekis.
Selanjutnya melanjutkan dialog lintas agama di Masjid Istiqlal dan memimpin Misa Kudus di Stadion Utama Gelora Bung Karno (GBK).
NewsRoom.id