OLEH: ACHMAD NUR HIDAYAT
Sistem politik Indonesia saat ini sangat dipengaruhi oleh kepentingan investor besar yang tidak selalu sejalan dengan aspirasi rakyat.
IKLAN
GULIR UNTUK MELANJUTKAN KONTEN
Anies Baswedan yang dikenal pro-rakyat menghadapi tantangan besar dalam lingkungan politik yang didominasi kaum oligarki. Kebijakan Anies yang menolak proyek-proyek yang merugikan kepentingan publik, seperti reklamasi di Jakarta, telah membuatnya tidak populer di kalangan kelompok kapitalis besar.
Partai politik sering kali mengutamakan kepentingan jangka pendek dan keuntungan finansial daripada mendukung kandidat yang berintegritas.
Anies tidak memiliki mesin politik yang kuat untuk melawan pengaruh pemodal besar yang menguasai proses politik. Apalagi, kekuatan pemodal ditengarai turut berperan aktif dalam mengganjal langkah Anies untuk maju dalam kontestasi Pilpres 2024.
Anies tidak mendapat dukungan penuh dari partai politik besar, yang lebih suka mengajukan calon dari dalam partainya sendiri. Ruang gerak Anies semakin dibatasi oleh pengaruh oligarki politik, meskipun ia memiliki dukungan publik yang kuat.
Di sisi lain, keberhasilan Anies sebagai Gubernur DKI Jakarta belum cukup untuk mengatasi kekuatan finansial yang mendominasi politik nasional. Investor besar cenderung mendukung kandidat yang dianggap lebih mudah dikendalikan atau lebih menguntungkan bagi bisnisnya.
Anies, dianggap sebagai ancaman oleh oligarki politik karena pendiriannya yang tegas dalam memperjuangkan kepentingan rakyat. Politik Indonesia masih sangat bergantung pada “uang” sebagai alat untuk mendapatkan dukungan dan suara, yang tidak selalu dimiliki oleh kandidat seperti Anies.
Strategi politik oligarki melibatkan permainan kekuasaan yang tidak adil seperti mengintimidasi entitas partai politik yang ingin mendukung Anies Baswedan dan ini tidak sepenuhnya diantisipasi oleh Anies dan timnya.
Oligarki politik menggunakan berbagai cara untuk menyingkirkan kandidat yang tidak setuju dengan mereka, termasuk melalui tekanan dan lobi partai politik.
Minimnya dukungan partai politik membuat Anies sulit maju sebagai calon dan kesempatan maju secara independen pun tertutup. Anies belum sepenuhnya siap menghadapi strategi politik licik yang digunakan oligarki untuk menghadangnya.
Anies juga tidak rela mengorbankan prinsip dan visinya demi meraih dukungan kelompok investor.
Politik Indonesia saat ini masih sangat korup, dengan investor besar memegang kekuasaan untuk menentukan siapa yang akan berkuasa. Anies tetap konsisten dengan prinsip dan visinya, meskipun ini berarti ia harus kehilangan dukungan dari partai politik besar.
Meski Anies mendapat dukungan dari masyarakat luas, dukungan itu belum cukup untuk mengatasi kekuatan finansial dan politik oligarki. Anies beserta timnya belum siap menghadapi kerasnya realitas politik dan intrik oligarki.
Para oligarki politik lebih menyukai kandidat yang dapat mereka kendalikan dan yang tidak akan mencampuri kepentingan bisnis mereka. Sementara itu, Anies tidak memiliki kekuatan finansial yang cukup untuk melawan pengaruh investor besar dalam proses politik.
Oligarki politik menggunakan berbagai cara untuk memastikan kandidat pro-rakyat seperti Anies tidak mempunyai peluang menang.
Pengalaman ini menguji ketangguhan Anies sebagai seorang pemimpin, dan dapat membentuknya menjadi sosok yang lebih tangguh dan dewasa dalam menghadapi tantangan politik di masa mendatang.
(Penulis adalah Pakar Kebijakan Publik di UPN Veteran Jakarta)
NewsRoom.id