NewsRoom.id – Ketidakhadiran Presiden Palestina Mahmoud Abbas di pemakaman Kepala Biro Politik Hamas, Ismail Haniyeh, menuai kritik dari banyak pihak.
IKLAN
GULIR UNTUK MELANJUTKAN KONTEN
Mengutip Pemantau Timur Tengah Pada Minggu (4/7), sejumlah aktivis menyampaikan kekecewaannya terhadap Abbas yang tidak menghadiri upacara pemakaman Haniyeh di Doha, Qatar, Jumat (2/7) lalu.
Sikap ini dianggap tidak pantas karena Abbas sebelumnya pernah menghadiri pemakaman mantan presiden Israel dan pemenang Hadiah Nobel Perdamaian Shimon Peres pada tahun 2016.
“Para aktivis mengecam ketidakhadiran Abbas di pemakaman Haniyeh setelah ia menghadiri pemakaman mantan Presiden Israel Shimon Peres,” kata laporan itu.
Kantor berita Palestina Wafa melaporkan bahwa Abbas mengirim Wakil Ketua Gerakan Fatah Mahmoud Al-Aloul dan Sekretaris Komite Sentral Jibril Rajoub ke Doha untuk menghadiri pemakaman Haniyeh.
Upacara pemakaman Haniyeh diadakan setelah salat Jumat di Masjid Muhammad Bin Abdul Wahhab, masjid terbesar di Qatar. Ia kemudian dimakamkan di Pemakaman Imam Pendiri di Lusail.
Khalil Al-Hayya, anggota biro politik Hamas, memimpin ribuan jamaah dalam salat jenazah untuk Haniyeh dan pengawalnya, yang dihadiri oleh ribuan orang.
Jenazah Haniyeh juga dimakamkan di Iran dan dipimpin langsung oleh pemimpin tertinggi Ayatollah Ali Khamenei pada Kamis (1/8).
Haniyeh sedang mengunjungi Teheran untuk pelantikan presiden baru Iran dan menginap di sebuah wisma di utara, tempat ia dibunuh pada hari Rabu (31/7).
Pejabat Iran dan Hamas menuduh Israel bertanggung jawab atas pembunuhan tersebut. Namun Israel tetap bungkam.
Laporan Telegrap mengatakan Haniyeh terbunuh oleh bom yang ditanam dan disembunyikan di kediamannya selama dua bulan terakhir.
Badan intelijen Israel, Mossad, diduga menyewa agen keamanan Iran untuk menanam bahan peledak di tiga ruangan terpisah di gedung tersebut.
NewsRoom.id








